Liputan6.com, Jakarta - Ciri-Ciri penghuni neraka cukup banyak diungkapkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Di antaranya dalam Al-Qur'an Surat Yunus. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, mereka ridha dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengannya, dan mereka lalai terhadap ayat-ayat Kami. Mereka itu tempatnya di neraka karena apa yang mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 7–8).
Wahbah az-Zuhayli dalam Buku Tafsir Al-Munir menjelaskan, ayat tersebut menjelaskan sumber kesesatan mereka adalah ketidakpercayaan terhadap kehidupan setelah mati, menjadikan mereka buta terhadap nilai-nilai kebenaran dan amal shaleh.
Ciri penghuni neraka juga ditandai oleh perilaku buruk dan hati yang keras. Mereka enggan beribadah, meninggalkan sholat, sombong, pelit, dan berbuat zalim kepada sesama. Para ulama berpandangan, semua ciri penghuni neraka berpangkal pada tiga perkara; rusaknya aqidah, akhlak dan susaknya sosial.
1. Tidak Beriman dan Tidak Mengharapkan Perjumpaan dengan Allah
Merujuk Buku Surga dan Neraka : Serta Para Calon Penghuninya karya Abu Izzat maulana, dijelaskan mengenai neraka sebagai tempat penyiksaan, calon-calon penghuni neraka dan kepedihan siksaan dan kesengsaraan ahli neraka.
Al-Qur'an dan hadis mengungkapkan cukup banyak ciri-ciri dan karakter penghuni neraka. Berikut ini beberapa di antaranya:
Tidak Beriman dan Tidak Mengharapkan Perjumpaan dengan Allah
Orang yang tidak mempercayai adanya kebangkitan, surga, dan neraka. Kehidupan dunia menjadi tujuan akhir mereka. Akibatnya, amal mereka terputus dan tidak mendapat pahala akhirat. Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, mereka ridha dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengannya, dan orang-orang yang lalai terhadap ayat-ayat Kami. Mereka itu tempatnya di neraka karena apa yang mereka kerjakan." (QS. Yunus: 7–8)
Menurut Wahbah az-Zuhayli orang seperti ini telah menutup mata hati dari realitas akhirat. Ini adalah bentuk kekufuran karena menolak hari pembalasan yang termasuk rukun iman.
2. Cinta Dunia dan Merasa Puas dengan Kehidupan Dunia
Cinta dunia membuat manusia lupa pada akhirat, mengejar harta dan jabatan tanpa peduli halal-haram, serta menjadikan dunia sebagai tujuan utama, sebagaimana disebut dalam QS. Yunus: 7.
Al-Qurthubi menafsirkan “ridha dengan kehidupan dunia” berarti menjadikan dunia sebagai surga kecilnya. Orang yang terlalu mencintai dunia akan dibutakan matanya terhadap kebenaran.
3. Lalai terhadap Ayat-Ayat Allah
Mereka tidak mau membaca, merenungi, atau mengamalkan Al-Qur’an. Padahal ayat-ayat Allah menjadi petunjuk kehidupan, sebagaimana disebut dalam QS. Yunus: 7.
“Ghāfilūn” berarti orang yang tidak mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Kelalaian ini menumbuhkan hati yang keras, hingga kebenaran tak lagi menyentuhnya.
4. Ingkar dan Keras Kepala terhadap Kebenaran
Orang yang menolak kebenaran walaupun sudah jelas. Kesombongan dan ego menghalangi mereka menerima nasihat
Allah berfirman: "Lemparkanlah ke dalam neraka setiap orang yang sangat ingkar lagi keras kepala." (QS. Qaf: 24)
Ibn Katsir dalam Buku Tafsir Al-Qur'an al-Adzim menjelaskan, “kafār ‘anīd” sebagai orang kafir yang tahu kebenaran tapi tetap menentangnya. Sifat keras kepala ini adalah sifat Iblis ketika menolak sujud kepada Adam.
5. Menghalangi Orang Lain dari Kebaikan
Tidak hanya meninggalkan amal saleh, tapi juga menahan atau memusuhi orang lain yang ingin berbuat baik, sebagaimana dijelaskan dalam surat Qaf ayat 25: "Sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas, bersikap ragu-ragu,". QS. Qaf: 25
Dalam golongan ini termasuk orang yang menyesatkan manusia dari jalan Allah melalui fitnah atau celaan. Ibn Katsir menjelaskan, bahwa dosa sosial ini lebih berat karena menghalangi hidayah bagi banyak orang.
6. Melampaui Batas (Zalim)
Melanggar hukum Allah, menindas sesama, dan bertindak tanpa keadilan adalah ciri utama penghuni neraka, sebagaimana disebut dalam QS. Qaf: 24-26
Wahbah az-Zuhayli menjelaskan, kezaliman merusak tatanan moral umat dan menjadi sebab turunnya azab Allah. “Mu‘taḍin” berarti orang yang melampaui batas syariat dan hak manusia.
7. Ragu-Ragu terhadap Kebenaran
Keraguan terhadap kebenaran Islam, hari kiamat, dan janji Allah menyebabkan iman menjadi lemah bahkan hilang, sebagaimana disebut dalam QS. Qaf: 25.
Dalam Tafsir Jalalain menafsirkan “murīb” sebagai orang yang selalu ragu dan tidak yakin akan wahyu Allah. Az-Zuhayli menjelaskan, keraguan ini lahir dari hati yang gelap karena dosa dan kurangnya zikir.
8. Syirik - Menyekutukan Allah
Syirik adalah menempatkan makhluk sejajar dengan Allah, baik dalam ibadah, cinta, atau doa. Ini adalah dosa terbesar yang tidak diampuni bila tidak ditaubati.
“Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan Allah, maka haram atasnya surga dan tempatnya ialah neraka.” (QS. Al-Ma’idah: 72)
Pelaku syirik menolak keesaan Allah dalam uluhiyyah dan rububiyyah. Al-Qurthubi menegaskan bahwa dosa ini menutup pintu rahmat kecuali dengan taubat sebelum ajal.
9. Meninggalkan Ibadah dan Lalai terhadap Kewajiban
Golongan yang meremehkan sholat, zakat, puasa, dan kewajiban agama lainnya karena cinta dunia dan malas beribadah.
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar? Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat.” (QS. Al-Muddatsir: 42–43)
Sholat merupakan batas iman dan kufur. Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menjelaskan, meninggalkan sholat secara sengaja termasuk dosa besar yang mendekatkan pelakunya kepada kekafiran.
10. Berbuat Maksiat dan Dosa Besar dengan Terang-Terangan
Mereka bangga dengan maksiat dan tidak malu kepada Allah. Perbuatannya menular dan menormalisasi dosa. Rasulullah bersabda:
“Setiap umatku akan diampuni kecuali mereka yang berbuat dosa terang-terangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi menyebut dosa terang-terangan menunjukkan hilangnya rasa malu kepada Allah. Orang seperti ini telah memadamkan cahaya iman di hatinya.
11. Berbuat Zalim dan Merugikan Orang Lain
Zalim mencakup segala bentuk penindasan, dari korupsi, fitnah, hingga perampasan hak. Semua itu menyebabkan kegelapan di akhirat.
Rasulullah bersabda: “Kezaliman adalah kegelapan di hari kiamat.” (HR. Muslim).
Ibn Hajar al-‘Asqalani dan Fathul Bari menjelaskan, kegelapan ini adalah kehilangan cahaya petunjuk di hari kiamat. Dosa zalim akan dibalas dengan diambilnya pahala si zalim untuk diberikan kepada korban.
12. Lidah Kotor dan Ucapan Buruk
Ucapan yang menyakiti, mencela, atau memfitnah menunjukkan hati yang rusak. Lidah adalah cermin iman seseorang.
“Sesungguhnya penghuni neraka adalah setiap orang yang kasar dan berkata kotor.” (HR. Tirmidzi).
Imam Al-Ghazali mengatakan, lidah adalah pintu dosa terbesar. Orang yang tidak menjaga lidahnya sulit menjaga imannya. Dosa ucapan ringan di lidah namun berat di timbangan amal.
13. Hati Keras dan Tidak Tersentuh Nasihat
Orang yang tidak tersentuh oleh peringatan, tidak menyesal atas dosa, dan tidak tergerak untuk bertobat.
Allah berfirman: “Kemudian hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (QS. Al-Baqarah: 74)
Kerasnya hati timbul dari banyak maksiat dan sedikit zikir. Hati seperti ini lebih keras dari batu karena menolak rahmat Allah.
14. Pelit dan Tidak Mau Berbagi
Pelit menunjukkan cinta dunia berlebihan dan lemahnya iman terhadap balasan Allah.
“Adapun orang yang bakhil dan merasa cukup, serta mendustakan kebaikan, maka Kami akan mudahkan baginya jalan kesusahan.” (QS. Al-Lail: 8–10)
Wahbah az-Zuhayli menafsirkan bakhil sebagai penyakit hati yang membuat manusia jauh dari rahmat Allah. Ibn Katsir menyebut bahwa orang pelit akan disulitkan urusannya di dunia dan akhirat.
15. Sombong dan Angkuh
Kesombongan menyebabkan seseorang menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Inilah sifat iblis yang pertama kali ditunjukkan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)
Kesombongan sebagai menolak kebenaran (batilul haqq) dan merendahkan manusia (ightirār bi al-nafs). Al-Ghazali menyebut, sombong adalah penyakit hati yang membinasakan karena menolak tunduk kepada Allah.
16. Tidak Peduli terhadap Orang Lemah dan Miskin
Orang yang mengabaikan kaum lemah menunjukkan imannya hanya sebatas lisan, tidak menyentuh amal sosial.
Firman Allah SWT: “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma’un: 1–3)
Ibn Katsir menafsirkan bahwa orang yang mendustakan agama adalah yang tidak memiliki kasih sayang kepada fakir miskin. Keimanan sejati selalu dibuktikan dengan kepedulian sosial.
17. Wajah Masam dan Tidak Ramah
Wajah yang masam menunjukkan hati yang tertutup dari kasih sayang dan jauh dari akhlak ahli surga. Sebagaimana sabda Rasulullah:
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)
Imam Al-Ghazali menjelaskan, wajah yang ramah adalah tanda hati yang lembut. Sementara, “wajah masam” sebagai tanda kesombongan dan kegelapan batin.
People Also Ask
1. Apa ciri-ciri orang yang akan masuk neraka?
"Orang yang menolak keimanan, mengingkari ajaran Allah, dan mempersekutukan-Nya dengan yang lain adalah calon penghuni neraka.
2. Siapa saja golongan para penghuni neraka?
Neraka disebutkan sebagai seburuk-buruknya tempat kembali pada kehidupan di akhirat kelak. Para penghuninya adalah orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan mengingkari para nabi dan utusan-Nya. Selain ingkar, mereka juga kufur terhadap ajaran Allah.
3. Bagaimana ciri orang yang kelak mendapatkan siksa neraka?
“Sebaliknya, empat tanda calon ahli neraka adalah wajah yang selalu cemberut; lisan yang keji atau kotor; hati yang keras; dan tangan yang pelit. Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT menciptakan bani Adam dengan 8 sifat.
4. Apakah semua orang akan merasakan neraka?
Tidak semua orang akan masuk neraka secara kekal; orang yang beriman dan bertakwa akan masuk surga, meskipun ada yang mungkin masuk neraka terlebih dahulu untuk dibersihkan dari dosa sebelum akhirnya masuk surga. Sebaliknya, mereka yang menolak keimanan dan berbuat dosa tanpa penyesalan diancam kekal di neraka.