Contoh Idgham Bilaghunnah, Ketahui Perbedannya dengan Idgham Bighunnah

9 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Dalam ilmu tajwid, idgham bilaghunnah adalah hukum membaca nun mati atau tanwin yang bertemu huruf lam (ل) atau ra (ر), dengan cara dilebur tanpa suara dengung. Hukum ini bagian dari aturan bacaan nun sakinah dan tanwin.

Berbeda dengan idgham bighunnah, bacaan idgham bilaghunnah dilakukan tanpa getaran di hidung dan terdengar lebih ringkas. Suara "n" tidak dibaca jelas, melainkan langsung menyatu ke huruf berikutnya.

Memahami idgham bilaghunnah membantu menjaga keindahan dan ketepatan bacaan Al-Qur’an. Penerapan yang tepat juga mencerminkan penghormatan terhadap setiap lafaz dalam kitab suci.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang hukum bacaan idgham bilaghunnah, Jumat (4/7/2025).

Menambah pahala dengan membaca Al-Quran di bulan Ramadan sangat dianjurkan, tapi bagaimana kalau membaca Al-Quran melalui ponsel. Kita tanyakan saja dalam Ustaz Menjawab.

Pengertian Idgham Bilaghunnah

Dalam ilmu tajwid, terdapat berbagai aturan bacaan yang harus diperhatikan agar pelafalan Al-Qur'an sesuai dengan kaidah yang benar. Salah satu hukum bacaan yang perlu dipahami adalah idgham bilaghunnah. Penerapan hukum ini tidak hanya membantu memperindah bacaan, tetapi juga menjaga makna dari setiap ayat agar tetap utuh.

Secara teknis, idgham bilaghunnah terjadi ketika nun mati (نْ) atau tanwin (ــً/ــٍ/ــٌ) bertemu dengan huruf lam (ل) atau ra (ر). Dalam kondisi ini, suara nun atau tanwin tidak dibaca jelas, melainkan dilebur ke dalam huruf berikutnya. Hasil dari peleburan ini tidak menghasilkan dengung, berbeda dengan idgham bighunnah yang disertai suara dengung (ghunnah). Oleh sebab itu, hukum ini disebut "bilaghunnah" yang berarti "tanpa dengung."

Secara bahasa, "idgham" berarti meleburkan, sedangkan "bilaghunnah" berarti tanpa dengung. Maka, idgham bilaghunnah adalah peleburan bunyi nun mati atau tanwin ke dalam huruf lam atau ra tanpa ada suara dengung. Dalam praktik pembacaan Al-Qur’an, suara nun atau tanwin seolah-olah menghilang dan langsung menyatu dengan huruf sesudahnya, menghasilkan bunyi yang lebih ringkas dan mengalir.

Dalam beberapa literatur, idgham bilaghunnah juga disebut dengan istilah idgham bighairi ghunnah, yang artinya sama. Pemahaman yang baik terhadap istilah ini akan membantu pembaca menghindari kekeliruan saat membaca Al-Qur’an.

Perbedaan dengan Idgham Bighunnah

Perbedaan mendasar antara idgham bilaghunnah dan idgham bighunnah terletak pada keberadaan unsur dengung dalam pelafalannya. Pada idgham bighunnah, nun mati (نْ) atau tanwin (ــً/ــٍ/ــٌ) dilebur ke dalam huruf ya (ي), nun (ن), mim (م), atau wawu (و) dengan menyertakan suara dengung (ghunnah) yang terdengar jelas. Dengung ini berasal dari hidung dan berdurasi sekitar dua harakat.

Sebaliknya, idgham bilaghunnah tidak melibatkan unsur dengung sama sekali. Hukum ini berlaku ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan lam (ل) atau ra (ر). Dalam pelaksanaannya, suara nun atau tanwin benar-benar melebur dan langsung menyatu ke huruf berikutnya tanpa suara dengung, sehingga menghasilkan bacaan yang lebih ringkas dan tegas.

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam pelafalan, penting untuk memperhatikan huruf yang mengikuti nun mati atau tanwin. Jika yang muncul adalah ya, nun, mim, atau wawu, maka berlaku idgham bighunnah (dengan dengung). Sedangkan jika yang muncul adalah lam atau ra, maka berlaku idgham bilaghunnah (tanpa dengung).

Menurut Umar (2020) sebagaimana dikutp dalam kajian yang dipublikasikan di Pandawa: Pusat Publikasi Hasil Pengabdian Masyarakat Volume. 2, No.3 Juli 2024, memahami idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah sangat penting dalam membaca Al-Qur’an dengan benar dan tepat.

Kedua jenis idgham ini termasuk dalam hukum tajwid, yang berfungsi untuk memahami cara membaca huruf-huruf Arab dengan tepat. Mempelajari idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah membantu memahami cara membaca huruf-huruf Arab dengan tepat dan memastikan bahwa makna Al-Qur’an tidak tergeser.

Contoh Idgham Bilaghunnah dalam Al-Qur'an

Dalam ilmu tajwid, idgham bilaghunnah adalah salah satu hukum penting yang perlu dipahami dan diterapkan dengan tepat. Hukum ini berlaku ketika nun mati (نْ) atau tanwin (ــً/ــٍ/ــٌ) bertemu dengan huruf lam (ل) atau ra (ر). Ciri khas dari bacaan ini adalah tidak adanya suara dengung (ghunnah) dalam pelafalan. Berikut beberapa contoh idgham bilaghunnah dalam Al-Qur’an:

1. مِنْ رَبِّهِمْ

Asal bacaan: min rabbihim

Penulisan tajwid: nun mati (نْ) bertemu huruf ra (ر)

Cara baca: mir rabbihim (bunyi "n" melebur ke "r" tanpa dengung)

2. هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Asal bacaan: hudan lil muttaqin

Penulisan tajwid: tanwin bertemu huruf lam (ل)

Cara baca: hudal lil muttaqin (tanwin melebur ke lam tanpa dengung)

3. أَنْ لَا تَعْبُدُوا

Asal bacaan: an laa

Penulisan tajwid: nun mati bertemu huruf lam (ل)

Cara baca: alla ta'buduu (nun mati melebur ke lam, tanpa dengung)

4. مِنْ رَبِّكُمْ

Asal bacaan: min rabbikum

Penulisan tajwid: nun mati bertemu huruf ra (ر)

Cara baca: mir rabbikum

5. عَلِيمٌ رَحِيمٌ

Asal bacaan: 'alimun rahimunPenulisan tajwid: tanwin bertemu huruf ra (ر)

Cara baca: ‘alimur rahimun

Dengan mengenali contoh-contoh ini, pembaca dapat lebih mudah mengidentifikasi dan menerapkan idgham bilaghunnah saat membaca ayat-ayat Al-Qur’an. 

Pengertian Ilmu Tajwid

Mengutip dari buku berjudul The Guidelines of Tahsin Tilawah and Tahfidz Al-Qur’an oleh Siswandi sebagaimana dilansir dari kajian di Cendikia Jurnal Pendidikan dan Pengajaran 2024, Vol. 2, No.7 dijelaskan ruang lingkup kajian tajwid meliputi cara melafalkan huruf Hijaiyah dengan benar dan tepat, cara membaca huruf panjang, pendek, tebal, tipis, jelas, dan nyaring. Pembaca Al-Qur'an tidak dapat membedakan bunyi huruf Hijaiyah tergantung makrajnya kecuali mereka mengetahui di mana huruf tersebut diucapkan.

Mengutip buku berjudul Buku Pintar Al-Qur`an oleh Abu Nizhan, faedah ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan dalam mengucapkan atau membaca Al-Qur'an. Adapun hukum mempelajarinya adalah fardhu kiyafah, namun membaca Al-Qur'an sesuai dengan ilmu tajwid adalah wajib ain (kewajiban individu).

Q & A Seputar Topik Idgham Bilaghunnah

1. Apa itu idgham bilaghunnah dalam ilmu tajwid?

Idgham bilaghunnah adalah hukum tajwid yang terjadi ketika nun mati (نْ) atau tanwin (ــً/ــٍ/ــٌ) bertemu dengan huruf lam (ل) atau ra (ر). Pada hukum ini, bunyi "n" dileburkan ke huruf setelahnya tanpa suara dengung (ghunnah).

2. Apa contoh bacaan idgham bilaghunnah dalam Al-Qur’an?

Contohnya adalah مِنْ رَبِّهِمْ (dibaca mir rabbihim) dan هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (dibaca hudal lil muttaqin). Dalam dua contoh ini, nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf lam atau ra tanpa dibaca dengung.

3. Bagaimana membedakan idgham bilaghunnah dan bighunnah?

Perbedaan utamanya terletak pada suara dengung. Idgham bighunnah melibatkan dengung dan terjadi jika nun mati atau tanwin bertemu ya, nun, mim, atau wawu. Sedangkan idgham bilaghunnah tidak memakai dengung dan hanya berlaku saat bertemu lam atau ra.

4. Apa akibatnya jika salah membaca idgham bilaghunnah?

Kesalahan dalam melafalkan idgham bilaghunnah, seperti menambahkan dengung, bisa mengubah makna ayat dan tidak sesuai dengan kaidah tajwid. Karena itu, penting untuk mengenali huruf setelah nun mati atau tanwin dan membaca sesuai aturannya.

5. Mengapa penting mempelajari contoh-contoh idgham bilaghunnah?

Contoh konkret membantu pembaca Al-Qur’an mengenali penerapan idgham bilaghunnah secara tepat. Dengan banyak berlatih dan memahami pola bacaannya, bacaan menjadi lebih fasih, sesuai tajwid, dan mencerminkan adab terhadap firman Allah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |