Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran lirik Sholawat Assubhubada tidak hanya sebagai bentuk pujian kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai media dakwah yang efektif. Syair-syairnya mengandung nilai-nilai luhur yang mampu menyentuh hati dan menguatkan keimanan umat Islam di seluruh nusantara.
Popularitas sholawat ini semakin meningkat berkat keindahan melodi dan pesannya. Lirik Sholawat Assubhubada pun telah banyak diadaptasi dalam berbagai bentuk pertunjukan musik religius dan acara keagamaan.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (15/08/2025).
Lirik Sholawat Assubhubada Arab, Latin, dan Artinya
Sholawat Assubhubada merupakan salah satu bentuk puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki keindahan lirik dan makna yang mendalam. Berikut adalah teks lengkap lirik Sholawat Assubhubada dalam bahasa Arab, transliterasi Latin, dan terjemahannya:
Lirik Arab:
الصُّبْحُ بَدَا مِنْ طَلْعَتِهِ، وَاللَّيْلُ دَجا مِنْ وَفْرَتِهِ
الله...الله الله...الله..الله الله...
فَاقَ الرُّسُلَ فَضْلاً وَعَلاَ، وَهَدَى السُّبُلَ بِدِلاَلَتِهِ
كَنْزُ الْكَرَمِ مَوْلىَ النِّعَمِ هَادِي الأُمَمِ لِشَرِيعَتِهِ
الله الله الله...الله..الله ياالله...
Transliterasi Latin:
Assubhubada min thol'atihi, Wallai lu daja min wafrotihi
Allah...Allah Allah...Allah..Allah Allah...
Faqorrusula fadhlaw wa'ala, Wahada subula, bidila latihi
Kanzul karomi maulaanniami haa dil umami, Bisyarii atihi
Allah Allah Allah...Allah..Allah Ya Allah...
Arti/Terjemahan:
Cahaya fajar dari pancaran wajahnya, Kilauan malam dari secercah rambutnya
Allah...Allah Allah...Allah..Allah Allah...
Kerasulan diakui karena kelebihan, Ketinggian membawa ke jalan kebenaran
Ia adalah harta kasih karunia dan harta rahmat, Panduan menuju syariah-Nya (hukum Islam)
Allah Allah Allah...Allah..Allah Ya Allah...
Menurut buku Al Barzanjie karya Syaikh Ja'far Al Barzanjie yang telah diterjemahkan oleh Achmad Najieh (1997), syair-syair dalam sholawat ini merupakan bentuk penghormatan tinggi kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggambarkan kemuliaan dan keagungan beliau.
Sejarah dan Asal-usul Sholawat Assubhubada
Sholawat Assubhubada memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan tradisi pembacaan kitab Al-Barzanji. Kitab yang ditulis oleh Syaikh Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji ini telah menjadi rujukan utama dalam tradisi sholawatan di berbagai daerah di Indonesia.
Asal-usul Nama
- "Assubhu" berarti fajar atau pagi
- "Bada" bermakna tampak atau muncul
Secara keseluruhan mengacu pada cahaya fajar yang memancar dari wajah Nabi Muhammad SAW
Penyebaran di Nusantara
- Masuk melalui pedagang dan ulama Arab
- Berkembang di berbagai pesantren dan majelis taklim
- Menjadi bagian dari tradisi maulid dan acara keagamaan
Adaptasi Lokal
- Setiap daerah memiliki irama dan gaya tersendiri
- Diiringi dengan instrumen musik tradisional
- Disesuaikan dengan kultur setempat tanpa mengubah makna
Perkembangan Modern
- Diadaptasi dalam berbagai grup hadrah dan kasidah
- Direkam dalam berbagai versi dan arrangement
- Menjadi materi pembelajaran di lembaga pendidikan Islam
Berdasarkan penelitian yang dikutip dari jurnal Kesenian Hadrah Majelis Sholawat Al-Hidayah Sebagai Media Membentuk Karakter Religius dan Disiplin Remaja oleh Nurul Izza Ravika (2023), sholawat ini telah menjadi media efektif dalam pembentukan karakter religius masyarakat.
Filosofi Sholawat Assubhubada
Setiap baris dalam lirik Sholawat Assubhubada mengandung makna filosofis yang mendalam tentang kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Syair pembuka menggambarkan cahaya yang memancar dari wajah beliau sebagai simbol hidayah dan pencerahan spiritual.
- Filosofi utama dalam sholawat ini adalah penggambaran Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa cahaya kebenaran.
Metafora "cahaya fajar" menunjukkan bahwa kedatangan Rasulullah membawa terang di tengah kegelapan jahiliyah. Sedangkan "kilauan malam dari rambutnya" melambangkan keindahan dan kesempurnaan akhlak beliau.
- Bagian kedua menekankan pada keunggulan Nabi Muhammad SAW dibanding rasul-rasul sebelumnya.
Ini bukan berarti merendahkan rasul lain, tetapi mengakui kedudukan istimewa beliau sebagai khatamul anbiya atau penutup para nabi. Ungkapan "membawa ke jalan kebenaran" menunjukkan peran beliau sebagai pembimbing umat menuju keselamatan dunia dan akhirat.
- Akhir syair menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai "harta kasih karunia" yang diberikan Allah kepada seluruh umat manusia.
Beliau adalah panduan dalam menjalankan syariat Islam yang sempurna.
Berdasarkan analisis dalam buku Assubhubada: Dakwah Melalui Seni karya Berlian Denada dan Rico Gusmanto (2022), sholawat ini berfungsi sebagai media dakwah yang efektif melalui pendekatan estetika dan spiritualitas.
Tradisi Pembacaan Sholawat Assubhubada
Tradisi pembacaan Sholawat Assubhubada telah mengakar kuat dalam budaya Islam Nusantara. Sholawat ini biasanya dilantunkan dalam berbagai acara keagamaan dengan tata cara dan adab yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Waktu Pembacaan yang Mustajab
- Setelah shalat maghrib dan isya
- Pada malam Jumat (Lailatul Jumu'ah)
- Saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
- Dalam majelis dzikir dan sholawat
Variasi Cara Pembacaan
- Dibaca secara individual sebagai wirid
- Dilantunkan bersama-sama dalam jamaah
- Diiringi dengan alat musik tradisional
- Dikombinasikan dengan gerakan tarian spiritual
Manfaat Spiritual
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT
- Memperoleh syafaat Nabi Muhammad SAW
- Menenangkan hati dan jiwa
- Membersihkan dosa dan kesalahan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dassucik dkk dalam jurnal Pelatihan Kesenian Hadrah Sebagai Media Peningkatan Karakter Religius (2022), pembacaan sholawat ini terbukti efektif dalam membentuk karakter religius, terutama pada generasi muda.
Keutamaan Membaca Sholawat kepada Nabi Muhammad
Allah SWT memuliakan Rasulullah dengan cara yang sangat istimewa. Allah sendiri mengucapkan shalawat bersama para malaikat-Nya, kemudian memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mengikuti jejak-Nya dengan mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad.
Mengucapkan pujian-pujian dan sholawat bukan hanya sebagai tanda kecintaan, tetapi juga sebagai bentuk pengakuan akan kedudukan istimewa Rasulullah di sisi Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
Arab:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Latin: Innallāha wa malā'ikatahū yuṣallūna 'alan-nabiyy(i), yā ayyuhal-lażīna āmanū ṣallū 'alaihi wa sallimū taslīmā(n).
Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab: 56)
Selain bersholawat, memberi pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW juga dapat dilakukan dengan melantunkan syair ataupun lagu islami seperti lagu Assubhubada yang telah dijelaskan di atas.
Daftar Sumber
Sumber-sumber yang digunakan dalam artikel ini antara lain:
- Al Barzanjie, Syaikh Ja'far. Terjemah Al Barzanjie. Penerjemah: Achmad Najieh. Jakarta: Pustaka Amani, 1997.
- Denada, Berlian dan Rico Gusmanto. Assubhubada: Dakwah Melalui Seni. Yogyakarta: Eureka Media Aksara, 2022.
- Ravika, Nurul Izza. "Kesenian Hadrah Majelis Sholawat Al-Hidayah Sebagai Media Membentuk Karakter Religius dan Disiplin Remaja." Skripsi. Bengkulu: UIN Fatmawati Sukarno, 2023.
- Dassucik, et al. "Pelatihan Kesenian Hadrah Sebagai Media Peningkatan Karakter Religius Melalui Kesenian Islam." Jurnal Cakrawala Ilmiah, Vol 1, No 12, 2022.
FAQ
1. Apa itu Sholawat Assubhubada?
Sholawat Assubhubada adalah salah satu bentuk puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang diambil dari kitab Al-Barzanji. Sholawat ini menggunakan syair berbahasa Arab yang menggambarkan kemuliaan dan keagungan Rasulullah dengan metafora cahaya fajar yang memancar dari wajah beliau.
2. Kapan waktu yang baik untuk membaca Sholawat Assubhubada?
Sholawat ini dapat dibaca kapan saja, namun waktu yang mustajab adalah setelah shalat maghrib dan isya, pada malam Jumat, saat peringatan Maulid Nabi, atau dalam majelis dzikir dan sholawat. Yang terpenting adalah membacanya dengan khusyuk dan dalam keadaan suci.
3. Apa makna dari kata "Assubhubada" dalam sholawat ini?
"Assubhu" berarti fajar atau pagi, sedangkan "bada" bermakna tampak atau muncul. Secara keseluruhan, Assubhubada mengacu pada cahaya fajar yang memancar dari wajah Nabi Muhammad SAW sebagai simbol hidayah dan pencerahan spiritual.
4. Apakah ada adab khusus dalam membaca Sholawat Assubhubada?
Ya, ada beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan: berwudhu dan dalam keadaan suci, menghadap kiblat, duduk dengan sopan, membaca dengan khusyuk dan penuh penghayatan, serta diawali dan diakhiri dengan istighfar dan doa.
5. Bagaimana cara mempelajari lirik dan makna Sholawat Assubhubada?
Cara terbaik adalah dengan bergabung dalam majelis taklim atau komunitas sholawat, mempelajari kitab Al-Barzanji, mengikuti kelas pembelajaran bahasa Arab dasar, atau menggunakan aplikasi pembelajaran sholawat yang tersedia secara digital.
6. Apakah Sholawat Assubhubada boleh diiringi musik?
Ya, sholawat ini boleh diiringi dengan musik tradisional seperti rebana, hadrah, atau instrumen musik lainnya, selama tidak mengubah makna dan esensi spiritual dari sholawat tersebut. Banyak grup hadrah dan kasidah yang mengadaptasinya dengan berbagai arrangement musik.
7. Apa manfaat membaca Sholawat Assubhubada secara rutin?
Manfaat membaca sholawat ini secara rutin antara lain: mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperoleh syafaat Nabi Muhammad SAW, menenangkan hati dan jiwa, membersihkan dosa, serta memperkuat cinta dan keteladanan kepada Rasulullah SAW.

2 months ago
28
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3954600/original/001373400_1646637027-3110.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/885386/original/003007200_1432609352-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4863406/original/036872700_1718344791-21918.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5098874/original/038269300_1737177552-1737172643867_arti-ghibah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4794907/original/031051500_1712284605-Ilustrasi_muslim__lucu__tertawa__main_HP.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397475/original/063945300_1761809487-bersholawat_di_masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380435/original/008084100_1760424585-Pria_berdoa_setelah_sholat__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380436/original/025286300_1760424585-Wanita_muslim_berdoa_setelah_sholat__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5079974/original/023611800_1736153763-1735888867486_ciri-penyakit-ain.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397187/original/001577400_1761803406-ilustrasi_berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397416/original/041792100_1761808494-sholawat_thohirul_qolbi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3437811/original/014080000_1619164786-20210423-Mengunjungi-Pameran-Artefak-Nabi-Muhammad-SAW-di-JIC-IQBAL-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4374139/original/096709100_1679981555-pexels-alena-darmel-8164742.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/930723/original/1421cf4bf1b1dc29f1f268bcc42b865e-027781300_1437080827-sunan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/823639/original/098912900_1425649890-bbb.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3430881/original/000433800_1618561330-20210416-Itikaf-Masjid-Kubah-Emas-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4863975/original/089422800_1718366389-Ilustrasi_sedekah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5396550/original/081165200_1761739604-Keluar_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4623188/original/083241600_1698209580-pexels-pavel-danilyuk-8526278.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4403641/original/008845900_1682064463-Keutamaan_istighfar__.jpg)





























