Tata Cara Mandi Wajib Setelah Berhubungan, Lengkap Bacaan Niatnya

2 months ago 26

Liputan6.com, Jakarta Menjaga kesucian setelah berhubungan adalah kewajiban dalam Islam. Oleh karena itu, memahami tata cara mandi wajib setelah berhubungan sangat penting agar ibadah yang dilakukan menjadi sah.

Tata cara mandi wajib setelah berhubungan tidak hanya sekadar membasuh tubuh, tetapi juga mencakup niat dan urutan tertentu sesuai sunnah Rasulullah SAW. Hal ini mencerminkan pentingnya kebersihan dalam aspek spiritual.

Dengan mengetahui tata cara mandi wajib setelah berhubungan, umat Islam dapat lebih yakin dan tenang dalam menjalankan ibadah. Pemahaman ini juga membantu mencegah kekeliruan dalam bersuci.

Dasar Hukum Mandi Wajib

Mengutip kajian yang dipublikasikan di MIMBAR: Jurnal Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Volume 7, No. 2, 2021, dalam ajaran Islam, seks adalah bagian yang penting, seperti halnya persyaratan untuk berhubungan seks dengan keberadaan manusia.

Lebih dari itu, pelajaran menempatkan seks sebagai cinta, jika dilakukan sesuai hukum Islam dan diatur dalam pernikahan yang diberkati. Oleh karena itu perkawinan sangat ditekankan dalam ajaran Islam, karena seks di luar nikah tidak dapat diatur dalam Islam, karena dapat merugikan orang lain.

Kewajiban melaksanakan mandi wajib setelah berhubungan suami istri memiliki dasar yang kuat dalam syariat Islam, yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Kedua sumber hukum ini menjelaskan dengan jelas bahwa bersuci dari hadas besar adalah keharusan sebelum seorang Muslim melaksanakan ibadah tertentu seperti salat.

Salah satu ayat Al-Qur'an yang menegaskan hal tersebut adalah dalam Surah Al-Mā'idah ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

... Yā ayyuhallażīna āmanụ iżā qumtum ilāṣ-ṣalāti fāghsilụ wujụhakum wa aidiya-kum ilal-marāfiqi wamsaḥụ biru`ụsikum wa arjulakum ilal-ka‘bain. Wa ing kuntum junuban faṭṭahharụ...

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu serta (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu junub, maka mandilah...” (QS. Al-Mā’idah: 6)

Ayat ini menegaskan bahwa dalam keadaan junub, seorang Muslim wajib mandi sebelum melaksanakan ibadah salat. Mandi wajib bukan sekadar membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga merupakan bentuk penyucian spiritual.

Selain itu, Surah An-Nisā’ ayat 43 juga memperkuat ketentuan ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا...

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā taqrabụṣ-ṣalāta wa antum sukārā ḥattā ta‘lamụ mā taqụlụna wa lā junuban illā ‘ābirī sabīlin ḥattā taghtasilụ... “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu salat ketika kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan, dan jangan (pula) mendekati masjid ketika kamu dalam keadaan junub, kecuali sekadar lewat saja, hingga kamu mandi...” (QS. An-Nisā’: 43)

Ayat ini menunjukkan bahwa keadaan junub merupakan penghalang untuk melaksanakan salat atau bahkan mendekati tempat ibadah, kecuali telah bersuci melalui mandi wajib. Hal ini mengindikasikan bahwa kebersihan diri, baik lahir maupun batin, merupakan syarat mutlak dalam menjalankan ibadah.

Penyebab Mandi Wajib

Mengutip buku berjudul Buku Tuntunan Lengkap Salat Wajib, Sunah, Doa, dan Zikir (2020) oleh Zakaria R. Rachman dijelaskan hakikat mandi adalah mengguyur seluruh badan dengan air, yaitu mengenai rambut dan kulit. Dalam taharah yang dimaksud mandi adalah mandi wajib atau mandi janabat, yaitu aktivitas mengalirkan atau meratakan air ke seluruh permukaan kulit tubuh dengan niat dan tujuan menghilangkan hadas besar.

Dalam ajaran Islam, mandi wajib atau mandi besar merupakan bentuk pensucian diri dari hadas besar. Kewajiban ini ditetapkan apabila seseorang mengalami kondisi tertentu yang membuatnya tidak suci secara syar’i.

Penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui penyebab-penyebab yang mewajibkan mandi besar agar dapat menjaga kesucian diri sebelum menjalankan ibadah seperti salat.

Berikut beberapa penyebab utama yang mewajibkan mandi wajib:

1. Keluarnya Mani

Kewajiban mandi berlaku jika seseorang mengeluarkan mani dari alat kelaminnya, baik pria maupun wanita. Hal ini mencakup keluarnya mani secara sengaja, seperti saat berhubungan intim, maupun tidak disengaja, misalnya saat mengalami mimpi basah. Dalam Islam, keluarnya mani termasuk salah satu kondisi hadas besar yang harus disucikan dengan mandi wajib.

2. Melakukan Hubungan Intim

Seseorang juga diwajibkan mandi besar setelah melakukan hubungan suami istri, meskipun tidak terjadi ejakulasi atau tidak keluar mani. Dalam syariat, adanya penetrasi atau bertemunya dua alat kelamin sudah cukup untuk menjadikan seseorang dalam keadaan junub dan berkewajiban untuk mandi wajib.

Kedua kondisi di atas menempatkan seseorang dalam keadaan hadas besar, di mana ia tidak diperkenankan melaksanakan ibadah seperti salat, menyentuh mushaf Al-Qur'an, atau memasuki masjid sebelum bersuci melalui mandi wajib.

3. Berhentinya darah haid dan nifas

Penyebab utama yang mewajibkan mandi wajib wanita adalah berhentinya darah haid dan nifas. Setelah darah tersebut berhenti, wanita diwajibkan mensucikan diri dengan mandi besar agar kembali dalam keadaan suci dan diperbolehkan menjalankan ibadah seperti salat, puasa, atau membaca Al-Qur’an.

Rukun Mandi Wajib

Agar mandi wajib dianggap sah menurut syariat Islam, ada dua rukun utama yang harus dipenuhi. Jika salah satu dari dua rukun ini tidak dilaksanakan dengan benar, maka mandi tidak sah dan hadas besar tetap melekat pada diri seseorang.

1. Niat (النية – an-niyyah)

- Niat merupakan syarat utama dan pertama dalam mandi wajib.

- Harus dilakukan di dalam hati, dan disunnahkan bersamaan dengan air pertama yang menyentuh tubuh.

- Niat harus jelas dan spesifik, misalnya: untuk menghilangkan hadas besar karena junub, haid, atau nifas.

- Jika seseorang lupa niat atau tidak melakukannya sejak awal, maka mandi wajibnya tidak sah dan harus diulang.

Contoh lafal niat dalam mandi junub:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الأَكْبَرِ مِنَ الْجَنَابَةِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitul-ghusla liraf'il ḥadaṡil-akbari minal-janābati fardhan lillāhi ta‘ālā.

Artinya: “Saya niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardhu karena Allah Ta‘ala.”

2. Meratakan Air ke Seluruh Tubuh

- Air harus mengenai seluruh bagian tubuh, tanpa ada satu pun bagian yang terlewat, baik yang tampak maupun tersembunyi, termasuk bagian seperti:

  • Kulit kepala dan pangkal rambut
  • Sela-sela jari, pusar, ketiak, belakang telinga
  • Lipatan tubuh seperti di antara paha atau siku

- Untuk rambut atau bulu tebal, air harus mencapai pangkal dan kulit kepala.

- Dianjurkan menyela-nyela rambut dengan jari agar air lebih merata.

Tata Cara Mandi Wajib

Tata cara mandi wajib setelah berhubungan suami istri pada dasarnya sama dengan mandi wajib karena sebab lain, seperti haid, nifas, atau keluarnya air mani. Pelaksanaannya tidak boleh sembarangan, karena menyangkut kesucian yang menjadi syarat sahnya ibadah seperti salat. Berikut langkah-langkah tata cara mandi wajib sesuai sunnah Rasulullah SAW:

1. Membaca Niat dalam Hati

- Niat dilakukan dalam hati bersamaan dengan air pertama kali menyentuh tubuh.

- Niatnya harus spesifik, misalnya untuk menghilangkan hadas besar karena junub. Contoh niat: “Nawaitul-ghusla liraf'il hadatsil-akbari minal-janabah fardhan lillahi ta’ala.” (Artinya: Aku niat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar dari janabah karena Allah Ta’ala.)

2. Mencuci Kedua Telapak Tangan

- Cuci tangan sebanyak tiga kali, dimulai dari tangan kanan, untuk membersihkan najis atau kotoran yang mungkin ada.

3. Membersihkan Bagian Tubuh yang Kotor

- Bersihkan area kemaluan, dubur, pusar, bawah ketiak, dan bagian tubuh tersembunyi lainnya menggunakan tangan kiri.

- Setelah itu, cuci kembali tangan kiri dengan sabun, air bersih, atau tanah untuk menghilangkan najis yang menempel.

4. Berwudu seperti Wudu untuk Salat

- Lakukan wudu seperti biasa, termasuk semua sunahnya (membaca basmalah, mendahulukan anggota kanan, dll).

- Bila ingin mencuci kaki di akhir mandi, maka tahan dulu bagian itu dan basuh setelah seluruh tubuh selesai diguyur air.

5. Menyiram Kepala dan Menyela Rambut

- Siram kepala sebanyak tiga kali hingga seluruh kulit kepala dan pangkal rambut basah.

- Gunakan jari-jari untuk menyela-nyela rambut agar air mencapai kulit kepala.

6. Mengguyur Seluruh Tubuh

- Siram air ke seluruh tubuh mulai dari sisi kanan, lalu sisi kiri.

- Pastikan air mengenai seluruh bagian tubuh, termasuk lipatan kulit, sela-sela jari, dan bagian tersembunyi lainnya.

7. Membasuh Kedua Kaki

- Jika belum dibasuh saat wudu, cuci kaki kanan lalu kiri sebagai penutup mandi.

Sunah-sunah dalam Mandi Wajib

Dalam ajaran Islam, selain memenuhi rukun dan syarat wajib, pelaksanaan mandi wajib juga dianjurkan untuk disempurnakan dengan berbagai sunah. Sunah-sunah ini merupakan tuntunan dari Rasulullah SAW yang jika diamalkan akan menambah pahala, membawa keberkahan, dan menjadikan ibadah lebih sempurna.

Selain melaksanakan rukun mandi junub yang wajib, terdapat sejumlah sunnah (anjuran) yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Mengutip buku berjudul Pengantar Studi Ilmu Dakwah (2021) oleh Dr. Abu Al-Fath Al -Bayanuni, Prof. Dr. M. A. BAYANUNI dijelaskan sunnah secara bahasa (etimologi) mengandung beberapa pengertian, di antaranya: ath-thariqah (jalan). Dalam At-Tahdzib disebutkan, "As-Sunnah (sunnah) adalah jalan yang terpuji dan lurus

Berikut beberapa sunah yang dianjurkan dalam mandi wajib:

1. Membaca Basmalah

- Disunahkan membaca “Bismillahirrahmanirrahim” sebelum memulai mandi.

- Basmalah dibaca sebagai bentuk permohonan keberkahan dan perlindungan kepada Allah SWT dalam menjalankan ibadah bersuci.

2. Mencuci Kedua Telapak Tangan Tiga Kali

- Sebelum memulai proses mandi, disunahkan mencuci kedua tangan hingga pergelangan sebanyak tiga kali, dimulai dari tangan kanan.

- Hal ini untuk membersihkan tangan dari najis atau kotoran yang mungkin menempel sebelum menyentuh bagian tubuh lainnya.

3. Membersihkan Kemaluan dan Bagian Tertentu

- Sebelum mengguyur air ke seluruh tubuh, disunahkan membersihkan kemaluan, dubur, dan bagian tubuh yang mungkin terdapat najis.

4. Berwudu Sebelum Mandi

- Melakukan wudu seperti wudu untuk salat sebelum mandi adalah sunah yang sangat dianjurkan.

- Jika ingin mencuci kaki di akhir mandi, maka kaki dapat ditunda untuk dibasuh setelah menyiram tubuh.

5. Mendahulukan Bagian Kanan

- Saat mengguyur air ke tubuh, mulailah dari bagian kanan, lalu ke bagian kiri.

- Ini merupakan adab dalam bersuci yang diajarkan Rasulullah SAW dalam banyak riwayat.

6. Menyela Rambut dan Menggosok Tubuh

- Disunahkan untuk menyela-nyela pangkal rambut dengan jari agar air benar-benar mengenai kulit kepala.

- Menggosok-gosok tubuh dengan tangan juga disunahkan untuk memastikan kebersihan yang maksimal.

Doa Setelah Mandi Wajib

Setelah selesai menjalankan seluruh rangkaian tata cara mandi wajib, seorang Muslim dianjurkan untuk menutup proses pensucian diri ini dengan membaca doa. Doa ini merupakan bentuk pengakuan atas keesaan Allah SWT, serta harapan agar senantiasa dibimbing menjadi hamba yang taat, suci lahir batin, dan senang bertobat.

Doa setelah mandi wajib juga menjadi penanda bahwa proses bersuci telah tuntas, baik secara fisik maupun spiritual. Dengan membacanya, seseorang menunjukkan kerendahan hati di hadapan Allah dan komitmen untuk menjaga kesucian diri dalam setiap aspek kehidupan.

Lafal Doa dalam Bahasa Arab:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Latin: Asyhadu an lā ilāha illallāhu waḥdahu lā syarīka lah, wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhū wa rasūluh. Allāhummaj‘alnī minat-tawwābīn, waj‘alnī minal-mutaṭahhirīn.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertobat, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang senantiasa menyucikan diri.”

Sumber:

- Kajian berjudul Konsep Seksual dalam Islam dipublikasikan di MIMBAR: Jurnal Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Volume 7, No. 2, 2021

- Buku berjudul Buku Tuntunan Lengkap Salat Wajib, Sunah, Doa, dan Zikir (2020) oleh Zakaria R. Rachman 

- Buku berjudul Pengantar Studi Ilmu Dakwah (2021) oleh Dr. Abu Al-Fath Al -Bayanuni, Prof. Dr. M. A. BAYANUNI

Q & A Seputar Topik

Kapan seseorang diwajibkan melakukan mandi wajib setelah berhubungan?

Mandi wajib diwajibkan setelah keluarnya mani, baik karena berhubungan suami istri, mimpi basah, atau sebab lainnya. Meskipun tidak keluar mani, jika alat kelamin pria sudah masuk ke dalam alat kelamin wanita (walaupun sebentar), maka keduanya tetap wajib mandi besar menurut kesepakatan para ulama.

Apa saja niat mandi wajib setelah berhubungan yang benar?

Niat mandi wajib cukup diucapkan dalam hati ketika air pertama menyentuh tubuh. Contohnya: "Saya niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar karena berhubungan badan, karena Allah Ta'ala." Bisa juga dibaca dengan lafal Arab: نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الأَكْبَرِ للهِ تَعَالَى (Nawaitul ghusla li raf‘il ḥadatsil akbari lillāhi ta‘ālā).

Apa saja langkah-langkah tata cara mandi wajib yang benar?

Tata cara mandi wajib setelah berhubungan meliputi:

- Membaca niat di dalam hati.

- Membasuh tangan dan mencuci kemaluan.

- Berwudhu seperti wudhu sebelum salat.

- Mengguyur kepala tiga kali dengan air.

- Membasuh seluruh tubuh secara merata, dimulai dari sisi kanan, lalu kiri. Pastikan air mengenai seluruh bagian tubuh, termasuk bagian lipatan kulit dan rambut. 

Apakah mandi wajib bisa langsung dilakukan tanpa wudhu?

Secara hukum, mandi wajib sudah mencakup wudhu, sehingga seseorang boleh langsung mandi tanpa wudhu terpisah. Namun, mengikuti sunah Rasulullah SAW, disarankan untuk tetap berwudhu sebelum mandi wajib agar lebih sempurna.

Bolehkah mandi wajib dilakukan dengan air shower atau gayung?

Boleh. Mandi wajib dapat dilakukan dengan air apapun yang suci dan menyucikan, baik dari gayung, pancuran (shower), atau bak mandi, selama airnya mengenai seluruh tubuh dan tidak terhalang oleh sesuatu yang mencegah sampainya air ke kulit.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |