Liputan6.com, Jakarta - Adab Tabayyun dalam Islam menjadi prinsip penting bagi umat Muslim dalam menghadapi derasnya arus informasi di era digital. Dalam kehidupan modern, berita dan kabar menyebar begitu cepat tanpa batas, sehingga kemampuan untuk memeriksa kebenarannya menjadi bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual.
Adab Tabayyun dalam Islam mengajarkan umat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang diterima sebelum melakukan verifikasi. Nilai ini bukan hanya adab sosial, tapi juga bentuk ketaatan terhadap perintah Allah agar tidak terjerumus pada fitnah dan kesalahan dalam bertindak.
Tabayyun berarti meneliti dan mencari kejelasan suatu berita sebelum mempercayainya. Sikap ini berakar kuat dalam Al-Qur’an, yang menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menerima kabar dari siapa pun, terutama jika datang dari sumber yang belum pasti.
Makna Tabayyun dalam Al-Qur’an
Dalam Surah Al-Hujurat ayat 6, Allah SWT berfirman
:يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ
Yā ayyuhallażīna āmanū in jāakum fāsiqum binabain fa tabayyanū an tuṣībụ qaumam bijahālatin fa tuṣbiḥụ 'alā mā fa'altum nādimīn
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Ayat ini menjadi dasar kuat bagi umat Islam untuk bersikap hati-hati dalam menyebarkan berita. Kesalahan dalam menerima informasi bisa menimbulkan penyesalan besar jika menyebabkan fitnah dan perpecahan.
Asal Kata dan Arti Tabayyun
Secara bahasa, tabayyun berasal dari akar kata tabayyana–yatabayyanu–tabayyun yang berarti “mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas kebenarannya.” Dalam konteks Islam, tabayyun berarti memastikan suatu kabar agar tidak menimbulkan kesalahan penilaian.
Menurut M. Quraish Shihab dalam Kosakata Keagamaan, tabayyun berarti usaha untuk mengetahui sesuatu yang masih samar. Sedangkan secara istilah, tabayyun adalah sikap selektif dalam menerima kabar agar tidak salah dalam bersikap.
Yalizar Rahayu dalam Etika Komunikasi di Media Sosial menjelaskan bahwa tabayyun adalah etika informasi yang menuntut umat Islam untuk berhenti sejenak, memeriksa, dan mengklarifikasi sebelum mempercayai kabar.
Landasan Adab Tabayyun dalam Islam
Adab Tabayyun dalam Islam tidak hanya sebatas perilaku etis, tapi juga bentuk kepatuhan terhadap syariat. Menyebarkan berita tanpa tabayyun bisa termasuk dalam perbuatan dosa karena berpotensi menimbulkan fitnah.
Rasulullah ﷺ bersabda:كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَKafā bil-mar’i kadziban an yuhadditsa bikulli mā sami‘a“Cukuplah seseorang disebut pendusta jika ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim). Hadis ini menjadi pedoman agar umat Islam tidak menjadi bagian dari rantai penyebar berita palsu.
Proses dan Cara Tabayyun
Menurut penelitian dari UIN Alauddin Makassar, tabayyun dapat dilakukan melalui enam langkah penting:
1. Mengembalikan permasalahan kepada Allah, Rasul, dan ulama.
2. Berdiskusi dengan pihak yang menjadi objek berita.
3. Memusatkan perhatian dan mencari kejelasan.
4 Belajar dari pengalaman dan memperhatikan konteks sosial.
5. Mempertemukan pihak yang berselisih bila perlu.
6. Mendengarkan langsung dari sumber lebih dari satu kali.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa tabayyun adalah proses ilmiah dan spiritual sekaligus, bukan sekadar menunda keputusan.
Pentingnya Adab Tabayyun di Media Sosial
Di era media sosial, adab tabayyun menjadi semakin mendesak. Informasi hoaks dan ujaran kebencian mudah tersebar karena emosi sering mengalahkan akal sehat.
Adab Tabayyun dalam Islam menuntun umat agar tidak menjadi bagian dari penyebar fitnah digital. Sebaliknya, umat harus berperan sebagai penyaring kebenaran dengan akal dan hati yang jernih.
Setiap muslim dituntut untuk menahan diri dari tergesa-gesa menilai atau menulis komentar sebelum tahu kebenaran sesungguhnya.
Menghindari Prasangka dan Buruk Sangka
Salah satu bentuk penerapan adab tabayyun adalah menjauhi prasangka buruk. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌۭ
Yā ayyuhallażīna āmanū ij’tanibū katsīram minaẓ-ẓanni inna ba‘ḍaẓ-ẓanni itsmun
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa.”
Prasangka yang tidak berdasar sering menjadi pemicu fitnah. Dengan tabayyun, umat belajar berpikir jernih sebelum berasumsi.
Tabayyun sebagai Bentuk Tanggung Jawab Sosial
Tabayyun juga memiliki dimensi sosial. Menyebarkan informasi yang salah bisa merusak kehormatan orang lain dan menimbulkan konflik sosial.
Adab Tabayyun dalam Islam melatih umat untuk bersikap adil dan hati-hati. Prinsip ini menjadikan umat Islam tidak mudah termakan provokasi atau berita sensasional.
Manfaat Menerapkan Tabayyun
Penerapan tabayyun membawa banyak manfaat, di antaranya:
1. Terhindar dari fitnah dan kesalahpahaman.
2. Menguatkan ukhuwah Islamiyah.
3. Membentuk pribadi yang tenang dan bijak.
4. Menumbuhkan budaya berpikir kritis di masyarakat.
Dengan tabayyun, masyarakat akan hidup dalam lingkungan yang lebih harmonis dan jauh dari perpecahan akibat informasi palsu.
Contoh Tabayyun di Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, tabayyun bisa diterapkan ketika mendengar kabar tentang seseorang, lembaga, atau peristiwa. Daripada langsung menyebarkan, seorang muslim sebaiknya memastikan dulu kebenarannya.
Misalnya, jika mendapat pesan viral di WhatsApp, langkah tabayyun dapat dilakukan dengan mengecek sumber resmi atau bertanya pada ahli agama. Sikap ini mencerminkan kedewasaan iman dan akal.
Dalam konteks komunikasi Islam, tabayyun adalah pondasi etika. Seorang da’i, jurnalis, atau pengguna media sosial harus menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran informasi.
Adab Tabayyun dalam Islam menjadi panduan agar komunikasi tidak berubah menjadi alat fitnah, tapi sarana untuk menebar kebaikan.
Dengan demikian, tabayyun bukan hanya nilai moral, tapi juga instrumen membangun masyarakat yang cerdas dan beradab.
Refleksi Spiritual Tabayyun
Adab tabayyun melatih hati untuk sabar dan tidak tergesa-gesa dalam menilai. Orang yang tabayyun memiliki ketenangan karena tidak mudah terprovokasi.
Sikap ini membuat seseorang lebih fokus pada kebenaran dan keadilan, bukan pada sensasi dan emosi sesaat.
Pada akhirnya, Adab Tabayyun dalam Islam adalah pilar penting yang menjaga keutuhan umat di era informasi. Nilai ini menumbuhkan kebijaksanaan, kejujuran, dan tanggung jawab dalam setiap tindakan.
Tabayyun mengajarkan bahwa kecepatan informasi tidak boleh mengalahkan kedalaman pemikiran. Dengan tabayyun, umat Islam menjadi sumber kedamaian, bukan kegaduhan.
People Also Talk
1. Apa itu Adab Tabayyun dalam Islam? Adab Tabayyun adalah etika mencari kejelasan dan memeriksa kebenaran informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya.
2. Mengapa tabayyun penting di era digital? Karena banyaknya berita palsu dan provokatif, tabayyun mencegah umat Islam menjadi penyebar fitnah.
3. Bagaimana cara menerapkan tabayyun? Dengan mengecek sumber, berdiskusi dengan pihak terkait, dan menahan diri dari menyebarkan kabar yang belum pasti.
4. Apa manfaat utama dari tabayyun? Menjaga keharmonisan sosial, menghindari fitnah, dan meningkatkan kualitas berpikir kritis dalam bermedia.
5. Apakah tabayyun termasuk bagian dari iman? Ya. Tabayyun merupakan bagian dari adab keimanan karena menunjukkan kepatuhan terhadap perintah Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 6.

6 hours ago
4
:strip_icc()/kly-media-production/promo_images/1/original/085223300_1761037787-Desktop_1280_x_190.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5278961/original/000621400_1752123975-WhatsApp_Image_2025-07-10_at_12.01.04_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1554094/original/040157900_1491121330-stairs-735995_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3989107/original/099784500_1649396321-shutterstock_739266361.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572020/original/079789800_1694495488-haidan-IAwnp88Fz8Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5269323/original/000082300_1751345371-WhatsApp_Image_2025-07-01_at_11.23.14.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1353454/original/006138200_1474551302-6-21.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3954600/original/001373400_1646637027-3110.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/885386/original/003007200_1432609352-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4863406/original/036872700_1718344791-21918.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5098874/original/038269300_1737177552-1737172643867_arti-ghibah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4794907/original/031051500_1712284605-Ilustrasi_muslim__lucu__tertawa__main_HP.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397475/original/063945300_1761809487-bersholawat_di_masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380435/original/008084100_1760424585-Pria_berdoa_setelah_sholat__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380436/original/025286300_1760424585-Wanita_muslim_berdoa_setelah_sholat__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5079974/original/023611800_1736153763-1735888867486_ciri-penyakit-ain.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397187/original/001577400_1761803406-ilustrasi_berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397416/original/041792100_1761808494-sholawat_thohirul_qolbi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3437811/original/014080000_1619164786-20210423-Mengunjungi-Pameran-Artefak-Nabi-Muhammad-SAW-di-JIC-IQBAL-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4374139/original/096709100_1679981555-pexels-alena-darmel-8164742.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/930723/original/1421cf4bf1b1dc29f1f268bcc42b865e-027781300_1437080827-sunan.jpg)





























