Fenomena Bediding telah Tiba, Ini 5 Doa Musim Kemarau saat Cuaca Dingin atau Panas Terik

2 months ago 23

Liputan6.com, Jakarta - Bediding adalah fenomena suhu udara turun drastis pada malam hingga menjelang pagi. Fenomena bediding alias suhu dingin melanda berbagai wilayah Indonesia, baik dataran tinggi mapun rendah.

Salah satunya di dataran tinggi di Kabupaten Kerinci, Merangin (bagian Jangkat), dan Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Depati Parbo Kerinci Kurnianingsih di Kerinci, mengatakan, fenomena tersebut umum terjadi saat musim kemarau.

Ia menjelaskan wilayah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci serta sebagai dataran tinggi di Kabupaten Merangin (Jangkat dan sekitarnya) sejak awal Mei sudah memasuki musim kemarau. "Dinginnya suhu udara saat ini merupakan fenomena bediding yang umum terjadi pada saat musim kemarau," katanya, dikutip Antara, Sabtu (12/7/2025).

Fenomena alam tersebut, lanjutnya, akibat menguatnya Monsun Australia yang membawa massa udara dingin dari benua Australia menuju kepulauan Indonesia. Hal itu berdampak di wilayah Jambi, terutama di daerah dataran tinggi.

Musim kemarau di Indonesia ditandai dengan ciri khasnya yang unik. Musim kering, dengan suhu panas menyengat di siang hari dan suhu dingin pada malam harinya.

Perbedaan suhu yang tinggi ini acapkali memicu berbagai penyakit. Misalnya, batuk, pilek, dan demam.

Berikut ini adalah doa musim kemarau, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW, baik ketika suhu dingin, kering, maupun panas menyengat.

Simak Video Pilihan Ini:

Banjir Lahar Dingin Gunung Lewotobi Terjang Permukiman, Warga Mengungsi ke Hutan

Doa Musim Kemarau

Melansir laman NU Jatim, Sabtu (12/7/2025), berikut ini adalah doa Rasulullah saat musim kemarau.

1. Doa yang dikutip dari pembukaan khutbah Shalat Istisqa Rasulullah SAW

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ عَلَيْنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Kau adalah Allah. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Engkau. Kau Maha Kaya. Sementara kami membutuhkan-Mu. Maka turunkanlah hujan kepada kami. Jadikanlah apa yang telah Kau turunkan sebagai kekuatan dan bekal bagi kami sampai hari yang ditetapkan,” (HR Abu Dawud).

2. Doa yang dibaca Rasulullah saw saat sedang khutbah Jumat

Seorang sahabat datang ke dalam masjid menceritakan bencana kekeringan dan meminta Rasulullah yang sedang khutbah Jumat untuk berdoa kepada Allah.

اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا, اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا

Artinya: “Ya Allah, tolonglah kami. Ya Allah, tolonglah kami,” (HR Muttafaq Alaih).

3. Lafal doa istisqa yang pernah dibaca oleh Rasulullah menurut riwayat Abu Awanah dari Sahabat Sa‘ad RA

اَللَّهُمَّ جَلِّلْنَا سَحَابًا, كَثِيفًا, قَصِيفًا, دَلُوقًا, ضَحُوكًا, تُمْطِرُنَا مِنْهُ رَذَاذًا, قِطْقِطًا, سَجْلًا, يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Artinya: “Ya Allah ratakanlah hujan di bumi kami, tebalkanlah gumpalan awannya, yang petirnya menggelegar, dahsyat, dan mengkilat; sebuah awan darinya Kauhujani kami dengan tetesan deras hujan yang kecil, rintik-rintik, yang menyirami bumi secara merata, wahai Dzat yang Maha Agung lagi Maha Mulia,” (HR Abu Awanah).

4. Doa istisqa seekor semut di zaman Nabi Sulaiman As

Sesuai dengan cerita Rasulullah saw dalam riwayat Imam Ahmad.

اَللَّهُمَّ إِنَّا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِكَ, لَيْسَ بِنَا غِنًى عَنْ سُقْيَاكَ

Artinya: “Ya Allah, kami adalah salah satu makhluk-Mu. Kami tidak dapat berlepas ketergantungan dari anugerah air-Mu,” (HR Ahmad).

Doa Umum saat Suhu Dingin atau Panas Menyengat

Melansir bimbinganislam.com, Sabtu (12/7/2025), berikut ini adalah doa umum tatkala mendapati satu kondisi yang tidak menyenangkan sebagaimana disebutkan dalam riwayat sebagai berikut :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ ». وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

“Dari Aisyah, kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan “Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat”. Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan “Alhamdulillah ‘ala kulli haal“.(HR Ibnu Majah : 3803, dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Shahihul Jami’).

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |