Liputan6.com, Cilacap - Niat puasa merupakan salah satu rukun puasa yang sangat penting dalam agama Islam. Niat puasa adalah tekad atau keinginan untuk melaksanakan puasa dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam melaksanakan puasa Tasua dan Asyura, niat puasa memegang peranan yang sangat penting untuk memastikan keabsahan puasa.
Namun, ada satu pertanyaan yang sering muncul terkait dengan niat puasa Tasua dan Asyura, yaitu apakah perlu diucapkan atau cukup di dalam hati?
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih populer dengan sapaan Gus Baha, memberikan jawaban terkait hukum melafalkan niat. Pendapatnya ini berlaku pula untuk niat puasa Tasua dan Asyura 2025.
Dikutip Sabtu (5/6/2025), Gus Baha menekankan bahwa melafalkan niat itu penting untuk memperkuat niat tersebut. Namun, ia juga menyatakan bahwa perdebatan tentang apakah niat harus dilafalkan atau tidak bukanlah hal yang penting.
Simak Video Pilihan Ini:
Kecelakaan Maut Truk Rem Blong Tabrak Angkot Rombongan Guru, 11 Orang Meninggal
Melafalkan Niat Puasa Wajib atau Sunah?
Menurutnya, yang lebih penting adalah memahami bahwa melafalkan niat bukanlah kewajiban.
“Jadi melafalkan niat itu penting, supaya kuat,” tegas Gus Baha, dikutip dari tayangan YouTube Short @khairazzaadittaqwa, Jumat (05/07/25).
Lebih dalam Gus Baha juga menyoroti bahwa ada perbedaan pendapat di kalangan masyarakat tentang masalah ini, dan ia mengajak untuk tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.
Ia menekankan bahwa baik mereka yang mendukung melafalkan niat maupun yang menentang, keduanya memiliki pandangan yang berlebihan.
“Makanya kita ini menyesali betul ketika ada perdebatan niat itu dilafalkan atau tidak, itu nggak penting,” sambungnya.
“Sebetulnya semua kita yang NU atau yang Ahlissunnah atau siapa siapa saja mengatakan, melafadzkan niat sunat jadi tidak mengatakan wajib,” tambahnya
“Tapi yang menentang dilafalkan juga kebablasan, melafalkan saja kok tidak boleh,” tegasnya.
Hal demikian juga berlaku untuk niat puasa Tasua dan Asyura yang mana melafalkan niatnya dengan lisan hukumnya tidak wajib melainkan sunah.
Lafal Niat Puasa Tasua dan Asyura
Mencuplik NU Online, berikut ini adalah niat puasa Tasu’a yang dilaksanakan pada 9 Muharram, lengkap dengan teks arab, latin dan terjemahnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ. Niat Puasa Asyura
Sementara niat puasa Asyura yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram bisa sebagaimana berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul