Liputan6.com, Jakarta - Dalam dunia pendidikan Islam, hubungan antara murid dan guru memiliki posisi yang sangat sakral. Bukan hanya sebagai pengajar, seorang guru juga menjadi pintu datangnya ilmu dan keberkahan bagi muridnya.
Salah satu cara menjaga hubungan ini tetap kuat adalah dengan mendoakan guru. Tindakan ini tidak hanya berdampak bagi sang guru, tetapi justru memberikan manfaat besar bagi si murid.
Kebiasaan mendoakan guru sering kali dianggap hal kecil. Namun, bagi sebagian kalangan, ini justru menjadi kunci datangnya ilmu yang bermanfaat dan hati yang terbuka menerima pelajaran.
Pendakwah kharismatik KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menjelaskan pentingnya mendoakan guru sebagai salah satu bentuk cinta dan adab murid terhadap orang yang telah mengajarinya.
Simak Video Pilihan Ini:
Momen Haru Imam Besar Masjid Istiqlal Cium Kening Paus Fransiskus dan Dibalas Cium Tangan
Mendoakan Guru Setiap Hari
Dalam suasana penuh nasihat dan ketenangan, terselip satu pelajaran penting tentang adab murid terhadap gurunya. Dikutip Senin (07/07/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya mengungkap bahwa mendoakan guru adalah cara efektif untuk mengundang manfaat ilmu masuk ke dalam hati.
Buya Yahya mencontohkan bahwa dirinya secara pribadi selalu mengajarkan anak-anaknya untuk mendoakan guru-guru terdekat setiap hari. Bahkan dalam bacaan surat Al-Fatihah, ia membiasakan menyebut nama guru yang pernah mengajar.
Menurutnya, meskipun seorang guru sudah mendapat doa dari para malaikat karena mengajar ilmu, murid tetap perlu mendoakan karena itu adalah bentuk mencari berkah dari ilmu yang diterima.
Doa dari murid kepada guru bukan demi kepentingan guru semata, melainkan bagian dari adab dan usaha murid dalam menjaga ilmu agar tetap bermanfaat dalam kehidupannya.
Selain mendoakan, Buya Yahya juga menganjurkan agar murid senantiasa menyebut-nyebut kebaikan gurunya di antara sesama murid. Hal ini bertujuan untuk mempererat cinta dan saling menghormati.
Ia menekankan bahwa membicarakan kebaikan guru akan menciptakan suasana penuh cinta dan kekaguman yang sehat di antara para murid, memperkuat rasa hormat serta semangat belajar.
Jangan Mencari Kesalahan Guru
Meskipun para guru sering kali merasa malu jika disebut-sebut kebaikannya, Buya Yahya menilai bahwa saling menyampaikan kebaikan guru justru membawa banyak manfaat rohani.
Sebaliknya, ia sangat memperingatkan agar murid tidak mencari-cari kesalahan guru. Sikap semacam ini dapat menghancurkan keberkahan ilmu dan memutus hubungan spiritual antara murid dan guru.
Ada sebagian murid yang justru gemar menguji guru dengan maksud menemukan celah atau kesalahan. Buya Yahya menyebut hal ini sebagai alamat tidak mendapat ilmu.
Ia menegaskan, murid yang hanya fokus pada kekurangan guru justru akan terhalang dari keberkahan dan pemahaman mendalam terhadap ilmu yang disampaikan.
Lebih jauh, Buya Yahya mengingatkan bahwa jika seseorang terus mencari guru yang sempurna tanpa dosa atau kesalahan, maka selama hidup ia tidak akan pernah memiliki guru.
Menurutnya, semua manusia memiliki kekurangan, termasuk para guru. Namun tugas murid bukan untuk menyoroti kelemahan, melainkan mengambil manfaat dari ilmu yang disampaikan.
Buya Yahya mengajak umat Islam untuk memperbaiki adab terhadap guru sebagai kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu. Dengan cinta, doa, dan penghormatan, ilmu akan lebih mudah meresap dan memberi perubahan dalam kehidupan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul