Doa Bilal di Antara Dua Khutbah Jumat Arab, Latin, Arti, dan Tata Caranya

2 months ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Doa bilal diantara dua khutbah Jumat merupakan salah satu rangkaian penting pelaksanaan shalat Jumat yang sering terdengar di masjid-masjid Indonesia. Bacaan doa ini dibacakan oleh seorang bilal atau muraqqi saat jeda antara khutbah pertama dan khutbah kedua.

Pembacaan doa bilal diantara dua khutbah Jumat termasuk dalam kategori bid'ah hasanah atau kebiasaan baik yang berkembang setelah masa Rasulullah SAW. Meskipun tidak ada contoh langsung dari masa Nabi, praktik ini dianggap positif.

Melansir dari buku Menapak Jalan Kebahagiaan: Kumpulan Khotbah Jumat, peran bilal dalam shalat Jumat mengacu pada Bilal bin Rabbah yang merupakan muazin pertama di masa Rasulullah SAW. Fungsi bilal modern tidak hanya mengumandangkan azan, tetapi juga membacakan berbagai doa dan shalawat.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (07/08/2025).

Doa Bilal Diantara Dua Khutbah Jumat: Arab, Latin, dan Artinya

Doa bilal diantara dua khutbah Jumat memiliki teks khusus yang dibacakan saat khatib duduk sejenak antara khutbah pertama dan kedua. Bacaan ini mengandung shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan doa untuk umat Islam secara keseluruhan.

Melansir dari pendapat para ulama NU, berikut adalah bacaan lengkap doa bilal diantara dua khutbah Jumat:

Teks Arab:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ، وَزِدْوَاَنْعِمْ وَتَفَضَلْ وَبَارِكْ ، بِجَلَالِكَ وَكَمَالِكَ عَلٰى زَيْنِ عِبَادِكْ ، وَاَشْرَفِ عِبَادِكَ ، سَيِّدِاْلعَرَبِ وَاْلعَجَمِ ، وَاِمَامِ طَيْبَةَوَاْلحَرَمِ ، سَيِّدِنَاوَمَوْلَانَا مَحَمَّدٍ وَّعَلىٰ آلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىٰ عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ

Bacaan Latin:

Allahumma sholli wa sallim, wa zid waan'im wa tafaddzol wa baarik, bijalaalika wa kamaalika 'alaa zaini 'ibaadik, wa asyrofi 'ibaadik, sayyidil 'arabi wal 'ajami, wa imaami thoibati wal haromi, sayyidinaa wa maulaanaa muhammadiw wa'alaa aalihii wa sohbihii wa sallim wa rodhiyallaahu tabaaroka wa ta'aalaa 'an kulli shohaabati rosuulillaahi ajma'iin.

Artinya:

"Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam, tambahkanlah nikmat, anugerahkanlah karunia dan berkahilah dengan keagungan dan kesempurnaan-Mu kepada perhiasan hamba-hamba-Mu dan yang paling mulia di antara hamba-hamba-Mu, pemimpin bangsa Arab dan non-Arab, imam Madinah dan tanah haram, yaitu pemimpin kami dan pelindung kami Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan semoga Allah Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi meridhai semua sahabat Rasulullah."

Sejarah Bilal dalam Shalat Jumat

Bilal dalam konteks shalat Jumat merujuk pada petugas yang bertugas membacakan berbagai doa dan shalawat selama rangkaian khutbah berlangsung. Istilah ini berasal dari nama Bilal bin Rabbah, sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai muazin pertama dalam Islam karena memiliki suara yang merdu dan lantang.

Seiring perkembangan zaman, peran bilal dalam shalat Jumat tidak hanya terbatas pada azan saja. Bilal juga berperan sebagai muraqqi atau penghantar khatib untuk naik mimbar, sekaligus pembaca doa-doa khusus di berbagai momen khutbah. Fungsi ini berkembang sebagai bentuk bid'ah hasanah yang bertujuan mempersiapkan suasana khidmat dan mengingatkan jamaah untuk mendengarkan khutbah dengan seksama.

Melansir dari Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat STIT-MU Gumawang, tradisi bilal dalam shalat Jumat memiliki dasar historis dari praktik Rasulullah SAW saat Haji Wada'. Pada saat itu, Nabi meminta seseorang untuk menginstruksikan jamaah agar menyimak khutbah yang hendak disampaikan. Praktik inilah yang kemudian berkembang menjadi tradisi bilal dalam shalat Jumat.

Peran bilal sangat penting dalam menjaga kekhidmatan shalat Jumat. Melalui bacaan-bacaan yang disampaikan, bilal membantu menciptakan atmosfer spiritual yang tepat bagi jamaah untuk menerima pesan-pesan khutbah. Selain itu, bacaan bilal juga berfungsi sebagai pengingat akan adab dan tata krama selama khutbah berlangsung.

Tata Cara Lengkap Bacaan Bilal dalam Shalat Jumat

Pelaksanaan tugas bilal dalam shalat Jumat mengikuti urutan yang terstruktur dan telah menjadi tradisi di berbagai masjid. Setiap tahapan memiliki bacaan khusus yang sesuai dengan momen yang sedang berlangsung.

Melansir dari situs antaranews.com, tata cara bilal dalam shalat Jumat dimulai dari sebelum khatib naik mimbar hingga selesai khutbah kedua. Berikut adalah urutan lengkap tugasnya:

1. Sebelum Khatib Naik Mimbar

Bilal berdiri di dekat mimbar sambil membawa tongkat dan membaca bacaan ma'asyiral muslimin yang berisi peringatan kepada jamaah untuk tidak berbicara saat khutbah berlangsung. Bacaan ini didasarkan pada hadis Abu Hurairah tentang larangan berbicara selama khatib berkhutbah.

2. Saat Khatib Naik Mimbar

Ketika khatib mengambil tongkat dan naik ke mimbar, bilal membaca shalawat khusus kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Bacaan ini dimaksudkan untuk memuliakan Rasulullah sebelum khutbah dimulai.

3. Setelah Khatib di Atas Mimbar

Bilal menghadap kiblat dan membaca doa untuk menguatkan Islam dan kaum muslimin. Bacaan ini mengandung permohonan kepada Allah untuk memperkuat iman dan memberikan pertolongan kepada umat Islam.

4. Di Antara Dua Khutbah

Saat khatib duduk antara khutbah pertama dan kedua, bilal membaca doa bilal diantara dua khutbah Jumat yang telah disebutkan di atas. Ini merupakan momen paling khas dari tugas bilal yang mengandung shalawat dan doa yang komprehensif.

Hukum dan Status Bid'ah Hasanah dalam Praktik Bilal

Status hukum praktik bilal dalam shalat Jumat, termasuk doa bilal diantara dua khutbah Jumat, menjadi pembahasan menarik di kalangan ulama. Mayoritas ulama menganggap tradisi ini sebagai bid'ah hasanah (kebiasaan baik) yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Syekh Syihabuddin al-Qalyubi dalam Hasyiyah al-Qalyubi 'ala al-Mahalli menyatakan bahwa mengangkat muraqqi (bilal) sebagaimana tradisi yang berlaku adalah bid'ah yang baik karena mengandung hal positif berupa anjuran membaca shalawat kepada Nabi dan anjuran diam saat khutbah dengan menyebutkan dalil hadis sahih.

Pendapat serupa disampaikan oleh Syekh Muhammad bin Ahmad al-Ramli dalam Fatawa al-Ramli yang menegaskan bahwa meskipun tarqiyyah (bacaan bilal) adalah bid'ah, namun termasuk bid'ah hasanah. Pembacaan ayat Al-Qur'an dan hadis dalam rangkaian bilal dianggap sebagai bentuk peringatan dan motivasi untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi, terutama di hari Jumat.

Bahkan, menurut pandangan Syekh Ibnu Hajar sebagaimana dikutip oleh Syekh Sulaiman al-Jamal, tradisi muraqqi sama sekali tidak bisa disebut bid'ah, bahkan hukumnya sunah. Dalilnya adalah saat melaksanakan khutbah haji wada', Rasulullah memerintahkan salah seorang sahabat untuk memberi instruksi kepada jamaah agar mendengarkan secara seksama khutbah Nabi.

Kesimpulan para ulama ini menunjukkan bahwa doa bilal diantara dua khutbah Jumat merupakan praktik yang tidak hanya diperbolehkan, tetapi bahkan dianjurkan karena mengandung banyak kebaikan dan manfaat spiritual bagi jamaah shalat Jumat.

Daftar Sumber

  • Menapak Jalan Kebahagiaan: Kumpulan Khotbah Jumat
  • Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat STIT-MU Gumawang, Volume 1, No.2, Desember 2020
  • Kitab Tanwir Qulub karya Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi
  • Hasyiyah al-Qalyubi 'ala al-Mahalli oleh Syekh Syihabuddin al-Qalyubi
  • Fatawa al-Ramli oleh Syekh Muhammad bin Ahmad al-Ramli
  • Hasyiyah al-Jamal 'ala Fath al-Wahhab oleh Syekh Sulaiman al-Jamal

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah wajib membaca doa bilal diantara dua khutbah Jumat?

Doa bilal diantara dua khutbah Jumat tidak termasuk rukun atau syarat wajib shalat Jumat. Praktik ini merupakan bid'ah hasanah yang dianjurkan karena mengandung shalawat kepada Nabi dan doa untuk umat Islam, sehingga pelaksanaannya bersifat sunah dan tidak menyebabkan dosa jika ditinggalkan.

2. Siapa yang berhak membaca doa bilal diantara dua khutbah Jumat?

Doa ini biasanya dibaca oleh bilal atau muraqqi yang bertugas dalam shalat Jumat. Namun jika tidak ada bilal khusus, tugas ini dapat dilakukan oleh muazin atau jamaah yang ditunjuk oleh takmir masjid, asalkan memiliki kemampuan membaca dengan baik dan memahami bacaannya.

3. Apakah boleh menggunakan bacaan doa bilal yang berbeda dari teks standar?

Variasi bacaan doa bilal diantara dua khutbah Jumat diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan tetap mengandung shalawat serta doa yang baik. Namun sebaiknya menggunakan bacaan yang sudah umum dikenal dan dirujuk dari kitab-kitab mu'tabar untuk menjaga kesatuan praktik dalam satu masjid.

4. Bagaimana jika bilal lupa atau salah membaca doa diantara dua khutbah?

Kesalahan atau kelupaan bilal dalam membaca doa tidak mempengaruhi keabsahan shalat Jumat karena bacaan ini bukan termasuk rukun khutbah. Bilal dapat memperbaiki bacaan jika masih memungkinkan, atau cukup melanjutkan dengan bacaan yang benar tanpa mengulangi dari awal.

5. Apakah jamaah perlu mengaminkan doa bilal diantara dua khutbah Jumat?

Jamaah dianjurkan untuk mendengarkan dengan khidmat dan dapat mengaminkan doa-doa yang dibacakan bilal dalam hati. Namun mengingat momen ini adalah jeda antara dua khutbah, jamaah sebaiknya tetap menjaga keheningan dan tidak bersuara keras agar tidak mengganggu kekhidmatan ibadah.

6. Bolehkah jamaah ikut membaca doa bilal diantara dua khutbah secara bersamaan?

Sebaiknya jamaah tidak ikut membaca bersamaan dengan bilal karena dapat menimbulkan kebisingan yang mengganggu kekhidmatan. Jamaah cukup mendengarkan dengan seksama dan merenungkan makna dari bacaan shalawat dan doa yang disampaikan bilal.

7. Apakah ada perbedaan doa bilal untuk daerah yang berbeda di Indonesia?

Terdapat variasi bacaan doa bilal di berbagai daerah di Indonesia, namun esensi dan kandungan utamanya tetap sama yaitu shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan doa untuk umat Islam. Perbedaan ini mencerminkan kekayaan tradisi Islam Nusantara yang berkembang sesuai dengan rujukan kitab dan kebiasaan setempat.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |