Liputan6.com, Jakarta - Dzikir merupakan amalan yang sangat agung dalam Islam. Tidak hanya sebagai ibadah, dzikir juga menjadi sarana penting untuk menenangkan jiwa dan menjaga hati agar tetap dekat kepada Allah SWT dalam berbagai kondisi kehidupan.
Syekh Ali Jaber, dalam salah satu ceramahnya yang penuh makna, menekankan pentingnya membiasakan dzikir sebelum tidur. Menurutnya, ada satu jenis dzikir yang sangat dahsyat efeknya jika diamalkan secara konsisten dan dengan keyakinan penuh kepada Allah SWT.
“Hasbiyallah wa ni’mal wakil,” demikian dzikir yang dimaksud. Dzikir ini, kata Syekh Ali Jaber, bisa membuka pintu pertolongan Allah bagi siapa saja yang memiliki hajat, sedang tertimpa masalah, sakit, terlilit utang, atau menghadapi masalah rumah tangga.
Dalam video ceramahnya yang dikutip dari kanal YouTube syekhalijaberindonesia, Sabtu (12/07/2025), Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa kekuatan dzikir ini bergantung pada keyakinan pembacanya. Semakin kuat keyakinan, semakin cepat datangnya pertolongan dari Allah.
“Selama saya memberikan dzikir ini, banyak orang mengamalkan. Yang punya hajat, penyakit, hutang, subhanallah, banyak yang Allah bantu,” ujar Syekh Ali dengan nada lembut namun meyakinkan. Ia mengajak siapa pun untuk membayangkan hajatnya saat melantunkan dzikir ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Aksi Kocak Pak Bhabin Nyanyi dan Joget Bareng Mbah-mbah di Posyandu Lansia
Bayangkan Permasalahan dalam Berdoa
Menurutnya, membayangkan secara jelas keinginan atau masalah yang sedang dihadapi adalah bentuk totalitas dalam berdoa. “Hadirkan semua hajatmu dalam pikiran. Apa pun bentuknya. Sampaikan dengan dzikir itu,” tambahnya.
Sebelum memulai dzikir, Syekh Ali Jaber menganjurkan untuk melakukan sholat malam terlebih dahulu. Setelahnya, dianjurkan untuk berbaring dan membaca dzikir ini hingga tertidur, dalam kondisi hati berserah diri sepenuhnya pada Allah.
“Saya biasa baca dzikir ini sambil berbaring sampai tidur. Dan saya tetap membayangkan hajat saya. InsyaAllah, Allah bantu,” ucapnya. Menurutnya, saat itu adalah waktu terbaik untuk menyerahkan segala urusan dunia pada Sang Khalik.
Makna dzikir ini sangat mendalam. “Cukuplah Allah sebagai penolong, sebaik-baik pelindung,” merupakan bentuk pengakuan atas kelemahan diri di hadapan Allah serta menunjukkan tauhid yang murni. Sikap ini sangat dicintai oleh Allah SWT.
Syekh Ali Jaber mengatakan, dengan membacanya sebelum tidur, seseorang mewakilkan seluruh masalah hidup kepada Allah. Dzikir ini bukan hanya lisan, tapi juga sikap hati, yang pasrah dan yakin penuh pada pertolongan-Nya.
Dalam kondisi penuh tekanan hidup, dzikir ini menjadi perisai sekaligus pelipur lara. Seperti yang diwartakan Bangkapos.com, dzikir ini sangat dianjurkan saat seseorang diliputi gundah, duka, dan menghadapi tantangan hidup yang besar.
Dzikir Tenangkan Hati Gundah
Bahkan, dzikir ini tercatat dalam sejarah sebagai amalan yang dilazimkan oleh para nabi dan ulama salaf saat menghadapi fitnah atau cobaan berat. Mereka menjadikan dzikir ini sebagai kekuatan spiritual yang melampaui kekuatan lahiriah.
“Dzikir ini mampu menenangkan hati, menjernihkan pikiran, serta membuat kita kuat dan berani menghadapi hidup,” ujar Syekh Ali. Hati yang tenang akan lebih peka, lebih bersih, dan lebih tajam dalam melihat arah hidup.
Bukan hanya itu, dzikir ini juga bisa menjadi pelindung dari kejahatan. Dengan hati yang selalu dekat kepada Allah, seseorang akan memiliki benteng spiritual yang kuat dan dijauhkan dari bahaya atau niat jahat orang lain.
Syekh Ali Jaber menegaskan, dzikir “Hasbiyallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir” adalah dzikir para pejuang iman. Dengan dzikir itu, seorang mukmin meneguhkan keyakinannya bahwa hanya Allah yang sanggup menolong dan menyelamatkan.
Ia pun mengajak umat Islam untuk menjadikan dzikir ini sebagai amalan harian, khususnya sebelum tidur. Sebab dari tidur yang penuh dzikir, akan lahir pagi yang penuh keberkahan dan harapan baru.
Pada akhirnya, dzikir bukan sekadar bacaan, tapi juga bentuk pengakuan. Bahwa manusia lemah, dan hanya Allah-lah yang Maha Kuat. Dan dari kelemahan itu, akan lahir kekuatan sejati: tawakal kepada Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul