Tabligh Artinya Menyampaikan: Ini Perbedaan Ceramah, Dakwah, dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

2 days ago 9

1. Ceramah: Bentuk Penyampaian Informasi Keagamaan

Ceramah adalah salah satu metode komunikasi lisan yang bersifat satu arah, disampaikan oleh seorang penceramah kepada audiens dalam forum tertentu. Ceramah lebih bersifat umum dan informatif, serta tidak selalu dilakukan dalam konteks dakwah atau amar ma’ruf nahi munkar.

Dalam buku Ilmu Dakwah karya Drs. H. Syaiful Rahim, M.A. (Rajawali Pers, 2013), dijelaskan bahwa ceramah adalah:

“Salah satu bentuk komunikasi verbal dalam dakwah, namun belum tentu setiap ceramah adalah dakwah, tergantung niat dan tujuannya.”

Ceramah bisa bersifat akademis, motivasional, atau religius, tergantung tema yang disampaikan. Misalnya, ceramah tentang akhlak di sekolah atau khutbah Jumat.

2. Dakwah: Proses Mengajak pada Jalan Allah

Dakwah memiliki makna yang lebih luas dan mendasar. Berdasarkan kitab Da’wah Ilallah: Mafhumuha, Wasailuha, wa Khutathuha karya Dr. Abdul Karim Zaidan, dakwah adalah:

“Segala bentuk ajakan kepada manusia menuju ke jalan Allah, baik dengan lisan, tulisan, atau perbuatan.”

Dakwah bersifat ajakan yang sistematis dan penuh hikmah, sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik...” (QS. An-Nahl: 125)

Dakwah mencakup ceramah sebagai salah satu medianya, tetapi juga bisa berupa diskusi, pendidikan, bahkan contoh perilaku.

Dalam jurnal Jurnal Komunikasi Islam Vol. 6 No. 1 (2016), Muhammad Yunan Yusuf menyebut bahwa dakwah bersifat transformatif, yakni mengubah perilaku individu dan masyarakat menuju nilai-nilai Islam.

3. Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Tindakan Sosial Berbasis Agama

Amar ma’ruf nahi munkar berarti menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Ini adalah perintah langsung dari Al-Qur’an:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar...” (QS. Ali Imran: 104)

Menurut Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, amar ma’ruf nahi munkar memiliki dimensi sosial-politik yang lebih kuat dibanding dakwah. Ia menyatakan:

“Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah tulang punggung agama dan tiang utama tegaknya masyarakat Islami.”

Berbeda dengan dakwah yang bisa dilakukan secara pasif atau halus, amar ma’ruf nahi munkar kadang mengharuskan tindakan langsung, bahkan jika perlu dengan kekuatan (selama sesuai aturan syariat dan hukum).

Dalam jurnal Tafáqquh: Jurnal Penelitian dan Kajian Keislaman Vol. 7 No. 2 (2019), Syamsul Huda menyebutkan bahwa:

“Amar ma’ruf nahi munkar lebih bersifat normatif-preskriptif, dan menuntut intervensi sosial, bukan hanya penyampaian pesan.”

Kesimpulan Ceramah, Dakwah, dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar:

Secara keseluruhan, ceramah, dakwah, dan amar ma’ruf nahi munkar memiliki perbedaan mendasar baik dari segi bentuk, tujuan, maupun sifatnya. Ceramah merupakan penyampaian lisan satu arah yang bersifat umum dan informatif, sering kali digunakan dalam forum terbuka untuk menyampaikan pesan keagamaan atau moral. 

Sementara itu, dakwah memiliki cakupan yang lebih luas sebagai proses ajakan menuju jalan Allah, tidak hanya melalui lisan, tetapi juga tulisan dan perbuatan, dengan pendekatan yang edukatif dan transformatif.

Adapun amar ma’ruf nahi munkar lebih menekankan pada tindakan sosial yang aktif dalam menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, bersifat normatif dan korektif sebagai upaya menjaga nilai-nilai Islam dalam masyarakat. Ketiganya saling berkaitan, namun memiliki fungsi dan ruang lingkup yang berbeda sesuai dengan konteks dan tujuannya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |