Liputan6.com, Bogor - Setiap tanggal 10 Muharram umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa Asyura. Hukum mengerjakan puasa Asyura adalah sunnah muakadah alias sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Ada beberapa riwayat hadis yang menjelaskan tentang puasa Asyura. Salah satunya hadis dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah SAW bersabda, “Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad)
Sebagai pembeda dari orang Yahudi, umat Islam dapat melaksanakan puasa 9 Muharram (Tasu’a) atau puasa 11 Muharram. Jika pada hari sebelum Asyura tidak berpuasa, maka dianjurkan puasa lagi pada sehari setelah Asyura.
Meskipun demikian, Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya membolehkan hanya puasa Asyura, tetap sah dan mendapatkan pahala. Terlebih jika memang ada udzur syar’i.
Puasa Asyura 10 Muharram 1447 H dilaksanakan pada hari ini, Minggu 6 Juli 2025. Jadwal ini berdasarkan kalender Hijriah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia. Sebagai panduan, simak berikut tata cara dan niat puasa Asyura lengkap dengan doa berbukanya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Cerita Polisi Ternak 40 Ribu Ekor Ayam, Ingin Pensiun Bahagia
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa Asyura memiliki keutamaan khusus, yakni menjadi menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Berikut dalilnya.
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim).
Selain itu, karena puasa Asyura dilaksanakan pada Muharram, maka bagi yang melaksanakannya akan meraih pahala mengerjakan ibadah di bulan yang dimuliakan Allah dan mendapat pahala mengerjakan puasa yang memiliki level keutamaan kedua setelah puasa Ramadhan.
Niat Puasa Asyura
Umat Islam dapat meniatkan puasa Asyura sejak malam hari. Jika lupa, niat puasa Asyura boleh dipasang pada siang hari sebelum memasuki waktu Dzuhur, dengan catatan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa setelah terbit fajar.
Adapun niat puasa Asyura adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
Doa Buka Puasa Asyura
Ketika waktu buka puasa Asyura tiba, ada doa yang dapat dibacakan sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Mu’adz bin Zuhrah.
كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Artiny,: “Rasulullah ketika Berbuka, beliau berdoa: ‘Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.” (HR. Abu Daud).
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah SAW membaca doa berikut ini.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Artinya, “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah.” (HR. Abu Daud).
Pendakwah kondang Ustadz Abdul Somad membolehkan umat Islam mengamalkan salah satu doa buka puasa di atas. Ia mengatakan bahwa keduanya memiliki landasannya masing-masing.
Wallahu a’lam.