Doa di Masa Sulit, Gus Baha: Saya Pernah Tak Punya Uang saat Anak Lahir

2 months ago 19

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, dikenal sebagai ulama yang luas ilmunya dan rendah hati. Di balik ceramahnya yang menenangkan, rupanya tersimpan kisah hidup yang penuh perjuangan dan ujian. Salah satunya adalah masa-masa sulit yang pernah ia alami saat tinggal di perantauan.

Gus Baha menceritakan bahwa dirinya pernah benar-benar berada di titik terendah kehidupan, tepat ketika anak pertamanya hendak lahir. Kondisinya saat itu begitu miskin, tinggal di rumah kontrakan, dan sama sekali tidak punya uang. Namun, dari sanalah muncul doa yang begitu membekas dalam hidupnya.

Menurut Gus Baha, ia terus memanjatkan doa dalam kesunyian dan kesendirian. Ia tidak meminta hal muluk-muluk, hanya meminta agar bisa melewati keadaan itu dengan pertolongan Allah. Yang unik, doa itu begitu mendalam sampai terbawa dalam mimpi. “Doa itu masih saya ingat sampai sekarang,” ujarnya.

Dalam satu pengajian, Gus Baha menjelaskan bahwa doa yang paling didengar Allah adalah doa yang dilafazkan dalam keadaan bersujud sepenuh hati. Namun, bukan sekadar sujud fisik, melainkan sujud qolbi—sujud hati yang tulus dan penuh penghambaan. Itulah kunci doa yang menurutnya paling didengar.

“Hanya butuh satu sujud, tapi sujudnya hati,” kata Gus Baha, dikutip Sabtu (12/7/2025).

Simak Video Pilihan Ini:

Relawan Mas Gibran 'Bolone Mase' Salurkan Bantuan Air Bersih di Cilacap

Ternyata Gunakan Sujud Hati

“Ya itu harus dilatih. Kamu tidak harus bilang itu bukan makom saya. Harus dimakom-makomkan,” tambahnya. Ia menekankan pentingnya melatih hati untuk khusyuk, walaupun hanya satu kali sujud yang benar-benar totalitas.

Dalam ceramah yang dikutip dari kanal Youtube Kalam -kajian Islam, Gus Baha juga berkata, “Saya mohon meskipun sekali saja. Ini sujudnya hati, bukan soal rutinitas tapi soal keikhlasan.”

Ia bahkan menyebutkan bahwa dalam kitab Ihya, syarah ayat iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin mengandung makna permohonan total dalam sujud.

Pengalaman itu terjadi ketika ia merasa malu untuk meminta kepada Allah. “Saya sebagai manusia sering berdoa, tapi kalau minta sama Allah malu,” katanya. “Masa urusan kelahiran minta sama Allah? Ayam, kambing lahir tanpa bidan saja bisa,” ujarnya setengah bercanda namun sarat makna.

Menurut Gus Baha, bukan karena sombong, tapi rasa malu sebagai orang alim kadang membuat seseorang segan mengadu pada Allah atas urusan-urusan duniawi. “Kamu tidak tahu rasanya jadi orang alim. Memang malu sekali sama Allah,” tegasnya dengan nada datar.

Namun, dalam keterdesakan yang memuncak, ia tetap mengambil jalan yang benar. “Akhirnya saya sholat hajat. Dalam keadaan begitu saya doa, doa saya itu saya bawa sampai mimpi,” ungkapnya.

Doa Paling Jujur yang Dipanjatkan

Doa itu begitu melekat karena terasa paling jujur dan terdalam yang pernah ia panjatkan.

Isi doanya sederhana, namun begitu kuat: “Ya Allah... saya tetap ingin meminta pertolongan-Mu, bahkan untuk hal yang paling mudah sekalipun. Tolong jangan biarkan saya sombong dengan merasa bisa melakukan sendiri,” kisah Gus Baha.

Dari situlah, Gus Baha menyadari bahwa tidak ada hal yang benar-benar mudah jika tidak dengan izin Allah. “Makan saja bisa tersedak, jalan bisa ditabrak. Hal yang kelihatannya sepele, tapi ternyata sulit tanpa pertolongan Allah,” jelasnya.

Ia kemudian menekankan bahwa ayat iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin (Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan) bukan sekadar lafaz rutin dalam sholat, tapi memiliki rahasia besar jika direnungkan dalam sujud.

“Betapa pentingnya sujud. Ayat itu tidak sekadar dibaca, tapi dibawa ke dalam hati dan diamalkan dalam sholat. Saat saya sujud, saya melihat rahasia ayat itu terbuka,” pungkas Gus Baha, menutup kisahnya dengan renungan mendalam.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa ujian hidup bisa menimpa siapa saja, termasuk orang yang kita anggap alim. Namun, dari sujud dan keikhlasan, pertolongan Allah bisa datang dalam cara-cara yang tak disangka.

Pengalaman Gus Baha menunjukkan bahwa meski hidup kadang menempatkan kita di titik nol, doa yang lahir dari hati yang benar-benar sujud mampu membuka pintu-pintu keberkahan.

Dan mungkin, dari satu sujud yang tulus itu, langit bisa berguncang, dan bumi pun menjadi tempat turun rahmat. Sujud hati, itulah makna terdalam dari penghambaan sejati.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |