Takabur Artinya Sombong, Ketahui Ciri-Ciri dan Bahayanya dalam Islam

2 months ago 27

Liputan6.com, Jakarta Takabur adalah salah satu sifat tercela yang harus dihindari dalam Islam. Takabur artinya merasa diri lebih hebat dan meremehkan orang lain, bahkan hingga menolak kebenaran.

Sifat ini sangat berbahaya karena dapat mengeraskan hati dan menjauhkan seseorang dari petunjuk Allah. Takabur artinya kesombongan yang dapat merusak hubungan dengan sesama dan dengan Tuhan.

Sebagai Muslim, kita harus berhati-hati. Takabur artinya bukan hanya ucapan, tapi juga bisa tampak dalam sikap dan cara memandang orang lain. Rendah hati adalah kunci keselamatan.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang takabur artinya beserta ciri-cirinya, Selasa (8/7/2025).

Ciri-Ciri Orang yang Takabur

Jangan juga enggan berzikir dengan alasan hati kita tidak hadir bersama Allah

Sifat takabur merupakan salah satu penyakit hati yang sangat dibenci dalam Islam. Takabur artinya merasa diri lebih unggul, lebih mulia, dan lebih hebat dari orang lain, baik dalam hal kekayaan, ilmu, ibadah, maupun status sosial.

Orang yang memiliki sifat ini biasanya menunjukkan tanda-tanda tertentu yang bisa dikenali dari sikap, ucapan, dan perilakunya. Mengenali ciri-ciri tersebut sangat penting sebagai upaya introspeksi diri dan perbaikan akhlak.

Mengutip buku berjudul 3 Golongan Musuh Allah Pada Hari Kiamat oleh Rizem Aizid, sifat sombong ini merupakan suatu sifat yang sangat tercela dan berbahaya. Allah SWT juga sangat membenci orang yang memiliki sifat ini, sehingga tidak mengherankan bila mereka termasuk orang-orang yang dimusuhi Allah SWT.

Berikut adalah beberapa ciri umum dari orang yang bersifat takabur:

1. Suka Memuji dan Membanggakan Diri Sendiri

Mereka sering menonjolkan kelebihan, pencapaian, atau harta yang dimiliki, baik secara langsung maupun tersirat, dengan harapan mendapat pujian dan pengakuan dari orang lain.

2. Meremehkan dan Merendahkan Orang Lain

Seseorang yang takabur cenderung memandang rendah orang lain, baik karena status sosial, tingkat pendidikan, atau penampilan. Ia merasa lebih layak dihormati dan tidak segan meremehkan orang yang menurutnya di bawah standar.

3. Menolak Kebenaran

Salah satu ciri paling nyata dari orang yang takabur adalah sulit menerima nasihat atau kebenaran, terutama jika datang dari orang yang dianggap lebih rendah. Padahal, kebenaran sejati tidak bergantung pada siapa yang menyampaikan.

4. Mencela dan Membesar-besarkan Kesalahan Orang Lain

Dalam interaksi sosial, orang yang takabur sering fokus pada kekurangan orang lain dan senang memperbesarnya, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih baik atau bersih dari cela.

5. Menunjukkan Sikap Sombong dalam Penampilan atau Gaya Bicara

Ia bisa tampak angkuh melalui cara berjalan, mimik wajah, atau gaya berbicara yang memamerkan keunggulan. Bahkan, bisa saja ia enggan menyapa atau menundukkan diri di hadapan orang lain karena merasa lebih tinggi derajatnya.

Sifat takabur dapat merusak hubungan dengan sesama dan menutup pintu hidayah dari Allah SWT. Karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu menjaga hati, membiasakan diri bersikap tawadhu (rendah hati), serta berusaha menghindari tanda-tanda kesombongan sekecil apa pun.

Jenis-Jenis Takabur yang Perlu Diketahui

Dalam kehidupan sehari-hari, bentuk takabur tidak selalu tampak jelas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami jenis-jenisnya agar dapat menghindarinya dalam berbagai bentuk.

Secara umum, takabur dibagi menjadi dua bentuk utama berdasarkan letak atau wujudnya:

1. Takabur Zahir (Lahiriah)

Ini adalah bentuk kesombongan yang tampak secara nyata dalam sikap, ucapan, atau tindakan. Misalnya, berjalan dengan angkuh, memamerkan kekayaan atau status sosial, menolak bergaul dengan orang yang dianggap rendah, atau meremehkan nasihat orang lain secara terbuka. Orang yang memiliki takabur zahir cenderung ingin dilihat lebih unggul oleh lingkungannya.

2. Takabur Batin (Tersembunyi)

Jenis ini jauh lebih halus karena bersembunyi dalam hati. Meski seseorang tampak rendah hati di hadapan orang lain, dalam batinnya ia merasa lebih baik, lebih saleh, atau lebih layak dibanding orang lain. Takabur batin sering kali tidak disadari dan bisa sangat berbahaya karena sulit terdeteksi, bahkan oleh diri sendiri.

Selain berdasarkan wujudnya, takabur juga bisa dikategorikan berdasarkan objeknya, yaitu kepada siapa kesombongan itu diarahkan:

3. Takabur terhadap Allah SWT

Ini adalah bentuk takabur yang paling berat dan berbahaya. Contohnya adalah tidak mengakui kebesaran Allah, menolak perintah-Nya, enggan beribadah, atau merasa tidak membutuhkan petunjuk-Nya. Takabur jenis ini dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesesatan bahkan kekafiran, seperti yang dilakukan iblis saat menolak sujud kepada Adam karena merasa lebih mulia.

4. Takabur terhadap Sesama Manusia

Ini terjadi ketika seseorang meremehkan orang lain karena merasa lebih tinggi dalam aspek duniawi seperti kekayaan, jabatan, ilmu, atau keturunan. Sifat ini bisa merusak hubungan sosial, menimbulkan permusuhan, dan menjauhkan seseorang dari akhlak mulia seperti empati, kasih sayang, dan saling menghargai.

Bahaya Takabur dalam Islam

Dalam Al-Qur’an dan hadis, terdapat banyak peringatan keras terhadap bahaya takabur dan ancaman bagi mereka yang memiliki sifat ini. Salah satu contoh paling terkenal adalah kisah Iblis yang menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam AS karena merasa dirinya lebih mulia. Kesombongannya menyebabkan Iblis diusir dari surga dan dilaknat oleh Allah SWT untuk selama-lamanya.

Lebih dari sekadar dosa hati, takabur adalah penghalang antara manusia dengan hidayah. Seseorang yang bersifat takabur cenderung menolak kebenaran, enggan menerima nasihat, dan sulit berlapang dada dalam menerima perbedaan. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji zarrah." (HR. Muslim)

Menurut  Majd ad-Din Muhammad bin Ya'kub al-Fairz Abadi (2013) dalam kajian yang dipublikasikan di situs UIN Walisongo, menurut bahasa zarrah berasal dari kata adz-dzarru yang berarti semut kecil, dan seratus ekor semut tersebut setara dengan satu biji gandum. Sedangkan dalam kamus al-Ashri kata zarrah diartikan sebagai molekul, atom dan bagian terkecil dari suatu unsur.

Hadis ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari sifat takabur, bahkan sekecil apa pun ia bersarang di hati. Takabur juga bisa mengantarkan seseorang kepada kehancuran batiniah. Ia merasa cukup dengan dirinya sendiri, tidak lagi bergantung kepada Allah, dan memandang rendah makhluk lainnya. 

Cara Menghindari Sifat Takabur

Agar terhindar dari sifat tercela ini, dibutuhkan usaha yang konsisten untuk menumbuhkan kerendahan hati dan keikhlasan dalam setiap aspek kehidupan. Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan untuk menghindari sifat takabur:

1. Selalu Mengingat Kebesaran Allah SWT

Sadarilah bahwa semua kelebihan yang kita miliki adalah pemberian Allah, bukan hasil semata dari usaha pribadi. Dengan menyadari keterbatasan diri dan kebesaran-Nya, hati akan lebih mudah tunduk dan tidak sombong. Allah berfirman:

"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali tidak akan sampai setinggi gunung." (QS. Al-Isra: 37)

2. Bersyukur dan Menyadari Kekurangan Diri

Orang yang bersyukur akan lebih mudah menerima bahwa nikmat dan kelebihan hanyalah titipan, bukan alasan untuk merendahkan orang lain. Introspeksi diri secara rutin juga membantu kita melihat kelemahan pribadi sehingga tidak cepat merasa paling benar atau paling hebat.

3. Bergaul dengan Orang-Orang yang Tawadhu (Rendah Hati)

Mengutip buku berjudul Ilmu Tasawuf Penguatan Mental-Spiritual dan Akhlaq (2020) oleh Dr. H. Imam Kanafi, M.Ag., tawadhu merupakan sifat mulia, di mana digambarkan betapa indahnya seorang manusia yang bersikap tawadhu kepada orang lain. Dia tidak ubahnya seperti cahaya yang dikelilingi kupu-kupu yang bertebangan di sekelilingnya.

Lingkungan yang baik akan membentuk karakter yang baik. Dengan bergaul bersama orang-orang yang rendah hati, kita akan lebih sering diingatkan untuk tidak berlaku sombong dan lebih fokus pada perbaikan diri daripada membandingkan dengan orang lain.

4. Menuntut Ilmu dengan Hati yang Ikhlas

Ilmu seharusnya menjadikan seseorang semakin rendah hati, bukan semakin tinggi hati. Para ulama salaf mengajarkan bahwa tanda ilmu yang bermanfaat adalah munculnya rasa takut dan tunduk kepada Allah. Semakin dalam ilmu seseorang, semakin ia menyadari betapa kecil dirinya di hadapan Sang Pencipta.

5. Menghindari Perilaku yang Memancing Kesombongan

Misalnya, terlalu sering memamerkan pencapaian, membanggakan diri di hadapan orang lain, atau suka membandingkan diri dengan orang lain. Latih diri untuk menahan pujian terhadap diri sendiri dan lebih sering mengapresiasi kebaikan orang lain.

Dengan memahami apa itu takabur, bahayanya bagi kehidupan dunia dan akhirat, serta terus berupaya menghindarinya melalui langkah-langkah nyata, kita akan lebih mudah menumbuhkan sifat tawadhu yang dicintai Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa merendahkan dirinya karena Allah, maka Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim)

Q & A Seputar Topik Arti Takabur

Apa itu takabur dalam pandangan Islam?

Takabur artinya sombong atau merasa lebih tinggi dari orang lain dalam hal apa pun, seperti ilmu, harta, kedudukan, atau ibadah. Dalam Islam, takabur termasuk sifat tercela yang sangat dibenci oleh Allah SWT karena dapat menutup hati dari kebenaran dan merusak akhlak.

Apa saja ciri-ciri orang yang memiliki sifat takabur?

Ciri-ciri orang takabur antara lain suka membanggakan diri, merendahkan orang lain, menolak nasihat atau kebenaran, merasa paling benar, serta bersikap angkuh dalam tindakan dan ucapan. Bahkan bisa juga terlihat dari gaya berjalan atau cara berbicara yang penuh kesombongan.

Apa bahaya dari sifat takabur dalam kehidupan seseorang?

Sifat takabur bisa menghalangi seseorang dari menerima kebenaran, membuatnya jauh dari hidayah, dan menjerumuskannya ke dalam kesesatan. Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji zarrah tidak akan masuk surga (HR. Muslim).

Apa contoh nyata takabur dalam sejarah Islam?

Contoh paling nyata adalah Iblis, yang menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam karena merasa lebih baik. Kesombongan inilah yang menyebabkan ia dikutuk dan diusir dari surga. Ini menunjukkan bahwa takabur bisa membawa akibat besar, bahkan menghapus kehormatan makhluk.

Bagaimana cara menghindari sifat takabur?

Cara menghindari takabur antara lain dengan selalu mengingat kebesaran Allah, bersyukur atas nikmat-Nya, introspeksi diri, bergaul dengan orang-orang yang rendah hati, serta memperbanyak ilmu dengan niat ikhlas. Tawadhu atau rendah hati adalah kunci utama untuk menjauh dari takabur.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |