Liputan6.com, Jakarta - Tuma'ninah dalam sholat merupakan salah satu aspek yang sering diabaikan oleh banyak muslim dalam menjalankan ibadah.
Konsep ini merujuk pada ketenangan dan kekhusyukan yang harus dipraktikkan dalam setiap gerakan sholat, mulai dari rukuk, i'tidal, sujud, hingga duduk di antara dua sujud.
Dalam praktik sehari-hari, banyak muslim yang menjalankan sholat dengan tergesa-gesa karena berbagai alasan, seperti kesibukan atau keinginan cepat menyelesaikan ibadah. Padahal, tuma'ninah dalam sholat bukan hanya sunnah, melainkan merupakan rukun yang wajib.
Melansir dari umj.ac.id, penelitian yang dilakukan oleh Dinar Meidiana menjelaskan bahwa ketiadaan tuma'ninah dapat membuat sholat menjadi tidak sempurna.
Rasulullah SAW bahkan menyebut orang yang tidak melakukan tuma'ninah dalam sholat sebagai "pencuri dalam sholat" yang merupakan seburuk-buruknya pencuri.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Senin (11/08/2025).
Hukum Tuma'ninah dalam Sholat
Tuma'ninah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang berarti ketenangan, kesunyian, dan kedamaian batin. Dalam konteks sholat, tuma'ninah merujuk pada sikap tenang dan tidak tergesa-gesa saat melakukan setiap gerakan ibadah.
Menurut Fiqih Islam wa Adillatuhu karya Wahbah Az Zuhaili, jumhur ulama menetapkan tuma'ninah sebagai salah satu rukun sholat. Artinya, setiap muslim wajib melaksanakan tuma'ninah dalam rukuk, i'tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud agar sholatnya dianggap sah.
Melansir dari umsb.ac.id, Tito Yuwono menjelaskan bahwa tuma'ninah bukan sekadar gerakan fisik, tetapi juga melibatkan ketenangan hati dan pikiran. Konsep ini mengharuskan seseorang untuk benar-benar hadir secara fisik dan mental dalam setiap detik pelaksanaan sholat.
Imam Malik dan Abu Hanifah dalam perspektif madzhab mereka mendefinisikan tuma'ninah sebagai sikap diam sejenak pada setiap gerakan dengan disertai bacaan tasbih yang khusyuk.
Meskipun ada perbedaan detail dalam implementasinya, semua madzhab sepakat bahwa tuma'ninah merupakan elemen penting dalam kesempurnaan sholat.
Dalil-Dalil Pentingnya Tuma'ninah dalam Sholat
Hadits tentang Pencuri dalam Sholat
Rasulullah SAW bersabda: "Seburuk-buruknya pencuri adalah yang mencuri dari sholatnya." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?" Rasulullah bersabda, "Dia tidak sempurnakan rukuk dan sujudnya" (HR Imam Ahmad).
Hadits tentang Perhatian Allah
"Allah tidak akan melihat seorang hamba yang tidak meluruskan tulang punggungnya ketika rukuk dan sujud" (HR Imam Ahmad). Hadits ini menunjukkan bahwa Allah tidak berkenan pada hambaNya yang sholat dengan tergesa-gesa.
Hadits Perumpamaan dengan Hewan
"Beliau melarangku sujud dengan cepat seperti ayam mematuk, duduk seperti duduknya anjing, dan menoleh-noleh seperti rusa" (HR Imam Ahmad). Hadits ini menggambarkan larangan keras terhadap gerakan sholat yang tidak tenang.
Hadits tentang Millah Muhammad
"Seandainya dia mati dalam kondisi seperti ini, dia mati tidak dalam keadaan mengikuti millah Muhammad SAW" (HR Imam Abu Ya'la). Ini menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi meninggalkan tuma'ninah.
Hadits Panduan Sholat yang Sempurna
"Jika kamu hendak mengerjakan sholat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al-Qur'an yang mudah bagi kamu. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma'ninah, lalu bangkitlah hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma'ninah, lalu angkat untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma'ninah" (HR Imam Bukhari).
Cara Melaksanakan Tuma'ninah dalam Setiap Gerakan Sholat
Implementasi tuma'ninah dalam sholat harus diterapkan pada empat gerakan utama dengan teknik yang tepat dan durasi yang memadai.
Tuma'ninah dalam Rukuk
Posisi rukuk yang sempurna adalah ketika tulang punggung rata dan sejajar, kepala sejajar dengan punggung, kedua lutut tegak lurus, dan jari-jari tangan mencengkeram lutut. Menahan posisi ini minimal selama satu kali bacaan "Subhana Rabbiyal 'Azhim" dengan tenang.
Tuma'ninah dalam I'tidal
Berdiri tegak lurus setelah rukuk dengan punggung yang sempurna, kedua tangan dilepas dan tidak disedekap. Menahan posisi ini sambil membaca "Sami'allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd" dengan khusyuk.
Tuma'ninah dalam Sujud
Meletakkan tujuh anggota tubuh (dahi bersama hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki) dengan sempurna di atas permukaan sujud. Menahan posisi minimal selama satu kali bacaan "Subhana Rabbiyal A'la".
Tuma'ninah dalam Duduk Antara Dua Sujud
Duduk dengan kaki kiri dibentangkan dan kaki kanan ditegakkan, punggung tegak tidak condong. Posisi ini dipertahankan sambil membaca doa yang disunnahkan dengan tenang dan khusyuk.
Durasi Minimal Tuma'ninah
Menurut Mazhab Syafi'iyyah, minimal tuma'ninah adalah diam sejenak setelah anggota tubuh mencapai posisi sempurna. Mazhab Hambali menetapkan minimal selama waktu membaca dzikir yang disunnahkan, sedangkan Mazhab Hanafi minimal selama bacaan tasbih.
Manfaat Kesehatan dari Tuma'ninah dalam Sholat
Praktik tuma'ninah dalam sholat ternyata memberikan manfaat luar biasa bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Penelitian ilmiah modern telah membuktikan korelasi positif antara gerakan sholat yang tenang dengan kondisi kesehatan tubuh.
Melansir dari Amazing Islam karya Izzah Annisa, Profesor Muhammad Khasawneh dari Department of Systems Science & Industrial Engineering Universitas Binghamton, New York, melakukan penelitian komprehensif tentang manfaat sholat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sholat dengan tuma'ninah dapat
- mengurangi stres pada tubuh,
- membuat hati tentram, dan
- pikiran menjadi tenang.
Penelitian Professor Khasawneh juga menemukan fakta menarik bahwa gerakan rukuk dan sujud yang dilakukan dengan sempurna dapat
- mengurangi rasa nyeri pada penderita sakit punggung.
Posisi tulang punggung yang lurus saat rukuk dan sujud
- membantu relaksasi otot-otot punggung dan
- memperbaiki postur tubuh secara keseluruhan.
Dari aspek psikologis, tuma'ninah membantu menciptakan kondisi meditasi yang dalam, di mana pikiran menjadi fokus dan terhindar dari gangguan eksternal. Kondisi ini sangat bermanfaat untuk
- mengurangi kecemasan,
- depresi, dan
- berbagai gangguan mental lainnya.
Hambatan dan Solusi Menerapkan Tuma'ninah
Dalam praktik sehari-hari, banyak muslim menghadapi berbagai hambatan dalam menerapkan tuma'ninah. Identifikasi masalah dan solusinya menjadi kunci untuk memperbaiki kualitas sholat.
Hambatan Keterbatasan Waktu
Banyak orang merasa tidak memiliki waktu cukup untuk sholat dengan tenang karena kesibukan. Solusinya adalah mengatur prioritas dan memahami bahwa sholat yang sempurna lebih baik daripada sholat yang banyak namun tidak berkualitas.
Hambatan Kebiasaan Buruk
Kebiasaan sholat tergesa-gesa yang telah tertanam lama sulit diubah. Solusinya adalah memulai perbaikan secara bertahap, dimulai dari satu gerakan seperti rukuk, kemudian diterapkan ke gerakan lainnya.
Hambatan Kurangnya Pemahaman
Banyak muslim tidak memahami pentingnya tuma'ninah karena kurangnya edukasi. Solusinya adalah meningkatkan pembelajaran tentang fiqh sholat melalui kajian, buku, atau konsultasi dengan ustadz.
Hambatan Lingkungan
Sholat berjamaah yang terlalu cepat di masjid tertentu dapat menghambat praktik tuma'ninah. Solusinya adalah mencari masjid dengan imam yang menerapkan tuma'ninah atau melakukan sholat sunnah secara individual dengan tenang.
Hambatan Psikologis
Pikiran yang tidak fokus dan mudah teralihkan menghambat pencapaian tuma'ninah. Solusinya adalah melatih konsentrasi melalui dzikir sebelum sholat dan memahami makna setiap bacaan dalam sholat.
Perbedaan Pandangan Ulama tentang Tuma'ninah
Para ulama memiliki pandangan yang beragam mengenai detail implementasi tuma'ninah, meskipun secara prinsip semua sepakat akan pentingnya konsep ini dalam sholat.
Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi menganggap tuma'ninah sebagai wajib dalam rukuk dan sujud, namun sunnah dalam i'tidal dan duduk antara dua sujud. Durasi minimal yang ditetapkan adalah selama membaca tasbih satu kali dengan tenang. Mazhab ini menekankan pada aspek fisik gerakan yang sempurna dengan diam sejenak.
Mazhab Maliki
Melansir dari jurnal Konsep Tuma'ninah dalam Shalat Perspektif Imam Malik dan Abu Hanifah oleh Nurhadi dan Zulkifli, Mazhab Maliki memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Mereka menetapkan tuma'ninah sebagai sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan, namun tidak sampai membatalkan sholat jika ditinggalkan karena keterpaksaan.
Mazhab Syafi'i dan Hambali
Mazhab Syafi'i dan Hambali memiliki pandangan yang lebih ketat dengan menetapkan tuma'ninah sebagai rukun sholat yang wajib dipenuhi. Mazhab Syafi'i menetapkan minimal diam sejenak setelah mencapai posisi sempurna, sementara Mazhab Hambali menetapkan minimal selama waktu membaca dzikir yang disunnahkan.
Perbedaan pandangan ini tidak mengurangi esensi pentingnya tuma'ninah, melainkan memberikan fleksibilitas dalam implementasi sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing individu.
Daftar Sumber
- UMJ.ac.id
- UMSB.ac.id
- Fiqih Islam wa Adillatuhu karya Wahbah Az Zuhaili
- Konsep Tuma'ninah dalam Shalat Perspektif Imam Malik dan Abu Hanifah - Jurnal oleh Nurhadi dan Zulkifli
- Panduan Mudah Tuntas Salat Fardu dan Sunah karya Ustad Abu Sakhi
- Amazing Series: Amazing Islam karya Izzah Annisa
- Shalat Tolak Miskin oleh Muhammad Syafi'i
- Penelitian Department of Systems Science & Industrial Engineering Universitas Binghamton, New York oleh Profesor Muhammad Khasawneh
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan tuma'ninah dalam sholat?
Tuma'ninah dalam sholat adalah sikap tenang dan tidak tergesa-gesa saat melakukan setiap gerakan sholat, khususnya dalam rukuk, i'tidal, sujud, dan duduk antara dua sujud. Konsep ini melibatkan ketenangan fisik dengan posisi yang sempurna serta ketenangan hati dan pikiran yang fokus kepada Allah SWT.
2. Apakah sholat tanpa tuma'ninah dianggap tidak sah?
Menurut jumhur ulama, tuma'ninah merupakan rukun sholat yang wajib dipenuhi. Sholat tanpa tuma'ninah dapat dianggap tidak sah karena tidak memenuhi syarat kesempurnaan gerakan. Rasulullah SAW bahkan menyebut orang yang tidak melakukan tuma'ninah sebagai pencuri dalam sholat.
3. Berapa lama durasi minimal untuk melakukan tuma'ninah?
Durasi minimal tuma'ninah berbeda menurut madzhab. Mazhab Syafi'i menetapkan minimal diam sejenak setelah posisi sempurna, Mazhab Hambali minimal selama membaca dzikir yang disunnahkan, sedangkan Mazhab Hanafi minimal selama bacaan tasbih satu kali dengan tenang.
4. Bagaimana cara melatih tuma'ninah untuk pemula?
Pemula dapat memulai dengan melatih satu gerakan terlebih dahulu, misalnya rukuk dengan menahan posisi selama 3-5 detik sambil membaca tasbih. Secara bertahap terapkan pada gerakan lain seperti sujud, i'tidal, dan duduk antara dua sujud. Konsistensi latihan akan membantu membentuk kebiasaan baru yang lebih baik.
5. Apa manfaat kesehatan dari melakukan tuma'ninah dalam sholat?
Penelitian Profesor Muhammad Khasawneh dari Universitas Binghamton menunjukkan bahwa tuma'ninah dapat mengurangi stres, membuat hati tentram, pikiran tenang, dan mengurangi nyeri punggung. Gerakan yang sempurna membantu relaksasi otot dan memperbaiki postur tubuh secara keseluruhan.
6. Bagaimana jika imam sholat berjamaah terlalu cepat sehingga sulit melakukan tuma'ninah?
Ketika mengikuti imam yang terlalu cepat, makmum tetap harus berusaha mengikuti dengan melakukan gerakan sebaik mungkin. Sebagai solusi, dapat mencari masjid dengan imam yang menerapkan tuma'ninah atau melakukan sholat sunnah secara individual untuk melatih kebiasaan yang baik.
7. Apakah tuma'ninah hanya berlaku untuk gerakan fisik atau juga melibatkan aspek mental?
Tuma'ninah tidak hanya melibatkan gerakan fisik yang sempurna, tetapi juga ketenangan hati dan pikiran yang fokus kepada Allah SWT. Aspek mental yang tenang dan khusyuk merupakan bagian integral dari tuma'ninah yang sempurna, sehingga sholat menjadi sarana komunikasi yang bermakna dengan Sang Pencipta.