Liputan6.com, Jakarta - Salah satu sikap hati yang dianjurkan dalam Islam adalah qanaah, yakni menerima atas rizki yang telah diberikan oleh Allah. Oleh karena itu penting bagi seorang muslim untuk mengetahui doa memohon hati yang qana'ah.
Merujuk pendapat Alwazir Abdusshomad dalam jurnal Jurnal Penerapan Sifat Qanaah dalam Mengendalikan Hawa Nafsu Duniawi, secara bahasa, qana’ah berasal dari kata al-qani’ yang berarti rela, puas, atau ikhlas menerima apa adanya. Dalam terminologi akhlak Islam, qana’ah ialah sikap merasa cukup terhadap rezeki yang Allah anugerahkan, tanpa keluh kesah dan tanpa tamak terhadap milik orang lain.
Qana’ah merupakan akhlak mulia berupa ketenangan jiwa terhadap rezeki yang diberikan Allah SWT. Namun perlu dicatat, qanaah bukan berarti pasif atau malas, melainkan keseimbangan antara ikhtiar dan penerimaan ridha atas hasilnya.
Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa memohon sifat qanaah. Berikut ini adalah bacaannya sebagaimana dijelaskan para ulama.
Doa Memohon Hati yang Qana'ah
Dalam Jurnal Makna Qana’ah dan Implementasinya di Masa Kini (Kajian Tafsir Tahlili QS. Al-Hajj, 22: 36), karya Malikhatul Kamalia, ddk mengungkapkan, bahwa qana’ah bukan “nerimo tanpa usaha”, melainkan usaha maksimal yang halal, lalu menerima hasilnya dengan lapang hati.
Ini sejalan dengan yang tersirat dalam doa yang dicantumkan Yahya bin Syarf An Nawawi (Imam Nawawi) dalam kitab Riyadhus Shalihin:
Doa Ketakwaan dan Sifat Qanaah
اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
Latin: “Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina.”
Artinya: Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina.
Doa ini adalah bersumber dari hadis dari Ibnu Mas’ud RA, beliau berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a: “Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina”.” (HR. Muslim no. 2721).
Dalam Syarah Muslim, An Nawawi menjelaskan, ’Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.
Menurut Imam Nawawi, keutamaan meminta ketakwaan yang dimaksud adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Takwa diambil dari kata “wiqoyah” yang maknanya melindungi, yaitu maksudnya seseorang bisa mendapatkan perlindungan dari siksa neraka hanya dengan menjalankan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan. Al Huda adalah petunjuk dalam ilmu dan amal.
Keutamaan meminta sifat ‘afaf atau ‘iffah yaitu agar dijauhkan dari hal-hal yang diharamkan semacam zina. Berarti do’a ini mencakup meminta dijauhkan dari pandangan yang haram, dari bersentuhan yang haram, dari zina dengan kemaluan dan segala bentuk zina lainnya. Karena yang namanya zina adalah termasuk perbuatan keji.
Keutamaan meminta pada Allah sifat al ghina yaitu dicukupkan oleh Allah dari apa yang ada di sisi manusia dengan selalu qona’ah, selalu merasa cukup ketika Allah memberinya harta sedikit atau pun banyak. Karena ingatlah bahwa kekayaan hakiki adalah hati yang selalu merasa cukup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
Imam Nawawi menganjurkan merutinkan membaca doa tersebut di atas.
Doa Agar Qanaah dan Tidak Rakus
Dalam kitab Ihya Ulumiddin, Imam al-Ghazali menyebutkan doa qanaah yang perlu kita baca agar kita memiliki sifat tidak rakus.
Lafadz doa agar qanaah tersebut sebagai berikut;
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ حَلاَلًا لَا تُعَاقِبْنِيْ عَلَيْهِ وَقَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ وَاسْتَعْمِلْنِيْ بِهِ صَالِحًا تَقَبَّلْهُ مِنِّيْ اَللَّهُمَّ قَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ وَأخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبَةٍ لِيْ بِخَيْرٍ
Latin: Allohummarzuqni halalan la tu’aqibni a’laihi wa qanni’ni bima rozaqtani wasta’milni bihi sholihan taqobbalhu minni. Allohumma qonni’ni bima rozaqtani wa barikli fihi wakhluf ‘alayya kulla gha-ibatin li bikhoirin.
“Ya Allah, anugerahilah aku rezeki yang halal, janganlah Engkau siksa aku atas rezeki itu. Anugerahilah aku sifat mencukupkan diri (sifat qana’ah) dengan apa yang telah Engkau rezekikan padaku dan pakaikanlah aku dengan rezeki itu pada jalan yang baik dan terimalah yang baik itu daripadaku. Ya Allah, anugerahilah aku sifat qana’ah atas denga apa yang telah Engkau rizekikan padaku dan berkahilah aku dalam rizeki tersebut, dan gantilah atasku setiap sesuatu yang hilang dariku dengan kebaikan.”
Makna doa agar qanaah ini sangat mendalam. Kita memohon kepada Allah agar diberikan rezeki yang halal dan terhindar dari siksaan akibat rezeki yang salah digunakan. Selain itu, doa ini juga berisi permohonan untuk memiliki sifat qana’ah agar kita mampu menerima rezeki yang telah Allah tetapkan, tanpa merasa kurang atau iri terhadap rezeki orang lain.
Hal ini penting karena rezeki yang berkah bukan hanya dilihat dari jumlahnya, tetapi dari bagaimana kita merasa cukup dan bahagia dengan apa yang diberikan.
Doa Qanaah Riwayat Ibnu Abad
Berikutnya adalah doa Rasulullah SAW memohon agar Allah memberikan kita sifat qana’ah yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbad RA:
اللَّهُمَ قَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي، وَبَارِكْ لي فِيهِ، وَاخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبَةٍ لِي بِخَيْرٍ
Latin: Allāhumma qanni‘nī bimā razaqtanī, wa bārik lī fīhi, wakhlu f ‘alayya kulla ghā’ibatin lī bikhair.
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku orang yang qana’ah terhadap rezeki yang Engkau beri, dan berkahilah, serta gantilah apa yang luput dariku dengan sesuatu yang lebih baik” (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad).
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam Madarijus Salikin menjelaskan, doa ini merupakan latihan rohani agar seorang hamba tidak diperbudak oleh harapan dunia, tetapi dipimpin oleh keyakinan terhadap kebijaksanaan Allah. Dia menjelaskan bahwa doa ini mengandung tiga lapisan makna:
Pertama, permohonan agar hati dipenuhi qana’ah, yakni tidak iri kepada orang lain.
Kedua, harapan agar rezeki yang dimiliki diberkahi, bukan hanya banyak tetapi bermanfaat.
Ketiga, pengakuan bahwa kehilangan duniawi tidak berarti kehilangan kebahagiaan, karena Allah selalu menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Dalil Perintah untuk Qanaah
Dalil Qana’ah dalam Al-Qur’an:
1. QS. Al-Hajj [22]: 36
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Dan telah Kami jadikan unta-unta itu sebagian dari syiar Allah untukmu; kamu memperoleh banyak kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah atasnya ketika berdiri (untuk disembelih), dan apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagian darinya dan berilah makan orang yang puas (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan hewan-hewan itu untukmu agar kamu bersyukur.”
Menurut Quraish Shihab, lafaz al-qāni‘ bermakna orang fakir yang menahan diri dari meminta-minta karena puas dengan ketentuan Allah. Sementara, Hamka menafsirkan bahwa ayat ini mengajarkan etika sosial dan spiritual: orang qana’ah adalah yang mampu menahan hawa nafsu duniawi dan mensyukuri setiap nikmat kecil yang diberikan Tuhan.
2. QS. Ibrahim [14]: 7
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’”
Menurut Hamka, ayat ini menunjukkan bahwa qana’ah adalah bentuk nyata dari syukur. Orang yang qana’ah tidak mengeluh meski sedikit rezekinya, dan justru Allah tambahkan nikmat dari arah yang tak disangka.
Hadis tentang Qana’ah
1. Hadis Riwayat Bukhari-Muslim
لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Artinya: “Bukanlah kaya itu karena banyaknya harta benda, tetapi kaya itu adalah kaya hati.”
Hadis ini menjadi pilar utama definisi qana’ah. Menurut Imam Nawawi, kekayaan hati adalah kondisi ketika seseorang merasa cukup dan tidak tamak. Ia memiliki kepuasan spiritual yang tidak dapat diguncang oleh kekurangan materi.
b. Hadis Riwayat Ahmad
اللَّهُمَّ قَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي، وَبَارِكْ لِي فِيهِ، وَاخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبٍ لِي بِخَيْرٍ
Arti: “Ya Allah, jadikan aku merasa cukup dengan rezeki yang Engkau berikan, berkahilah padanya, dan gantilah setiap yang hilang dariku dengan yang lebih baik.”
Doa ini diajarkan Rasulullah untuk menanamkan rasa cukup. Menurut Ibnul Qayyim, doa tersebut mengandung tiga lapis makna qana’ah: rasa syukur terhadap yang ada, keberkahan atasnya, dan optimisme terhadap masa depan.
Kiat Menumbuhkan Sikap Qanaah
Menurut Alwazir Abdusshomad dalam Jurnal Penerapan Sifat Qana’ah, doa merupakan latihan batin untuk mengendalikan hawa nafsu duniawi. Dengan qana’ah, seseorang bebas dari tekanan hasrat berlebih dan dari rasa iri terhadap rezeki orang lain.
Sementara Malikhatul Kamalia dalam Makna Qana’ah dan Implementasinya di Masa Kini menyebut doa sebagai bentuk self-regulation spiritual—cara Islam mendidik hati agar stabil menghadapi pasang surut kehidupan.
Berikut ini adalah kiat agar bisa menumbuhkan sikap qanaah:
1. Menerima dengan rela apa yang ada
Rasa ridha terhadap keputusan Allah membentuk fondasi ketenangan batin. Dalam praktiknya, ini berarti berhenti mengeluh atas kekurangan dan melihat nilai positif dari apa yang dimiliki.
2. Berdoa dan berusaha untuk tambahan yang layak
Qana’ah bukan menyerah, melainkan menyertai usaha dengan harapan yang proporsional. Doa menjadi jembatan antara ikhtiar manusia dan ketetapan Ilahi.
3. Sabar terhadap takdir
Kesabaran menjaga seseorang agar tidak tergesa mengambil jalan haram saat diuji rezekinya.
4. Tawakal kepada Allah
Setelah berusaha, qana’ah diwujudkan melalui keyakinan bahwa Allah lebih tahu mana yang terbaik.
5. Tidak tertipu oleh dunia
Prinsip terakhir ini adalah pagar moral agar manusia tidak diperbudak harta, jabatan, atau gengsi sosial.
Hikmah Qanaah dan Relevansinya dalam Kehidupan Modern
Berikut penjelasan hikmah-hikmah qana’ah dan relevansinya dalam kehidupan modern:
1. Sumber Ketentraman dan Kebahagiaan Hakiki
Salah satu hikmah terbesar qana’ah adalah ketenangan hati (sukūn an-nafs). Orang yang qana’ah tidak dikuasai oleh rasa iri dan ambisi yang tak berujung, sebab ia memandang rezeki sebagai ketetapan Allah yang adil.
Dalam kehidupan modern yang penuh kompetisi, banyak orang kehilangan ketenangan karena tekanan sosial dan gaya hidup konsumtif. Qana’ah hadir sebagai terapi spiritual.
Qana’ah melatih manusia untuk melihat nikmat kecil sebagai karunia besar. Hamka dalam Tasawuf Modern menulis, “Qana’ah menjadikan hati selalu bersyukur, karena ia melihat hikmah di balik setiap keterbatasan.”
Dalam konteks masa kini, qana’ah relevan untuk membangun mental positif di tengah arus materialisme. Banyak orang merasa tidak bahagia meski bergelimang harta karena kehilangan rasa cukup. Qana’ah menumbuhkan kemampuan bersyukur yang autentik, bukan pasrah, tapi menerima dengan ikhlas setelah berikhtiar.
3. Menjaga Kehormatan dan Kemandirian
Orang yang qana’ah tidak bergantung pada pemberian orang lain. Ia menjaga harga dirinya dengan bekerja dan menerima hasil apa adanya.
Dalam dunia modern, prinsip ini melahirkan etos kerja dan integritas. Seorang profesional yang berqana’ah tidak akan tergoda melakukan kecurangan, korupsi, atau manipulasi demi keuntungan pribadi. Ia bekerja bukan karena kerakusan, tapi karena tanggung jawab dan rasa syukur.
Orang yang merasa cukup cenderung dermawan, karena hatinya tidak dikendalikan rasa kurang. Dalam konteks sosial modern, qana’ah menumbuhkan budaya berbagi di tengah kesenjangan ekonomi.
Sifat ini melahirkan solidaritas, gotong royong, dan keadilan sosial—nilai yang sangat dibutuhkan di masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis.
5. Menjadi Benteng dari Hawa Nafsu Duniawi
Qana’ah bukan hanya akhlak moral, tetapi juga mekanisme spiritual untuk mengendalikan nafsu. Qana’ah membebaskan hati dari syahwat harta dan kedudukan. Orang yang qana’ah akan menolak cara-cara haram demi kekayaan, sebab ia yakin rezekinya telah ditetapkan.
6. Membangun Keseimbangan Dunia dan Akhirat
Qana’ah mengajarkan bahwa dunia hanyalah sarana, bukan tujuan akhir. Dalam kehidupan modern, hikmah ini melatih manusia untuk hidup efektif tanpa terjerumus dalam workaholism (kecanduan kerja).
Seseorang berusaha keras, tetapi tetap menjaga spiritualitas dan hubungan sosial. Qana’ah menuntun manusia agar sukses dunia tanpa kehilangan arah menuju akhirat.
People Also Ask
1. Apa doa jalur langit meluluhkan hati seseorang?
Arab Latin: Allahumma laa sahla illaa maa ja'al- tahu sahlan wa anta taj'alu al-haz-na idza shii'ta sahlan.
Artinya: "Ya Allah, tidak ada kemudahan, terkecuali sesuatu itu telah Engkau jadikan mudah. Dan Engkau dapat menjadikan tanah yang keras menjadi mudah jika Engkau berkehendak."
2. Bagaimana cara menumbuhkan sifat qana'ah?
Untuk membiasakan diri bersifat qana'ah, Anda perlu memperkuat iman dan takwa, membiasakan diri bersyukur, melihat ke bawah dalam urusan dunia, dan selalu berusaha dengan ikhlas serta tawakal. Selain itu, penting untuk memahami hikmah perbedaan rezeki dan menjaga hati dari iri dengki.
3. Doa apa yang paling cepat terkabul?
Doa yang paling cepat terkabul menurut ajaran Islam adalah doa dari orang yang teraniaya, doa orang tua untuk anaknya, dan doa musafir. Selain itu, doa orang yang sedang berpuasa ketika berbuka juga disebutkan sangat mustajab.
4. Apakah doa al jabbar bisa meluluhkan hati seseorang?
Ya, doa Al Jabbar dapat membantu meluluhkan hati seseorang, tetapi fokus utamanya adalah untuk memperbaiki diri sendiri dan mendekatkan diri pada Allah SWT, bukan untuk memanipulasi orang lain. Doa ini membantu melunakkan hati yang terluka, menguatkan jiwa, dan membangun keyakinan pada pertolongan Allah SWT dengan cara meningkatkan kesabaran, ketawakal, dan ketenangan batin.

6 hours ago
1
:strip_icc()/kly-media-production/promo_images/1/original/085223300_1761037787-Desktop_1280_x_190.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/885386/original/003007200_1432609352-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5082269/original/032884500_1736233897-1736231251952_flexing-itu-apa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4628436/original/095598200_1698637528-8712637.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3954600/original/001373400_1646637027-3110.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5169862/original/050122900_1742550938-pexels-shukran-2103130.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5142778/original/047144800_1740471441-pexels-mikhail-nilov-9783906.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365524/original/054763800_1759199598-Wanita_muslim_membaca_buku_di_kasur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365523/original/042845000_1759199598-Dua_wanita_muslimah_membaca_buku.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5391374/original/020932200_1761311781-pant4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380435/original/008084100_1760424585-Pria_berdoa_setelah_sholat__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4975694/original/033193500_1729565937-nama-wali-songo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/930714/original/070224300_1437079645-sunan-giri.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4787028/original/057370300_1711568364-WhatsApp_Image_2024-03-28_at_02.38.08.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/930718/original/070650000_1437079645-sunan-muria-kabarmakkah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1935315/original/054978200_1519567737-Topeng_Losari_Berusia_Ratusan_Tahun.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1634728/original/051392600_1498556758-1__rain-316580_960_720__Pixabay.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/930720/original/2cda8888ff3dd5f06447f220aa1aec02-desabebel.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5167593/original/083515700_1742364471-Kesehatan_mata.jpg)





























