Syarat Sah Puasa dan Keutamaannya, Ketahui Juga Hal-hal yang Membatalkan

11 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Puasa adalah ibadah penting dalam Islam yang harus dijalankan dengan penuh kesungguhan. Untuk memastikan ibadah ini diterima, setiap muslim perlu mengetahui syarat sah puasa sejak awal pelaksanaannya.

Tidak cukup hanya menahan lapar dan dahaga, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi. Syarat sah puasa meliputi niat, beragama Islam, berakal, dan sudah memasuki usia baligh.

Selain itu, puasa harus dilakukan dalam keadaan suci dan pada waktu yang ditentukan. Memahami syarat sah puasa membantu umat Islam menjalankan ibadah ini dengan lebih tepat dan bermakna.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang syarat sah puasa, Kamis (10/7/2025).

Berbuka puasa dengan mengkonsumsi kurma adalah sebuah tradisi. Yuk cari tahu apa saja manfaat dari kurma. Simak video berikut ya sahabat Fimela.

Syarat Sah Puasa

Dalam ajaran Islam, terdapat sejumlah syarat sah puasa yang wajib dipenuhi agar ibadah puasa diterima dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Syarat-syarat ini tidak hanya mencakup aspek keimanan, tetapi juga menyangkut kesiapan fisik dan mental seseorang. Memahami syarat ini penting agar pelaksanaan puasa benar secara hukum dan sesuai dengan tuntunan syariat.

1. Beragama Islam

Puasa adalah ibadah khusus yang hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Oleh karena itu, orang yang bukan beragama Islam tidak diwajibkan dan tidak dianggap sah jika menjalankan puasa. Keimanan menjadi dasar utama dalam setiap ibadah, termasuk puasa.

2. Baligh (Dewasa secara syar’i)

Hanya mereka yang telah mencapai usia baligh yang diwajibkan untuk berpuasa. Anak-anak yang belum baligh tidak memiliki kewajiban tersebut, namun dianjurkan untuk dilatih sejak dini sebagai bentuk pembiasaan dan pendidikan ibadah.

Mengutip buku berjudul Panduan Terlengkap Ibadah Muslim "Sehari-Hari" (2018) oleh KH. Muhammad Habibillah dijelaskan baligh artinya batas seorang laki-laki maupun perempuan telah dikenakan kewajiban untuk melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah SWT dan mencegah segala yang dilarang-Nya.

3. Berakal Sehat

Puasa hanya diwajibkan bagi orang yang memiliki akal sehat. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa berat atau dalam kondisi tidak sadar, seperti hilang akal atau gila, tidak dikenai kewajiban berpuasa. Bahkan jika mereka melaksanakannya, maka puasanya tidak sah karena tidak memenuhi unsur kesadaran dan niat.

4. Suci dari Haid dan Nifas (bagi perempuan)

Wanita yang sedang haid atau dalam masa nifas tidak diperbolehkan berpuasa. Jika mereka tetap menjalankan puasa dalam kondisi tersebut, puasanya tidak sah dan harus diganti (qadha) di hari lain setelah suci.

5. Dilaksanakan pada Waktu yang Ditetapkan

Puasa hanya sah jika dilakukan pada waktu yang telah ditentukan syariat, yakni dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain itu, puasa juga harus dilakukan pada hari yang diperbolehkan; misalnya tidak berpuasa pada hari raya Idulfitri atau Iduladha.

6. Mampu Menjalankannya Secara Fisik

Puasa hanya diwajibkan bagi orang yang sehat dan mampu secara fisik. Orang yang sedang sakit berat, lansia yang lemah, atau dalam kondisi yang membahayakan jika berpuasa, diperbolehkan tidak berpuasa dengan ketentuan menggantinya di waktu lain atau membayar fidyah sesuai syariat.

Keutamaan Berpuasa dalam Islam

Mengutip buku berjudul Keistimewaan Puasa Menurut Syariat & Kedokteran oleh Syeikh Mutawalli SyaÕ Rawi dijelaskan puasa (syiaam) secara bahasa adalah menahan (imsaak). Syiaam berasal dari kata 'shaama' yang artinya 'amsaka' (menahan). Puasa (syiaam) secara istilah adalah menahan dari sesuatu yang khusus (misalnya, menahan dari makanan, minuman, dan berhubungan badan) dan dilakukan dengan niat puasa. Jika seorang menahan diri dari berbicara, maka dia dikatakan 'orang yang berpuasa' (sha'im). Karena, puasa secara bahasa adalah menahan diri.

Berpuasa bukan hanya ibadah fisik yang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan bentuk ketaatan yang memiliki nilai spiritual dan sosial yang sangat tinggi. Islam memandang puasa sebagai ibadah istimewa yang menyimpan banyak keutamaan, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut adalah beberapa keutamaannya:

1. Puasa Merupakan Ibadah yang Penuh Pahala dan Balasannya Langsung dari Allah

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman: "Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya..." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ini menunjukkan bahwa puasa memiliki kedudukan khusus di sisi Allah karena dilandasi ketulusan dan keikhlasan yang tinggi.

2. Menjadi Perisai dari Api Neraka

Rasulullah SAW bersabda: "Puasa itu adalah perisai, maka janganlah ia berkata kotor atau bertindak bodoh..." (HR. Bukhari dan Muslim).

Maksudnya, puasa menjadi pelindung dari siksa neraka karena melatih diri untuk menjauhi dosa dan maksiat.

3. Mendapatkan Ampunan dan Penghapusan Dosa

Dalam hadits lain disebutkan: "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim). Puasa adalah sarana pembersihan jiwa dan penghapus kesalahan-kesalahan di masa lalu.

4. Membentuk Karakter Taqwa dan Pengendalian Diri

Salah satu tujuan utama puasa sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an: "...Agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183). Puasa melatih seseorang untuk menahan diri dari keinginan duniawi, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan, serta meningkatkan kesadaran akan pengawasan Allah dalam setiap aspek kehidupan.

5. Pintu Surga Ar-Rayyan Khusus untuk Orang yang Berpuasa

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa..." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menjadi motivasi besar bagi umat Islam agar terus istiqamah dalam berpuasa, baik wajib maupun sunnah.

Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Mengutip kajian yang dipublikasikan dalam Jurnal Studi Pemikiran, Riset dan Pengembangan Pendidikan Islam Vol. 3, No. 1, Januari 2015, ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena dengan lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain.

Ibadah puasa juga menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman sangat patuh kepada Allah karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan puasa.

Selain memahami syarat sah puasa, penting bagi setiap muslim untuk mengetahui berbagai hal yang dapat membatalkan puasa. Menjaga diri dari hal-hal tersebut merupakan bagian dari kesempurnaan ibadah puasa, agar tidak hanya sah secara hukum syar’i, tetapi juga bernilai penuh di sisi Allah SWT.

1. Makan dan Minum dengan Sengaja

Salah satu pembatal puasa yang paling jelas adalah makan atau minum secara sadar dan sengaja di siang hari selama waktu puasa. Jika seseorang lupa dan tidak sengaja makan atau minum, maka puasanya tidak batal, selama ia segera menghentikannya ketika sadar.

2. Berhubungan Suami Istri di Siang Hari

Melakukan hubungan intim saat berpuasa di bulan Ramadan atau puasa wajib lainnya adalah pembatal puasa yang berat. Selain membatalkan puasa, pelakunya juga dikenai kewajiban untuk membayar kaffarah (denda), yaitu memerdekakan budak, puasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 60 fakir miskin, sesuai urutan dan kemampuan.

3. Muntah dengan Sengaja

Jika seseorang sengaja memuntahkan isi perutnya, maka puasanya batal. Namun jika muntah terjadi tanpa disengaja, maka puasanya tetap sah dan bisa dilanjutkan.

4. Keluar Mani karena Sengaja Dihasilkan

Mengeluarkan mani dengan cara apapun yang disengaja, seperti dengan onani atau rangsangan fisik, membatalkan puasa. Namun, jika mimpi basah terjadi saat tidur di siang hari, maka puasanya tetap sah karena tidak disengaja.

5. Haid dan Nifas

Bagi perempuan, keluarnya darah haid atau nifas secara otomatis membatalkan puasa. Meskipun terjadi beberapa saat sebelum waktu berbuka, maka puasa hari itu tetap tidak sah dan wajib diganti di lain waktu.

6. Hilangan Akal atau Kesadaran

Jika seseorang kehilangan akal atau tidak sadar sepanjang hari, seperti pingsan seharian penuh atau mabuk berat, maka puasanya tidak sah. Namun, jika masih ada sebagian waktu sadar di siang hari, sebagian ulama menyatakan puasanya tetap sah.

Q & A Seputar Topik

Apa saja syarat sah puasa dalam Islam?

Syarat sah puasa antara lain: beragama Islam, baligh, berakal sehat, suci dari haid dan nifas (bagi perempuan), dilakukan di waktu yang benar, serta mampu secara fisik. Jika syarat ini tidak terpenuhi, maka puasanya tidak sah menurut syariat.

Mengapa penting mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa?

Mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa penting agar ibadah tidak sia-sia. Makan, minum, berhubungan suami istri di siang hari, muntah dengan sengaja, serta haid atau nifas termasuk tindakan yang dapat membatalkan puasa.

Apa keutamaan utama dari ibadah puasa?

Puasa memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah menjadi sebab diampuninya dosa-dosa yang telah lalu. Selain itu, puasa juga menjadi perisai dari siksa neraka dan sarana untuk mencapai derajat takwa.

Apakah muntah bisa membatalkan puasa?

Muntah bisa membatalkan puasa jika disengaja. Namun, jika muntah terjadi secara tidak sengaja, maka puasanya tetap sah dan tidak perlu diganti.

Bagaimana jika seseorang tidak sadar sepanjang hari saat berpuasa?

Jika seseorang tidak sadar sepanjang waktu puasa (misalnya pingsan seharian), maka puasanya tidak sah karena tidak memenuhi syarat adanya akal dan kesadaran. Ia perlu mengganti puasa di hari lain jika memungkinkan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |