Dunia Dapat Akhirat Tidak Hilang, UAH Ungkap Tips agar Aktivitas Berkah

2 months ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Setiap Muslim tentu menginginkan kehidupannya dipenuhi keberkahan. Namun, tidak semua aktivitas membawa manfaat hakiki jika tidak dilandasi dengan nilai spiritual yang benar. Berkah bukan hanya soal hasil, tapi bagaimana proses itu bernilai di sisi Allah.

Aktivitas yang berkah bukan hanya dinilai dari kesuksesan materi, tapi dari sejauh mana ia memberikan manfaat dan mengantarkan seseorang kepada ridha Allah. Aktivitas yang terlihat produktif di mata manusia bisa jadi hampa di mata Allah jika tak ada nilai kebaikan di dalamnya.

Dalam konteks ini, pendakwah muda Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH), menekankan pentingnya memastikan bahwa setiap langkah hidup tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan dunia, tetapi juga bernilai untuk akhirat.

UAH menyampaikan bahwa keberkahan aktivitas bermula dari niat dan muara manfaatnya. Aktivitas yang berkah akan membawa kebaikan tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya.

“Ciri aktivitas yang berkah itu muaranya manfaat,” ujar Ustadz Adi Hidayat dalam kajian yang penuh makna dan inspirasi.

Dikutip Jumat (04/07/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @mernawatimantumurottal, UAH menjelaskan bahwa lisan, langkah, dan pekerjaan manusia harus dipastikan berisi nilai-nilai yang disukai Allah.

Simak Video Pilihan Ini:

Rieke Diah Pitaloka Komisi VI DPR RI, Rempang Sudah Bukan PSN

Begini Ciri yang Berkah

Menurutnya, lisan yang berkah adalah yang bertutur dengan kebaikan. Ucapan yang bermanfaat menjadi ciri utama seseorang yang hidup dalam keberkahan. Begitu pula langkah kaki yang berkah akan mengarah pada tempat dan tujuan yang diridhai.

“Kalau kaki melangkah dalam keberkahan, maka ia menuju tempat yang baik. Lisan pun begitu, bertutur kata yang lahirkan manfaat,” jelas UAH.

Ia juga menekankan bahwa setiap profesi, termasuk yang berhubungan dengan kreativitas seperti desain, harus dijalankan dengan pertimbangan spiritual. Tidak semua karya yang sukses secara duniawi akan bernilai di akhirat.

“Boleh jadi Anda desainer, tapi desainnya disukai Allah tidak? Jangan sampai mendesain sesuatu yang Allah tidak suka. Dunia dapat, tapi bekal akhiratnya hilang,” katanya memberi peringatan.

UAH menyoroti bahwa pekerjaan apa pun, sekecil atau sebesar apa pun, akan bernilai bila dikaitkan dengan tujuan akhirat. Justru pekerjaan dunia seharusnya bisa menjadi jalan untuk mendapatkan nilai di sisi Allah.

Mengutip Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 201, UAH mengingatkan bahwa konsep ideal dalam Islam bukan meninggalkan dunia untuk akhirat, tetapi mengkreasikan dunia agar bernilai akhirat.

Keberkahan Tidak Harus Kaya Raya

Doa yang diajarkan dalam ayat tersebut menyiratkan harapan akan kebaikan dunia dan akhirat sekaligus, bukan salah satunya. Artinya, hidup di dunia bisa menjadi ladang amal bila dijalani dengan benar.

Ia mendorong umat Islam untuk tidak memisahkan antara urusan dunia dan akhirat, melainkan mengintegrasikannya agar setiap aktivitas bernilai ibadah.

UAH juga menjelaskan bahwa keberkahan tidak selalu berarti kaya raya, tetapi lebih kepada adanya manfaat yang terus mengalir dan membawa kedamaian jiwa.

Keberkahan membuat seseorang tetap tenang walau diuji, tetap semangat meski hasil belum maksimal, karena tahu bahwa yang dijalani bernilai di sisi Allah.

Dengan menekankan nilai manfaat dan tujuan akhirat dalam setiap aktivitas, UAH mengajak umat Islam untuk terus mengevaluasi diri. Apakah pekerjaan, ucapan, dan langkah yang diambil sudah sejalan dengan nilai kebaikan?

Pesan ini menjadi pengingat bahwa keberkahan bukan sekadar harapan, melainkan sesuatu yang harus diupayakan secara sadar dan konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

UAH berharap umat Islam mampu menjadikan aktivitasnya bukan hanya sukses di dunia, tapi juga menjadi bekal menuju akhirat yang abadi.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |