Liputan6.com, Jakarta Pemahaman tentang nasib orang tidak beriman setelah hari kiamat menjadi penting sebagai pengingat konsekuensi pilihan hidup. Bagi umat Muslim, keyakinan akan hari akhir dan segala peristiwa di dalamnya adalah bagian fundamental dari rukun iman.
Hari Kiamat merupakan keniscayaan yang akan dialami seluruh alam semesta. Setelah kehancuran total, seluruh manusia akan dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia.
Peristiwa kebangkitan ini terjadi setelah tiupan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israfil, menandai dimulainya fase kehidupan abadi. Semua manusia, dari Nabi Adam hingga akhir zaman, akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dihisab. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (16/10/2025).
Nasib Orang Tidak Beriman di Hari Pembalasan
Nasib orang tidak beriman setelah hari kiamat merupakan konsekuensi yang telah Allah SWT tetapkan sebagai bentuk keadilan-Nya. Mereka yang menolak beriman kepada Allah dan mengingkari ajaran-Nya akan menghadapi pembalasan setimpal dengan perbuatan mereka selama hidup di dunia.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Mu'minun ayat 103 yang menggambarkan kondisi orang-orang yang tidak beriman. Melansir dari buku Jalan ke Hadirat Allah karya Syamsul Rijal Hamid, setelah sangkakala ditiup untuk kedua kalinya oleh Malaikat Israfil, semua manusia akan dibangkitkan dari kubur mereka untuk menghadapi hari perhitungan.
Pada fase inilah nasib setiap manusia, termasuk orang tidak beriman akan ditentukan berdasarkan catatan amal perbuatan. Kondisi orang tidak beriman di akhirat sangat berbeda dengan orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Mereka akan menghadapi berbagai fase penghisaban melelahkan, dimulai dari kebangkitan di alam kubur, penghimpunan di Padang Mahsyar, hingga penimbangan amal di hadapan Allah SWT. Ketika timbangan kebaikan mereka ringan, mereka akan digiring menuju neraka sebagai tempat kembali yang kekal.
Proses Kebangkitan dan Pengadilan di Hari Akhir
Setelah terjadinya kiamat kubra yang menandai kehancuran total alam semesta, seluruh manusia akan melalui fase kebangkitan atau yang dikenal dengan istilah Yaumul Ba'ats. Melansir dari buku Pesona Surah Yasin karya Drs. M. Said & M. Human, setelah kebangkitan, manusia akan digiring ke Padang Mahsyar untuk menghadapi perhitungan di hadapan Allah SWT atas segala amal perbuatan mereka.
Proses ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Yasin ayat 51-54 yang menggambarkan bagaimana manusia bergerak cepat dari kubur menuju Tuhan mereka. Pada tahap pengadilan ini, tidak ada seorang pun yang akan dirugikan sedikitpun.
Allah SWT akan menghisab setiap amal perbuatan manusia dengan sangat adil dan teliti. Setiap ucapan, perbuatan, dan niat yang pernah dilakukan akan dipertanggungjawabkan, tidak ada yang tersembunyi atau terlewatkan dari pengetahuan Allah.
Bagi orang tidak beriman, proses ini akan menjadi saat yang penuh penyesalan. Mereka akan menyadari kebenaran yang selama hidup di dunia mereka dustakan. Namun, penyesalan pada saat itu tidak lagi berguna karena kesempatan untuk bertaubat telah berakhir bersama kehidupan dunia mereka.
Kondisi di Padang Mahsyar
1. Penghimpunan Seluruh Umat Manusia
Padang Mahsyar merupakan tempat berkumpulnya seluruh umat manusia sejak Nabi Adam AS hingga akhir zaman. Semua manusia tanpa terkecuali, baik yang beriman maupun tidak beriman akan dikumpulkan di tempat yang sangat luas ini untuk menunggu giliran dihisab oleh Allah SWT.
2. Keadaan Fisik yang Melelahkan
Manusia dikumpulkan dalam kondisi berdesakan sehingga kedua betis kanan dan kirinya bertaut rapat. Mereka berada dalam keadaan seperti saat pertama kali diciptakan, yaitu tanpa selembar kain yang menempel di badan, tanpa alas kaki, dan tidak berkhitan. Kondisi ini dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim yang diriwayatkan dari Aisyah RA.
3. Tiga Kelompok Manusia
Melansir dari Buku Pintar Hari Akhir karya Abdul Muhsin al-Muthairi, manusia akan terbagi menjadi tiga kelompok saat digiring ke Padang Mahsyar. Kelompok pertama adalah orang-orang yang dipenuhi rasa harap dan takut. Kelompok kedua adalah mereka yang harus berbagi tunggangan unta dengan jumlah berbeda. Kelompok ketiga adalah mereka yang dikumpulkan oleh api yang terus menyertai mereka di setiap waktu.
4. Panas Matahari yang Terik
Padang Mahsyar akan disinari matahari yang sangat terik, menyebabkan keringat manusia mengalir deras. Tingkat keringat setiap orang berbeda-beda tergantung pada amal perbuatan mereka. Bagi orang tidak beriman, penderitaan ini akan terasa lebih berat karena tidak ada perlindungan dari Allah SWT.
5. Durasi yang Sangat Panjang
Waktu di Padang Mahsyar akan terasa sangat lama, bahkan setara dengan 50.000 tahun menurut perhitungan dunia. Namun, bagi orang-orang beriman yang amal salehnya banyak, waktu ini akan terasa lebih ringan dibandingkan dengan orang tidak beriman.
6. Menunggu Syafaat
Di Padang Mahsyar, manusia akan mencari syafaat dari para nabi untuk mempercepat proses penghisaban. Namun, orang tidak beriman tidak akan mendapatkan syafaat ini karena mereka telah mengingkari para rasul dan ajaran yang dibawa kepada mereka selama hidup di dunia.
Siksaan Neraka bagi Orang Tidak Beriman
1. Api yang Membakar Wajah
Al-Qur'an menjelaskan bahwa wajah orang tidak beriman akan dibakar oleh api neraka. Mereka berada dalam keadaan sangat menyeramkan dengan kondisi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Api neraka memiliki intensitas panas yang jauh berbeda dengan api dunia, lebih dahsyat dan menyiksa.
2. Kekal dalam Siksaan
Berbeda dengan orang beriman yang berdosa dan masih ada kesempatan keluar dari neraka setelah menerima hukuman, orang tidak beriman akan kekal selamanya di dalamnya. Tidak ada akhir dari penderitaan mereka, tidak ada harapan untuk keluar atau mendapat keringanan hukuman.
3. Berbagai Jenis Siksaan
Selain api yang membakar, orang tidak beriman akan mengalami berbagai jenis siksaan lainnya seperti minuman dari air yang mendidih, makanan dari pohon zaqqum yang sangat pahit, serta berbagai azab yang disesuaikan dengan dosa-dosa mereka di dunia. Setiap kali kulit mereka terbakar habis, Allah akan menggantikannya dengan kulit baru agar mereka terus merasakan siksaan.
4. Penyesalan yang Tiada Berguna
Di dalam neraka, orang tidak beriman akan merasakan penyesalan yang sangat mendalam. Mereka akan berharap dapat kembali ke dunia untuk memperbaiki kehidupan mereka, namun permintaan ini akan ditolak. Penyesalan pada saat itu tidak lagi berguna karena kesempatan telah berlalu.
5. Tidak Ada Penolong
Orang tidak beriman tidak akan memiliki penolong atau pembela di hari kiamat. Tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah, tidak ada syafaat dari para nabi dan malaikat. Mereka akan menanggung sendirian akibat dari pilihan mereka untuk tidak beriman.
6. Hukuman Sesuai Perbuatan
Allah SWT Maha Adil dalam memberikan hukuman. Tingkat siksaan yang diterima orang tidak beriman akan disesuaikan dengan kadar keingkaran dan dosa-dosa yang mereka perbuat di dunia. Semakin besar keingkaran dan kejahatan mereka, semakin berat pula siksaan yang akan mereka terima.
Perbedaan Nasib Orang Beriman dan Tidak Beriman
Perbedaan mendasar antara nasib orang beriman dan tidak beriman terletak pada konsekuensi akhir yang mereka terima di akhirat. Keimanan menjadi faktor penentu utama yang memisahkan antara kebahagiaan abadi di surga dan penderitaan kekal di neraka.
1. Nasib Orang Beriman
Orang beriman yang juga beramal saleh akan mendapatkan balasan berupa surga dengan segala kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbayangkan oleh hati manusia. Mereka akan hidup kekal dalam kebahagiaan bersama keluarga yang beriman, menikmati berbagai fasilitas surga tanpa ada kesedihan atau penderitaan. Wajah mereka akan berseri-seri dan dipenuhi cahaya kebahagiaan.
2. Nasih Orang Tidak Beriman
Sebaliknya, orang tidak beriman akan menghadapi nasib yang sangat berbeda. Mereka akan digiring ke neraka Jahanam dengan wajah yang gelap dan penuh penyesalan. Tidak ada kebahagiaan yang akan mereka rasakan, hanya penderitaan yang berkepanjangan tanpa akhir. Perbedaan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keimanan dan memperbanyak amal saleh selama hidup di dunia.
Melansir dari buku Pesona Surah Yasin, pada hari perhitungan tidak ada seorang pun yang dirugikan sedikitpun, dan setiap orang hanya akan menerima balasan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan di dunia. Ini menunjukkan keadilan mutlak Allah SWT dalam menentukan nasib setiap manusia berdasarkan pilihan dan perbuatan mereka sendiri.
Persiapan Menghadapi Hari Kiamat
Setiap Muslim memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat. Persiapan ini bukan hanya terkait dengan pengetahuan teoritis, tetapi juga implementasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, mencerminkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
1. Percaya Rukun Iman
Langkah pertama dalam persiapan adalah memastikan keimanan kepada rukun iman, yaitu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruk. Keimanan ini harus tertanam kuat di dalam hati dan tercermin dalam seluruh aspek kehidupan. Tanpa fondasi keimanan yang kokoh, segala persiapan lainnya tidak akan bermakna.
2. Menjalankan Kewajiban Ibadah
Kedua, menjalankan kewajiban agama dengan konsisten seperti shalat lima waktu, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
3. Memperbanyak Amal Saleh
Ketiga, memperbanyak amal saleh seperti bersedekah, membantu sesama, berbakti kepada orang tua, menjaga silaturahmi, dan melakukan kebaikan lainnya.
4. Menjauhi Larangan-Nya
Keempat, menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan dosa besar maupun kecil yang dapat merusak keimanan dan mengurangi timbangan kebaikan. Salah satu persiapan terbaik adalah senantiasa mengingat kematian dan hari kiamat, serta memperbanyak istighfar dan taubat.
Dengan persiapan yang matang, seorang Muslim dapat menghadapi hari kiamat dengan penuh keyakinan dan harapan akan rahmat Allah SWT, berbeda dengan nasib orang tidak beriman yang akan penuh dengan ketakutan dan penyesalan.
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan orang tidak beriman? Orang tidak beriman adalah mereka yang mengingkari keberadaan Allah SWT, menolak ajaran Islam, dan tidak meyakini rukun iman yang enam.
2. Apakah orang tidak beriman bisa keluar dari neraka? Tidak, orang tidak beriman akan kekal selamanya di neraka Jahanam tanpa ada kesempatan untuk keluar atau mendapat keringanan hukuman.
3. Bagaimana proses penghisaban orang tidak beriman di akhirat? Mereka akan dibangkitkan dari kubur, dikumpulkan di Padang Mahsyar, kemudian amal perbuatannya ditimbang dan karena ringan timbangan kebaikannya maka mereka digiring ke neraka.
4. Apakah amal baik orang tidak beriman dihitung di akhirat? Amal baik orang tidak beriman tidak akan diterima di akhirat karena keimanan adalah syarat utama diterimanya amal perbuatan di sisi Allah SWT.
5. Apa perbedaan utama nasib orang beriman dan tidak beriman? Orang beriman akan masuk surga dan mendapat kebahagiaan kekal, sedangkan orang tidak beriman akan masuk neraka dan mendapat siksaan yang kekal.
6. Bagaimana kondisi orang tidak beriman saat di Padang Mahsyar? Mereka akan berada dalam kondisi ketakutan, penyesalan, berdesakan dengan manusia lainnya, dan menunggu penghisaban dengan penuh kecemasan tanpa ada perlindungan.
7. Mengapa penting bagi Muslim mengetahui nasib orang tidak beriman? Agar menjadi pengingat dan motivasi untuk senantiasa menjaga keimanan, memperbanyak amal saleh, dan mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat dengan sebaik-baiknya.