Contoh Ikhfa Syafawi dalam Al-Qur'an, Ketahui Manfaat Mempelajari Tajwid

23 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Dalam tajwid, ikhfa syafawi terjadi ketika huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب). Hukum ini dibaca samar disertai dengungan ringan. Memahami contoh ikhfa syafawi membantu memperlancar bacaan Al-Qur’an.

Contoh ikhfa syafawi bisa ditemukan dalam ayat di Al-Qur'an seperti "lahum bihi" atau "hum bimasābū". Pada bacaan tersebut, mim dibaca samar sebelum masuk ke huruf ba, tanpa jeda yang jelas.

Dengan membiasakan diri membaca Al-Qur’an sesuai kaidah tajwid, termasuk memahami contoh ikhfa syafawi, kita dapat menjaga keaslian bacaan sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. 

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang contoh ikhfa syafawi dalam Al-Qur'an, Sabtu (12/7/2025).

Al-Qur’an itulah bacaan sempurna yang ditafsirkan dengan bermacam penafsiran, dalam berbagai bidang kelimuan, dan penafsirannya yang hingga kini terus menerus mengalami perkembangan dan sesuai dengan tuntunan dari perkembangan ilmu dan masyarakat.

Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi

Dalam mempelajari ilmu tajwid, salah satu hukum bacaan penting yang perlu dipahami agar bacaan Al-Qur’an menjadi benar dan indah adalah Ikhfa Syafawi. Hukum ini termasuk dalam kelompok hukum mim sukun (مْ), yakni aturan tajwid yang berlaku saat huruf mim sukun bertemu dengan huruf tertentu.

Secara istilah, Ikhfa Syafawi terjadi ketika huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب). Kata "ikhfa" berarti menyamarkan, sedangkan "syafawi" berasal dari kata "syafah" yang berarti bibir, karena huruf mim diucapkan dari kedua bibir. Maka, Ikhfa Syafawi bermakna menyamarkan bunyi huruf mim di bibir saat bertemu huruf ba, tanpa melafalkannya secara jelas maupun melebur sepenuhnya.

Menurut Thaha (2016: 7) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Studi Pemikiran, Riset dan Pengembangan Pendidikan Islam Vol. 8, No. 2, Juli 2020 dijelaskan secara bahasa tajwid berarti al-tahsin atau membaguskan. Sedangkan secara istilah yaitu mengucapkan setiap huruf sesuai dengan makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang mesti diucapkan, baik berdasarkan sifat asalnya maupun berdasarkan sifat-sifat yang baru.

Cara Membaca Ikhfa Syafawi yang Benar

Untuk melafalkan Ikhfa Syafawi dengan benar, diperlukan pemahaman tentang posisi organ bicara dan cara mengatur suara. Berikut adalah beberapa poin penting yang harus diperhatikan:

1. Posisi Bibir

Rapatkan kedua bibir secara ringan, tidak terlalu kuat seperti saat melafalkan mim sukun secara jelas (idzhar syafawi). Posisi ini bertujuan untuk menyamarkan bunyi tanpa menghilangkan karakteristik huruf mim.

2. Dengungan (Ghunnah)

Tahan suara dengan dengungan selama 2–3 ketukan. Dengungan ini berasal dari rongga hidung dan merupakan ciri khas dari hukum ikhfa. Jangan terlalu cepat atau terlalu panjang, cukup sedang agar terdengar natural.

3. Penyamaran Bunyi Mim

Bunyi huruf mim (م) tidak dihilangkan sepenuhnya, melainkan disamarkan. Masih terdengar samar bunyi “mm” sebelum dilanjutkan dengan pelafalan huruf ba (ب). Hal ini menandakan bahwa bacaan tidak jelas sepenuhnya (idzhar), tetapi juga tidak melebur (idgham), melainkan berada di antara keduanya.

Melatih bacaan Ikhfa Syafawi membutuhkan konsistensi dan perhatian pada detail pengucapan. Disarankan untuk rutin berlatih, baik secara mandiri maupun bersama guru tajwid. Dengan pembiasaan yang tepat, kemampuan membaca Ikhfa Syafawi akan meningkat, dan bacaan Al-Qur’an menjadi lebih indah dan sesuai dengan kaidah tajwid.

Contoh Ikhfa Syafawi dalam Al-Quran

Ikhfa Syafawi adalah hukum tajwid yang terjadi ketika huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب). Dalam Al-Qur’an, hukum ini dapat ditemukan di berbagai surat, baik yang panjang maupun pendek. Meskipun tidak selalu disebutkan secara spesifik dalam daftar ayat, ada beberapa surat yang diketahui mengandung hukum Ikhfa Syafawi dan sering dijadikan rujukan dalam pembelajaran tajwid.

Berikut ini beberapa contoh ayat Ikhfa Syafawi dalam Al-Qur’an:

1. QS. Al-Baqarah: 286

"لَهُمۡ بِمَا كَسَبُواْ"

Huruf mim sukun pada “lahum” bertemu dengan huruf ba pada “bima”, sehingga dibaca dengan dengungan samar.

2. QS. Al-Anfal: 2

"إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ"

Frasa "hum bi-ayātihi" juga merupakan contoh ikhfa syafawi karena adanya pertemuan mim sukun dan ba.

3. QS. Al-Fiil: 3

"تَرۡمِيهِم بِحِجَارَةٖ مِّن سِجِّيلٍ"

Pada kata “him biḥijārah”, terjadi ikhfa syafawi antara mim sukun dan ba.

4. QS. Al-Muthaffifin: 1

"وَيۡلٞ لِّلۡمُطَفِّفِينَ ١" Lanjut ke ayat 2: "ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكۡتَالُواْ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسۡتَوۡفُونَ"

Meskipun tidak langsung terlihat dalam ayat pertama, ayat-ayat selanjutnya memuat struktur yang mengandung ikhfa syafawi, terutama pada frasa-frasa yang menggabungkan kata berakhiran -hum dan awal kata berikutnya adalah ba.

5. QS. Al-Insyiqaq: 24–25

"فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ٢٤ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُمۡ أَجۡرٌ غَيۡرُ مَمۡنُونٍ ٢٥"

Kalimat "hum biʿadhābin" pada ayat 24 juga mengandung ikhfa syafawi. Surat-surat yang Sering Memuat Ikhfa Syafawi

Beberapa surat lain yang juga diketahui memiliki contoh Ikhfa Syafawi, meskipun perlu merujuk mushaf secara langsung untuk ayat spesifiknya, antara lain:

1. Surat Al-A'raf

2. Surat An-Nisa

3. Surat Al-Adiyat

4. Surat Al-Alaq

5. Surat As-Syams

6. Surat An-Nazi'at

7. Surat Fushshilat

8.  Surat Al-Maidah

9. Surat Al-Qalam

10. Surat Al-Jumu'ah

Pentingnya Mempelajari Tajwid

Menurut Abu Ya’la Kurnaedi (2013) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Innovative, Volume 8 nomor 1 Maret 2021, ilmu tajwid merupakan salah satu ilmu terpenting yang harus diketahui setiap muslim. Tanpa memahami ilmu ini kita pasti kesulitan dan melakukan banyak kesalahan dalam membaca al-Qur’an.

Mengutip buku berjudul Buku Pintar Al-Qur`an oleh Abu Nizhan, faedah ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan dalam mengucapkan atau membaca Al-Qur'an. Adapun hukum mempelajarinya adalah fardhu kiyafah, namun membaca Al-Qur'an sesuai dengan ilmu tajwid adalah wajib ain (kewajiban individu).

Tajwid tidak hanya menyangkut keindahan suara, tetapi juga menjaga ketepatan makhraj (tempat keluarnya huruf), sifat huruf, dan hukum-hukum bacaan agar lafaz Al-Qur’an tetap sesuai dengan aslinya.

Dengan memahami dan mengamalkan tajwid, kita dapat:

1. Membaca Al-Qur’an sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW, sesuai dengan cara bacaan yang diwariskan melalui sanad yang sahih.

2. Menghindari kesalahan pelafalan yang bisa menyebabkan perubahan arti atau makna ayat, bahkan dalam beberapa kasus bisa mengubah hukum syar’i.

3. Meningkatkan kualitas bacaan dan kekhusyukan, karena bacaan yang benar dan sesuai tajwid membuat hati lebih tenang dan fokus dalam memahami pesan-pesan Allah SWT.

4. Menunjukkan adab dan penghormatan terhadap Al-Qur’an, sebagai bentuk kecintaan dan ketundukan kita kepada firman-Nya.

Q & A Seputar Contoh Ikhfa Syafawi

Apa yang dimaksud dengan Ikhfa Syafawi?

Ikhfa Syafawi adalah salah satu hukum tajwid yang terjadi ketika huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب). Dalam hukum ini, bunyi mim dibaca samar dan berdengung, dengan posisi bibir sedikit tertutup. Istilah “syafawi” berasal dari kata “syafah” yang berarti bibir, karena pengucapan huruf mim berasal dari bibir.

Apa saja contoh Ikhfa Syafawi dalam Al-Qur’an?

Contoh Ikhfa Syafawi dapat ditemukan dalam ayat-ayat seperti:

QS. Al-Baqarah: 286 → "لَهُمْ بِمَا كَسَبُواْ"

QS. Al-Anfal: 2 → "زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ"

QS. Al-Fiil: 4 → "تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ"

Dalam ayat-ayat ini, huruf mim sukun bertemu ba, sehingga harus dibaca dengan suara samar dan dengungan ringan.

Bagaimana cara membaca Ikhfa Syafawi dengan benar?

Cara membaca Ikhfa Syafawi yaitu dengan menyamarkan bunyi huruf mim saat bertemu ba, disertai dengungan selama 2–3 harakat. Bibir dirapatkan ringan (tidak terlalu kuat), dan suara keluar dari hidung (ghunnah). Tidak boleh diucapkan jelas seperti idzhar, atau dilebur seperti idgham.

Mengapa penting mempelajari tajwid, termasuk hukum Ikhfa Syafawi?

Ilmu tajwid menjaga kemurnian bacaan Al-Qur’an sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Mempelajari tajwid, termasuk Ikhfa Syafawi, membantu menghindari kesalahan pengucapan yang bisa mengubah makna ayat. Ini juga merupakan bentuk adab dan rasa hormat terhadap firman Allah SWT.

Bagaimana cara mudah mengenali Ikhfa Syafawi saat membaca Al-Qur’an?

Cara mudah mengenalinya adalah dengan melihat huruf mim sukun yang bertemu ba, biasanya ditandai dalam mushaf dengan warna atau simbol tajwid. Banyak mushaf cetakan sekarang dilengkapi kode warna hukum bacaan, sehingga sangat membantu untuk latihan. Belajar bersama guru juga sangat disarankan agar tidak salah dalam pengucapan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |