Liputan6.com, Jakarta Doa penutup kultum merupakan bagian penting yang tidak boleh dilupakan dalam setiap kegiatan dakwah dan pengajian. Praktik ini telah diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagai sunah yang memiliki keutamaan besar bagi setiap Muslim yang mengamalkannya.
Membaca doa penutup kultum bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk ibadah yang mengandung permohonan ampun dan keselamatan di dunia serta akhirat. Setiap majelis ilmu atau ceramah hendaknya ditutup dengan doa yang tepat sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Menurut buku 52 Kultum Favorit Untuk Muslimah karya Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafild (2023), doa penutup majelis atau kafaratul majelis memiliki kedudukan khusus dalam ajaran Islam sebagai penutup kesalahan yang mungkin terjadi selama bermajelis. Praktik ini menjadi bentuk taubat dan permohonan ampun kepada Allah SWT. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (15/8/2025).
Doa Penutup Kultum dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan
Doa penutup kultum yang paling utama adalah doa kafaratul majelis yang rutin diamalkan Rasulullah SAW. Doa ini memiliki tiga varian yang dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kebutuhan majelis.
1. Doa Kafaratul Majelis Pertama
Arab: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Latin: Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu an-lâilâha illâ anta astaghfiruka wa atûbu ilaik
Terjemahan: "Maha Suci Engkau, ya Allah. Segala sanjungan untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu."
2. Doa Kafaratul Majelis Kedua
Arab: اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Latin: Allahumma musharrifal qulub, sharrif qulubana ila tha'atika. Ya Muqollibal Qulub Tsabbit Qolbi 'alaa Diinika. Rabbana la tuzigh qu- lubana ba'da idz hadaitana wahablana minladunka rahmatan innaka antal wahhab.
Terjemahan: "Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati ini untuk taat kepada-Mu. Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini kepada agama-Mu. Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia, amin ya Allah."
3. Doa Kafaratul Majelis Ketiga
Arab: اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا فِي مَجْلِسِنَا هَذَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ عَيْبًا إِلاَّ سَتَرْتَهُ وَلاَ عُسْرًا إِلاَّ يَسَّرْتَهُ وَلاَ جَهْلاً إِلاَّ عَلَّمْتَهُ وَلاَ ضَلاَلاً إِلاَّ هَدَيْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Latin: Allahumma la tada'lana fi majlisina haza dzanban illa ghofarta wala hamman illa farrajta wala a 'iban illa satarta wala 'usron illa yassarta wala jahlan illa a'llamta wala dhollan illa hadaita wala dainan illa qadaita wala hajatan illa qadlaitaha ya arhamar rahimin.
Terjemahan: "Ya Allah janganlah kami meninggalkan dosa ditempat ini kecuali Engkau yang mengampuni, dan tiada keresahan kecuali Engkau yang membahagiakan, dan tiada cacat kecuali Engkau yang menutupi, dan tiada kesulitan kecuali Engkau memudahkan, dan tiada kebodohan kecuali Engkau yang mengetahui, dan tiada kegelapan kecuali Engkau yang memberi petunjuk, dan tiada hutang kecuali Engkau yang melunasi, dan tiada kebutuhan kecuali Engkau yang melengkapi-Nya."
Doa Pembuka Majelis untuk Melengkapi Kultum
Sebelum membahas lebih lanjut tentang doa penutup kultum, penting untuk memahami doa pembuka majelis yang menjadi pasangan sempurna dalam setiap kegiatan dakwah. Doa pembuka majelis dipanjatkan sebelum memulai ceramah, khotbah, pengajian, maupun pidato untuk memohon kelancaran dan ridha Allah SWT.
1. Doa Pembuka Majelis Pertama
Arab: نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ أَمَّا بَعْدُ
Latin: Nahmaduhu wanasta'inu wanastaghfiruhu wana'udzubillahi min syuruuri anfusinaa wamin sayyiaati a'maalina. Min yahdillah falaa mudhillalahu wamin yudhillhu falaa haadiyalahu. Allohumma solli wasalim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa'alaa alihi wasohbihi ajma'ina amma ba'du.
Terjemahan: "Kami panjatkan segala puji kepada-Nya dan kami mohon pertolongan-Nya. Seraya memohon ampun dan perlindungan-Nya dari segala keburukan jiwa-ku dan kejelekan amaliahku. Barang siapa telah Yang Maha Kuasa berikan petunjuk jalan baginya, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya."
2. Doa Pembuka Majelis Kedua
Arab: الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ أَمَّا بَعْدُ
Latin: Alhamdulillahi rabbil'aalamin, wash-sholaatu wassalaamu 'ala isyrofil anbiyaa i walmursaliin, wa'alaa alihi washohbihii ajma'iin ammaba'adu.
Terjemahan: "Segala puji bagi Yang Maha Kuasa Tuhan Seluruh Alam. Semoga selawat dan keselamatan tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia, keluarga dan sahabat-sahabatnya."
Keutamaan dan Hikmah Doa Penutup Kultum
Doa penutup kultum atau kafaratul majelis memiliki keutamaan yang luar biasa berdasarkan hadits-hadits shahih dari Rasulullah SAW. Keutamaan ini menjadi alasan mengapa setiap majelis ilmu dan ceramah hendaknya ditutup dengan doa yang tepat sesuai tuntunan Nabi.
Dari Abu Barzah Al-Aslami, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW di akhir majelis ketika hendak berdiri meninggalkan tempat selalu mengucapkan doa kafaratul majelis. Ketika ditanya tentang hal ini, beliau menjelaskan bahwa doa tersebut sebagai penambal kesalahan yang dilakukan dalam majelis (HR. Abu Daud: 4857 dan Ahmad, 4:425).
1. Penutup Kesalahan dalam Majelis
Keutamaan utama dari doa penutup kultum adalah menjadi penutup dan pengampun segala kesalahan yang mungkin terjadi selama bermajelis. Setiap manusia tidak luput dari kesalahan, baik dalam perkataan maupun perbuatan selama mengikuti majelis ilmu.
2. Penebus Hal-Hal Sia-Sia
Aisyah radhiyallahu anha menceritakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah duduk di majelis, membaca Al-Quran, atau salat kecuali mengakhirinya dengan doa kafaratul majelis. Beliau menjelaskan bahwa bagi yang berkata baik, doa ini menjadi penguat kebaikan, sedangkan bagi yang berkata buruk, doa ini menjadi kaffarah atau penebus (HR. An-Nasa'i dalam Amal Al-Yaum wal-Lailah no. 273).
3. Bentuk Zikir kepada Allah
Doa penutup kultum merupakan bentuk zikir atau mengingat Allah dalam setiap kegiatan majelis. Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Setiap kaum yang bangkit dari majelis yang tidak ada zikir kepada Allah, maka selesainya majelis itu seperti bangkai keledai dan hanya menjadi penyesalan pada hari kiamat" (HR Abu Daud, no. 4855; Ahmad, 2: 389).
4. Permohonan Ampun dan Taubat
Lafaz dalam doa kafaratul majelis berisi pujian kepada Allah SWT dan kesaksian bahwa tidak ada yang berhak disembah selain-Nya. Bagian akhir doa merupakan ungkapan permohonan ampun dan taubat seorang hamba kepada Allah SWT.
Menurut Tafsir As-Sa'diy (hlm. 92), Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'diy rahimahullah menjelaskan bahwa seorang hamba ketika selesai beribadah hendaknya memohon ampunan kepada Allah atas segala kekurangannya dalam mengerjakan ibadah dan bersyukur kepada-Nya atas taufik yang diberikan.
Perbedaan Doa Penutup Kultum dengan Doa Lainnya
Doa penutup kultum memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan doa-doa lain dalam Islam. Pemahaman tentang perbedaan ini penting agar umat Muslim dapat menggunakan doa yang tepat sesuai dengan situasi dan kebutuhan spiritual masing-masing.
Setiap doa dalam Islam memiliki fungsi, waktu, dan situasi yang spesifik. Doa kafaratul majelis dirancang khusus untuk penutupan majelis dengan tujuan memohon ampun atas kesalahan yang terjadi selama bermajelis, berbeda dengan doa-doa lain yang memiliki fungsi dan konteks berbeda.
1. Perbedaan dengan Doa Setelah Shalat
Doa setelah shalat fokus pada permohonan dan pujian pasca ibadah shalat, sedangkan doa penutup kultum khusus untuk mengampuni kesalahan dalam majelis dan menghindari sia-sianya pertemuan.
2. Perbedaan dengan Doa Qunut
Doa qunut dibaca dalam shalat tertentu sebagai permohonan perlindungan dan petunjuk, sementara doa kafaratul majelis dibaca khusus di akhir pertemuan atau majelis ilmu.
3. Perbedaan dengan Doa Safar
Doa safar dikhususkan untuk perjalanan dan bepergian, berbeda dengan doa penutup kultum yang spesifik untuk penutupan majelis atau pertemuan.
4. Perbedaan dengan Istighfar Biasa
Meskipun sama-sama berisi permohonan ampun, doa kafaratul majelis memiliki struktur khusus yang dimulai dengan tasbih, tahmid, syahadat, baru kemudian istighfar dan taubat.
Menurut Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, setiap doa dalam Islam memiliki adab dan waktu yang tepat, sehingga pemahaman tentang spesifikasi masing-masing doa menjadi penting dalam pengamalan yang benar.
5. Keunikan Lafaz dan Makna
Struktur doa kafaratul majelis yang dimulai dengan "Subhanakallahumma" memiliki keunikan tersendiri dalam menyatukan aspek tasbih, tahmid, syahadat, istighfar, dan taubat dalam satu rangkaian doa yang komprehensif.
Daftar Sumber
- 52 Kultum Favorit Untuk Muslimah - Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafild (2023)
- Tafsir As-Sa'diy - Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'diy
- Fiqh Sunnah - Sayyid Sabiq
- Hadits Abu Daud No. 4857 dan Ahmad 4:425 - tentang doa kafaratul majelis
- Hadits An-Nasa'i dalam Amal Al-Yaum wal-Lailah No. 273 - tentang keutamaan doa penutup majelis
FAQ
1. Apakah doa penutup kultum wajib dibaca setiap selesai ceramah? Doa penutup kultum adalah sunah muakkad yang sangat dianjurkan berdasarkan praktik Rasulullah SAW.
2. Bolehkah doa kafaratul majelis dibaca sendiri tanpa berjamaah? Ya, doa ini boleh dibaca sendiri setelah mengikuti atau mengakhiri suatu majelis ilmu.
3. Apakah ada perbedaan doa penutup untuk kultum pria dan wanita? Tidak ada perbedaan, doa kafaratul majelis sama untuk pria dan wanita dalam setiap majelis.
4. Kapan waktu yang tepat membaca doa penutup kultum? Waktu yang tepat adalah di akhir majelis, sebelum peserta beranjak meninggalkan tempat.
5. Apakah doa penutup kultum bisa dibaca dalam bahasa Indonesia? Lebih utama dibaca dalam bahasa Arab sesuai sunah, namun boleh diterjemahkan untuk pemahaman.
6. Berapa kali doa kafaratul majelis sebaiknya dibaca? Cukup sekali di akhir majelis, sesuai dengan praktik Rasulullah SAW.