Liputan6.com, Jakarta - Menjaga lisan termasuk amalan sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Melalui lisan, seseorang bisa mendapatkan pahala yang berlimpah, namun juga bisa tergelincir dalam dosa besar. Karena itu, amalan sunnah menjaga lisan menjadi salah satu bentuk pengendalian diri yang sangat ditekankan dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk yang diberi anugerah akal dan kemampuan berbicara oleh Allah SWT. Dengan lisan, seseorang bisa menyampaikan kebaikan, dakwah, dan ilmu. Namun di sisi lain, lisan yang tidak dijaga juga dapat membawa kehancuran dan permusuhan. Maka dari itu, amalan sunnah menjaga lisan bukan sekadar anjuran, tetapi juga bentuk ibadah yang menunjukkan kematangan iman.
Dalam keseharian, lisan sering kali lebih cepat bergerak daripada pikiran. Perkataan yang keluar tanpa dipikir bisa menyakiti hati orang lain, memicu pertengkaran, bahkan menimbulkan fitnah. Karena itu, menjaga lisan menjadi bagian penting dari akhlak seorang muslim yang baik.
Menjaga lisan berarti menahan diri untuk tidak berkata kecuali yang baik. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Perkataan baik mencerminkan hati yang bersih, sementara diam menjaga seseorang dari dosa.
Keutamaan Menjaga Lisan
Menjaga lisan termasuk ibadah yang ringan dilakukan namun berat timbangannya di akhirat. Banyak ayat dan hadis yang menekankan betapa besar pahala bagi mereka yang mampu menahan lidahnya dari hal buruk.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 70–71:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ
Yā ayyuhallażīna āmanūttaqullāha wa qūlū qawlan sadīdan.Yuslih lakum a‘mālakum wa yaghfir lakum zunūbakum.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu.”
Ayat ini menegaskan bahwa menjaga ucapan adalah salah satu bentuk ketakwaan kepada Allah.
Bahaya Ucapan yang Tidak Dijaga
Setiap kata yang keluar dari lisan akan dicatat oleh malaikat. Dalam QS. Qaf ayat 17–18 Allah SWT berfirman:
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌمَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Idz yatallaqqal mutallaqqiyāni ‘anil yamīni wa ‘anisy-schimāli qa‘īd.Mā yalfizhu min qawlin illā ladaihi raqībun ‘atīd
Artinya: “Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.”
Karena itu, setiap muslim harus berhati-hati dengan lisannya.
Rasulullah SAW juga mengingatkan, “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab itu Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh, seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab itu dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Cara Melatih Diri Menjaga Lisan
Menjaga lisan bisa dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Langkah pertama adalah belajar berkata baik atau diam. Diam lebih baik daripada berbicara yang menyakiti.
Langkah kedua adalah memperbanyak dzikir. Ketika lidah sibuk menyebut nama Allah, maka akan jauh dari kata-kata buruk. Ucapkan dzikir ringan seperti:
سُبْحَانَ اللَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu AkbarArtinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.
Dengan dzikir, hati menjadi tenang dan ucapan lebih terjaga.
Hindari Ghibah dan Fitnah
Salah satu dosa besar yang sering muncul dari lisan adalah ghibah atau menggunjing. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12:
وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا
"Wa lā yaghtab ba‘dukum ba‘dan"
Artinya: “Janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain.”
Menggunjing diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati — perumpamaan yang sangat menjijikkan. Maka, menghindari ghibah menjadi bentuk utama dari menjaga lisan.
Adab Bicara dan Santun dalam Ucapan
Islam mengajarkan qaulan kariman — perkataan yang mulia. Artinya, saat berbicara kepada orang lain, terutama orang tua atau yang lebih tua, gunakan bahasa yang sopan, lembut, dan penuh hormat.
Hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Isra’ ayat 23:
فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا
"Fala taqul lahumā uffin wa lā tanharhumā"
Artinya: “Janganlah engkau berkata kasar kepada keduanya dan jangan membentak mereka.”
Kelembutan lisan menjadi cerminan kebersihan hati.
Menghindari Perdebatan yang Tidak Perlu
Perdebatan sering kali membuat lisan terpancing untuk berkata kasar. Rasulullah SAW menganjurkan agar umat Islam meninggalkan perdebatan yang tidak membawa manfaat. Diam dalam keadaan seperti itu jauh lebih mulia.
Dalam hadis disebutkan, “Aku menjamin rumah di tepi surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar.” (HR. Abu Dawud).
Menjaga Persaudaraan Lewat Ucapan
Ucapan yang baik bisa mempererat persaudaraan, sedangkan kata buruk bisa meruntuhkannya. Oleh karena itu, gunakan lisan untuk memberi semangat, doa, dan nasihat yang lembut.
Rasulullah SAW bersabda: “Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari).
Buah dari Lisan yang Terjaga
Menjaga lisan bukan hanya melatih diri agar tidak berkata buruk, tetapi juga membangun akhlak dan memperindah hati. Orang yang mampu menahan lisannya akan disegani, dipercaya, dan disukai banyak orang.
Amalan sunnah menjaga lisan juga menjadi tameng dari azab neraka. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara dua janggutnya (mulut) dan dua kakinya (kemaluan), maka aku jamin surga baginya.” (HR. Bukhari).
Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga lisannya, berkata baik, dan menjauhkan diri dari ucapan sia-sia. Sebab dari lisan yang terjaga, lahirlah hati yang bersih dan hubungan yang harmonis antar sesama manusia.
People Also Talk:
1. Mengapa menjaga lisan termasuk amalan sunnah yang utama?Karena banyak ayat dan hadis yang menekankan pentingnya berkata baik dan diam dari perkataan buruk, serta pahala besar bagi yang mampu melakukannya.
2. Apa bentuk amalan sunnah menjaga lisan?Di antaranya adalah berkata baik, memperbanyak dzikir, menghindari ghibah, dan diam dari perdebatan sia-sia.
3. Bagaimana hubungan antara lisan dan hati?Lisan adalah cermin dari hati. Jika hati bersih, maka ucapan pun akan baik dan lembut.
4. Apa akibat dari lisan yang tidak dijaga?Bisa menimbulkan dosa besar seperti fitnah, ghibah, permusuhan, bahkan menjadi sebab seseorang masuk neraka.
5. Apa pahala bagi yang menjaga lisannya?Rasulullah SAW menjamin surga bagi orang yang mampu menjaga lisannya dari ucapan buruk.