Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim sering mendengar atau mengucapkan kalimat "Barakallahu Fiikum". Ungkapan ini bukan sekadar sapaan biasa, melainkan sebuah doa yang mengandung makna mendalam dan keberkahan. Namun, sudahkah kita benar-benar memahami arti dan keutamaan di balik ucapan tersebut?
Secara harfiah, "Barakallahu Fiikum" berarti "Semoga Allah memberkahi kalian". Kalimat ini berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari tiga kata, yaitu Barakah (berkah), Allah (Tuhan), dan Fiikum (kalian). Lebih dari sekadar ucapan terima kasih, "Barakallahu Fiikum" adalah doa tulus yang mengharapkan keberkahan dari Allah SWT untuk orang yang dituju.
Mendoakan sesama Muslim merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Tindakan ini tidak hanya mencerminkan kepedulian sosial, tetapi juga mendatangkan kebaikan bagi yang mendoakan. Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah seorang Muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, 'Dan bagimu juga yang semisal.'"
Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang barakallahu fiikum artinya dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (8/7/2025).
Kesultanan Yogyakarta kembali mengadakan halal bihalal pada Selasa (16/4/2024). Momen ini kembali diadakan setelah 4 tahun tiada akibat pandemi COVID-19
Penjelasan Makna Barakallahu Fiikum
Memahami makna "Barakallahu Fiikum" secara mendalam akan membuat kita lebih menghayati setiap kali mengucapkannya. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai etimologi, dasar hadis, makna spiritual, dan variasi gramatis dari ungkapan tersebut:
- Etimologi & Arti Bahasa
Menurut Muzayyanah Abdullah dkk. dalam buku Siapa Lebih Utama, Wanita Dunia atau Bidadari Syurga, kalimat Barakallāhu fīkum berasal dari tiga kata Arab: Barakāh (بركة) yang berarti berkah, kebaikan, manfaat; Allāh (اللهُ) yaitu nama Tuhan; dan fīkum (فيكم) yang berarti pada kalian (jamak). Secara harfiah berarti "Semoga Allah memberkahi kalian". Kata barakah mengandung makna keberlanjutan dan kelimpahan kebaikan.
- Dasar Hadis & Konteks Penggunaan
Dari riwayat Aisyah r.a. (HR. An‑Nasa’i), setelah pembantu mengucapkan “Barakallāhu fīkum” kepada orang yang menerima sedekah, Aisyah menjawab “wa fīhim barakallāh”—yang maknanya serupa. Ini menunjukkan ungkapan ini berfungsi sebagai doa syukur/apresiasi dan disertai pula balasan doa serupa dalam interaksi sosial.
- Makna & Keutamaan Spiritual
Frase ini menyiratkan niat mendoakan agar Allah memberikan berkah dalam berbagai aspek: rezeki, kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan spiritual. DetikHikmah menekankan bahwa Barakallāhu fīkum bukan sekadar ucapan terimakasih, tapi doa agar Allah memberikan kebaikan kepada si penerima. Keutamannya meliputi menebar energi positif & kebaikan, memperkuat ikatan sosial dan ukhuwah, serta mengandung pahala doa dan syiar sunnah Nabi.
- Bentuk Varian & Gramatis
Terdapat variasi bentuk sesuai subjek: Barakallāhu fīkum (jamak/kalian), Barakallāhu fīka (laki-laki tunggal), dan Barakallāhu fīki (perempuan tunggal). Pilihan bentuk ini penting untuk konteks dan ketepatan penyampaian doa.
Keutamaan Mengucapkan Doa Barakallahu Fiikum
Mengucapkan "Barakallahu Fiikum" bukan hanya sekadar tradisi, tetapi memiliki keutamaan yang besar dalam Islam. Berikut adalah beberapa keutamaan yang bisa didapatkan dengan mengamalkan doa ini:
1. Ungkapan Doa & Pahala yang Dijanjikan
Ucapan Barakallahu fiikum berarti “semoga Allah memberikan keberkahan pada kalian”. Ia bukan sekadar basa-basi, tetapi merupakan doa yang ikhlas, yang dicontohkan oleh Nabi dan para sahabat. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa barang siapa mendoakan saudaranya dengan doa yang baik dalam keadaan tidak diketahui (ghaib), maka malaikat akan berkata, ‘Aamiin, dan bagimu seperti itu juga’”. Begitu pula hadits Tirmidzi: malaikat mengamini dan memohonkan bagi yang mendoakan.
2. Menghidupkan Sunnah Nabi
Anjuran tata bahasa dan doa dengan keberkahan jelas tercermin dari sunnah. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebut, “Mendoakan kebaikan bagi orang lain… termasuk zikir dan ibadah”. Imam Ibnu Taimiyah dan An‑Nawawi juga menekankan sunnah saling mendoakan—Barakallahu fiikum termasuk bentuknya.
3. Mempererat Ukhuwah & Meredam Dengki
Ungkapan doa ini memperkuat silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah, sekaligus menumbuhkan rasa ikhlas dan perasaan berbagi kebahagiaan. Mediaindonesia.com menyebutkan bahwa dengan mendoakan keberkahan, kita membuka pintu keberkahan untuk diri sendiri, serta menghilangkan rasa dengki atau iri hati sejatinya.
4. Mendatangkan Keberkahan & Balasan dari Allah
Keutamaan mengucapkan dan menerima Barakallahu fiikum meliputi mendatangkan keberkahan di dunia maupun akhirat, meningkatkan rasa syukur dan ketenangan hati, serta memberikan pahala dan ampunan atas dosa-dosa kecil kita.
- Contoh Praktis dari Aisyah dan Nabi
Riwayat dari Aisyah r.a.: Saat seorang pelayan membagi domba sedekah kemudian berkata, “Barakallahu fiikum,” Rasulullah ﷺ menjawab, “Wa fiihim barakallah”—sebuah balasan doa seimbang yang menunjukkan adab dan saling mendoakan seperti yang dicatat oleh Nasa’i dan dinilai shahih oleh Al‑Albani.
- Balasan Malaikat & Mustajabnya Doa
Mengucapkan doa untuk orang lain tidak hanya direspons secara ilahi, tetapi malaikat juga berkata “Aamiin dan bagimu juga,” menandakan bahwa doa kita secara ghaib dikabulkan untuk kedua pihak.
Waktu yang Dianjurkan Mengucap Barakallahu Fiikum
Ada beberapa waktu yang sangat dianjurkan untuk mengucapkan "Barakallahu Fiikum". Mengucapkan doa ini di waktu-waktu tersebut akan menambah keberkahan dan mempererat hubungan antar sesama Muslim:
- Sebagai Balasan Doa atau Ucapan Terima Kasih
Kalimat ini sebaiknya digunakan saat membalas ungkapan terima kasih yang diungkapkan orang lain, misalnya setelah mereka mengucapkan “Jazakallahu Khairan”. Barakallahu fiikum berfungsi bukan hanya sebagai 'terima kasih', namun lebih sebagai doa agar Allah memberkahi mereka.
- Pada Momen Pemberian Kebajikan atau Bantuan
Beberapa sumber menyebutkan “waktu yang tepat” mengucapkan Barakallahu fiikum adalah saat menerima bantuan atau kebaikan—sederhana atau besar—dari orang lain. Hal ini tercermin dalam studi sosial budaya Islam yang menekankan pentingnya do’a sebagai bagian dari interaksi horizontal (antar sesama manusia) dan vertikal (kepada Allah).
- Saat Memberi Selamat atas Kesuksesan & Peristiwa Penting
Mengucapkan frase ini umum dipakai dalam ucapan selamat pernikahan, ulang tahun, kelahiran anak, naik haji, dan pencapaian (lulus, promosi). Imam Malik meriwayatkan hadis dalam al-Muwatta: “Jika seseorang melihat sesuatu pada saudaranya yang ia kagumi, hendaklah ia mendoakan berkah untuknya”. Riwayat ini mendasari penggunaan doa berkah seperti Barakallahu fiikum dalam momen apresiasi.
- Khusus dalam Hal Pernikahan
Menurut Sunan Ibn Majah (Hadis no. 1905), Nabi ﷺ mengajarkan doa: “Barakallāhu lakum, wa barak ‘alaikum, wa jama‘a baina kumā fil-khair” (“Semoga Allah memberkahi kalian…”), khususnya saat memberi selamat kepada pengantin. Ungkapan yang disarankan serupa dengan Barakallahu fiikum—mengandung unsur berkah, penambahan, dan kebersamaan dalam kebaikan.
Dalam interaksi sehari-hari, tanggapan yang tepat adalah Wa fīka barakallāh (untuk satu individu) atau Wa fīkum barakallāh (untuk jamak). Bisa juga cukup ucapan “Aamiin” sebagai bentuk penerimaan doa.
Keutamaan Mendoakan Orang Lain
Barakallahu Fiikum merupakan bagian dari doa kepada sesama muslim. Mendoakan orang lain tanpa sepengetahuannya merupakan amalan mulia yang memiliki nilai spiritual tinggi dalam Islam. Tindakan ini tidak hanya mencerminkan kepedulian sosial seorang Muslim, tetapi juga mendatangkan kebaikan bagi yang mendoakan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidaklah seorang Muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, 'Dan bagimu juga yang semisal.'" (HR. Muslim, no. 4912)
Hadis ini dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (Juz 17, hal. 49) bahwa doa kepada orang lain secara diam-diam lebih dekat untuk dikabulkan dan menunjukkan ketulusan hati seseorang dalam berdoa.
Dalam Al-Adzkar karya Imam Nawawi (Dar al-Minhaj, 2009, hal. 247), disebutkan bahwa mendoakan orang lain merupakan salah satu bentuk ketakwaan yang menghasilkan keutamaan besar karena doa tersebut akan kembali kepada orang yang mendoakan dengan kebaikan serupa.
Penjelasan lebih mendalam juga ditemukan dalam Fath al-Bari karya Ibnu Hajar al-Asqalani (Dar al-Ma'rifah, Juz 11, hal. 124), yang menjelaskan bahwa doa seseorang kepada saudaranya secara sembunyi-sembunyi adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan karena menunjukkan tidak adanya riya' dalam ibadah tersebut.
Dalam penelitian akademik, artikel “The Psychological Effects of Praying for Others” oleh Michael J. Poulin dan Daryl R. Van Tongeren yang terbit di Journal of Experimental Social Psychology (2014, Vol. 52, hal. 102-109) menemukan bahwa mendoakan orang lain secara diam-diam dapat mengurangi stres dan meningkatkan rasa empati dalam hubungan sosial seseorang. Penelitian ini menunjukkan bahwa mendoakan orang lain berdampak baik secara psikologis pada pelaku doa itu sendiri, terutama dalam memperkuat empati dan koneksi sosial.
QnA Seputar Barakallahu Fiikum
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar "Barakallahu Fiikum" beserta jawabannya:
1. Apakah “Barakallahu Fiikum” hanya untuk guru ngaji?
Tidak, ucapan “Barakallahu Fiikum” bisa diucapkan kepada siapa saja, baik keluarga, teman, tetangga, atau guru, sebagai doa keberkahan. Tidak terbatas pada guru ngaji, tapi bisa untuk siapa saja yang telah memberi manfaat, membantu, atau dalam kondisi ingin kita doakan kebaikan.
2. Apakah “Barakallahu Fiikum” termasuk doa yang pahalanya kembali ke pengucapnya?
Ya, termasuk. Rasulullah ﷺ bersabda, “Doa seorang Muslim kepada saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya adalah doa yang mustajab…” (HR. Muslim). Ketika kita mendoakan keberkahan untuk orang lain dengan tulus, malaikat akan berkata, “Dan untukmu juga seperti itu.” Jadi kita pun mendapatkan doa kebaikan yang sama.
3. Apakah “Barakallahu Fiikum” bisa diucapkan saat memberi ucapan ulang tahun?
Boleh, bahkan lebih utama daripada hanya mengucapkan “selamat ulang tahun” saja. Contoh: “Barakallahu Fiikum, semoga umurmu penuh keberkahan dan menjadi jalan menuju kebaikan.” Hal ini membuat ucapan ulang tahun kita menjadi doa yang bermanfaat untuk mereka.
4. Apa perbedaan “Jazakallahu Khairan” dan “Barakallahu Fiikum”?
“Jazakallahu Khairan” = “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan,” sebagai balasan setelah menerima kebaikan. “Barakallahu Fiikum” = “Semoga Allah memberkahi kalian,” doa memohonkan keberkahan untuk yang didoakan. Keduanya boleh diucapkan bersamaan, misalnya: “Jazakallahu Khairan, Barakallahu Fiikum.”
5. Apakah ucapan “Barakallahu Fiikum” bisa mempererat ukhuwah?
Ya, salah satu cara mempererat ukhuwah adalah dengan saling mendoakan. Dengan ucapan “Barakallahu Fiikum”, kita menunjukkan kepedulian dan rasa cinta karena Allah. Doa ini menumbuhkan ketenangan dan rasa saling mendukung antar sesama Muslim.