Apakah Anak Kecil Mengalami Siksa Kubur Menurut Pandangan Islam? Simak Penjelasannya

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Pertanyaan tentang apakah anak kecil mengalami siksa kubur menurut pandangan Islam kerap menjadi perdebatan di kalangan umat muslim. Topik ini menarik perhatian karena menyangkut nasib anak-anak yang meninggal sebelum mencapai usia baligh dan belum terbebani hukum syariat.

Dalam Islam, siksa kubur merupakan azab yang diterima seseorang di alam barzakh setelah kematian hingga hari kiamat. Para ulama memiliki pandangan beragam mengenai apakah anak kecil mengalami siksa kubur menurut pandangan Islam, mengingat mereka belum dibebani kewajiban syariat seperti orang dewasa.

Melansir dari kitab Ar-Ruh karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, terdapat perbedaan pendapat ulama tentang pertanyaan kubur kepada anak-anak. Sebagian ulama berpendapat anak-anak tetap mendapat pertanyaan kubur, sementara sebagian lainnya menyatakan mereka terhindar dari pertanyaan tersebut. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Senin (27/10/2025).

Promosi 1

Apakah Anak Kecil Mengalami Siksa Kubur Menurut Pandangan Islam?

Menurut mayoritas ulama, anak kecil tidak mengalami siksa kubur karena mereka belum dibebani taklif atau kewajiban syariat. Anak-anak yang meninggal sebelum baligh dianggap suci dan bebas dari dosa, sehingga tidak layak menerima azab di alam kubur. Prinsip dasar ini berdasarkan keadilan Allah SWT yang tidak menyiksa seseorang kecuali mereka telah diberi akal dan kemampuan untuk memahami perintah-Nya.

Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai pertanyaan kubur kepada anak-anak. Sebagian ulama seperti Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menyatakan bahwa anak-anak tetap mendapat pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir, namun bukan dalam konteks siksa. Pertanyaan ini lebih kepada pengenalan terhadap kedudukan mereka di alam barzakh.

Melansir dari kitab Muwaththa' karya Imam Malik, terdapat riwayat dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah menyalati jenazah seorang anak dan berdoa, "Ya Allah, lindungilah ia dari siksa kubur." Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi SAW memohon perlindungan untuk anak tersebut, namun para ulama berbeda dalam menafsirkan maknanya.

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam kitab At-Tadzkirah menjelaskan bahwa jika anak-anak ditanya di dalam kubur, akal mereka akan disempurnakan terlebih dahulu supaya bisa mengetahui kedudukan dan kebahagiaan mereka. Mereka juga akan diilhami jawaban yang benar atas pertanyaan malaikat. Dengan demikian, pertanyaan kubur bagi anak-anak bukanlah untuk menghukum, melainkan untuk menyempurnakan kebahagiaan mereka di alam barzakh.

Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir

Setiap manusia yang meninggal akan mendapat pertanyaan dari dua malaikat yang bernama Munkar dan Nakir. Pertanyaan ini merupakan ujian pertama di alam barzakh untuk menentukan nasib seseorang. Tiga pertanyaan pokok yang diajukan adalah: "Siapa Tuhanmu?", "Apa agamamu?", dan "Siapa nabimu?"

Melansir dari hadits riwayat At-Tirmidzi yang dishahihkan oleh beliau, Rasulullah SAW bersabda tentang pertanyaan di dalam kubur yang mencakup ketiga hal tersebut. Orang beriman akan dengan mudah menjawab pertanyaan ini, sedangkan orang kafir atau munafik akan kebingungan dan tidak mampu menjawab dengan benar.

Bagi orang beriman, kubur akan diperluas dan diterangi cahaya sebagai balasan atas jawaban yang benar. Sebaliknya, bagi orang kafir atau durhaka, kubur akan menyempit hingga tulang rusuknya berbenturan. Pertanyaan malaikat ini merupakan awal dari kehidupan di alam barzakh yang akan berlangsung hingga hari kebangkitan.

Hadits-hadits shahih dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim menjelaskan secara detail tentang proses pertanyaan kubur ini. Para sahabat Nabi SAW sangat takut dengan siksa kubur dan selalu memohon perlindungan Allah SWT darinya dalam setiap doa mereka.

Amalan untuk Menghindari Siksa Kubur

Siksa kubur dapat dihindari dengan melakukan amalan-amalan shalih di dunia. Rasulullah SAW telah mengajarkan berbagai cara untuk terhindar dari azab kubur yang mengerikan.

1. Menjaga Bersuci dengan Sempurna

Salah satu penyebab siksa kubur adalah tidak bersuci dari air kencing. Rasulullah SAW pernah melewati dua kubur dan bersabda bahwa keduanya disiksa, salah satunya karena tidak bersuci dari air kencing. Oleh karena itu, menjaga kesucian dari najis merupakan amalan penting.

2. Menghindari Ghibah dan Namimah

Ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba) adalah dosa yang menyebabkan siksa kubur. Dalam hadits yang sama, Nabi SAW menyebutkan bahwa salah satu penghuni kubur yang disiksa adalah karena suka mengadu domba. Menjaga lisan dari perbuatan ini sangat penting.

3. Membaca Surah Al-Mulk Sebelum Tidur

Melansir dari hadits riwayat At-Tirmidzi, Surah Al-Mulk dapat menjadi penolong dari siksa kubur. Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca surah ini sebelum tidur sebagai perlindungan. Surah Al-Mulk terdiri dari 30 ayat yang penuh berkah.

4. Berdoa Mohon Perlindungan

Nabi SAW selalu mengajarkan umatnya untuk berdoa memohon perlindungan dari siksa kubur. Doa ini dapat dibaca setelah tasyahud akhir dalam salat atau kapan saja. Doa tersebut adalah "Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabil qabr" (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur).

5. Mati Syahid

Orang yang mati syahid di jalan Allah akan terhindar dari siksa kubur. Para ulama menjelaskan bahwa syahid tidak hanya mati dalam peperangan, tetapi juga termasuk orang yang mati karena penyakit tertentu seperti wabah, tenggelam, atau kebakaran dengan niat yang ikhlas.

6. Mati dalam Keadaan Beriman dan Beramal Shalih

Kunci utama untuk terhindar dari siksa kubur adalah mati dalam keadaan beriman dan beramal shalih. Seseorang harus menjaga iman dan istiqamah dalam beribadah hingga akhir hayat. Ini merupakan nikmat terbesar yang dapat dimohonkan kepada Allah SWT.

Kewajiban Orang Tua terhadap Anak dalam Pendidikan Agama

Meskipun anak kecil tidak dibebani taklif syariat, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anak mereka. Pendidikan agama sejak dini merupakan investasi penting untuk kehidupan dunia dan akhirat.

1. Mengajarkan Tauhid Sejak Dini

Orang tua wajib mengajarkan tauhid kepada anak-anak sejak mereka mulai bisa berbicara. Kalimat pertama yang dikenalkan adalah "La ilaha illallah" (tidak ada tuhan selain Allah). Pendidikan tauhid ini menjadi fondasi keimanan yang kokoh.

2. Membiasakan Salat

Rasulullah SAW memerintahkan agar anak-anak diajarkan salat sejak usia tujuh tahun dan dipukul (dengan pukulan ringan yang mendidik) jika meninggalkannya pada usia sepuluh tahun. Pembiasaan ini bertujuan agar anak terbiasa beribadah ketika sudah baligh.

3. Mengajarkan Akhlak Mulia

Pendidikan akhlak sama pentingnya dengan pendidikan ibadah. Anak-anak harus diajarkan untuk jujur, amanah, menghormati orang tua, menyayangi sesama, dan sifat-sifat terpuji lainnya. Akhlak mulia akan menjadi bekal mereka dalam kehidupan.

4. Mendoakan Anak-anak

Melansir dari berbagai hadits, orang tua disunnahkan untuk selalu mendoakan anak-anak mereka. Doa orang tua untuk anak adalah doa yang makbul. Doa ini mencakup perlindungan dari segala keburukan, termasuk siksa kubur jika anak meninggal sebelum baligh.

5. Menjadi Teladan yang Baik

Pendidikan terbaik adalah melalui keteladanan. Anak-anak akan meniru apa yang dilakukan orang tua mereka. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam beribadah, berakhlak, dan bermuamalah dengan sesama.

Perbedaan Siksa Kubur dengan Azab Akhirat

Siksa kubur dan azab akhirat adalah dua hal yang berbeda meskipun keduanya merupakan bentuk hukuman bagi orang berdosa. Memahami perbedaan ini penting untuk mengetahui konsep eskatologi dalam Islam dengan lebih baik.

Siksa kubur terjadi di alam barzakh, yaitu periode antara kematian dan hari kebangkitan. Ini merupakan azab sementara yang dialami oleh ruh dan jasad di dalam kubur. Durasi siksa kubur berlangsung hingga hari kiamat, namun intensitasnya bisa berbeda-beda tergantung dosa dan ada tidaknya orang yang mendoakan.

Adapun azab akhirat adalah hukuman yang diberikan setelah hari kebangkitan dan penghakiman. Azab ini terjadi di neraka Jahannam yang merupakan tempat pembalasan abadi bagi orang-orang kafir. Bagi orang beriman yang berdosa, mereka akan disiksa sesuai kadar dosanya, kemudian dikeluarkan dari neraka untuk masuk surga.

Melansir dari kitab Tafsir Ibnu Katsir, siksa kubur dapat dihapuskan atau diringankan dengan berbagai sebab seperti doa keluarga, sedekah jariyah, atau ampunan Allah SWT. Sementara azab akhirat untuk orang kafir bersifat kekal dan tidak ada jalan keluar kecuali bagi orang beriman yang dosanya telah diampuni atau telah selesai menjalani hukuman.

Perbedaan lain adalah dalam hal saksi. Siksa kubur tidak disaksikan oleh manusia di dunia, kecuali melalui wahyu atau karamah. Sementara azab akhirat akan disaksikan oleh seluruh makhluk pada hari kebangkitan. Kedua jenis siksa ini merupakan manifestasi dari keadilan Allah SWT yang sempurna.

FAQ

1. Apakah anak kecil yang belum baligh akan disiksa di kubur? Mayoritas ulama berpendapat anak kecil tidak mengalami siksa kubur karena belum dibebani taklif syariat dan dianggap suci dari dosa.

2. Pada usia berapa anak dianggap baligh dalam Islam? Anak laki-laki dianggap baligh saat mimpi basah atau mencapai usia 15 tahun, sedangkan anak perempuan saat haid, mimpi basah, atau usia 15 tahun.

3. Apakah anak kecil mendapat pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir? Para ulama berbeda pendapat, sebagian mengatakan anak kecil tetap ditanya namun akalnya disempurnakan dan diilhami jawaban yang benar, sebagian lain mengatakan mereka tidak ditanya sama sekali.

4. Apa yang menjadi penyebab utama siksa kubur? Penyebab utama siksa kubur antara lain tidak bersuci dari najis, ghibah dan namimah, serta dosa-dosa besar lainnya yang tidak ditaubati.

5. Bagaimana cara terhindar dari siksa kubur? Cara terhindar dari siksa kubur adalah dengan beriman, beramal shalih, menjaga kesucian, menghindari ghibah dan namimah, serta memperbanyak doa perlindungan.

6. Apakah orang tua wajib mendidik anak tentang agama sejak kecil? Ya, orang tua wajib mendidik anak tentang tauhid, ibadah, dan akhlak sejak dini meskipun anak belum dibebani kewajiban syariat.

7. Kemana anak kecil yang meninggal sebelum baligh? Mayoritas ulama berpendapat bahwa anak-anak muslim yang meninggal sebelum baligh akan masuk surga tanpa hisab sebagai rahmat Allah SWT.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |