Doa Bisa Dipanjatkan dengan Bahasa Sehari-hari, Buya Yahya Bagikan Caranya

10 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Berdoa merupakan bentuk komunikasi paling dekat antara hamba dan Tuhannya. Dalam ajaran Islam, doa memiliki kedudukan penting sebagai sarana pengakuan atas kelemahan diri dan bukti kebergantungan kepada Allah.

Namun, masih banyak umat Islam yang merasa ragu ketika ingin berdoa karena merasa tidak fasih berbahasa Arab atau tidak tahu waktu-waktu yang dianggap tepat untuk berdoa. Keraguan ini sering membuat seseorang menunda atau bahkan enggan berdoa.

KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, memberikan penjelasan mengenai hal ini. Ia menyampaikan bahwa doa tidak harus selalu diucapkan dalam bahasa Arab dan tidak membutuhkan waktu tertentu untuk dikabulkan.

Menurut Buya Yahya, Allah senang kepada hamba-Nya yang sering berdoa. Yang terpenting bukanlah bahasa atau waktu, melainkan ketulusan hati dan keyakinan penuh bahwa hanya Allah yang mampu menolong.

"Doa itu penting. Mengadu kepada Allah. Allah senang kalau kita berdoa. Doa dengan bahasa apapun yang Anda paham," kata Buya Yahya dalam satu kajian keagamaannya.

Dikutip Selasa (15/07/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menekankan bahwa berdoa bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, termasuk saat berada di dalam mobil atau setelah sholat sunnah.

Simak Video Pilihan Ini:

Dramatis, Evakuasi 2 Korban Tewas dari Dalam Sumur

Berdoa dengan Bahasa Sehari-hari

Ia menjelaskan bahwa seseorang boleh saja berdoa dengan bahasa sehari-hari. Bahkan, doa yang disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami lebih menyentuh hati dan lebih tulus dalam pengungkapannya.

Contohnya, seseorang yang sedang memikirkan anak-anaknya bisa langsung mengadu kepada Allah, “Ya Allah anak-anakku, jaga mereka. Ya Allah keluargaku, usahaku, ampunilah aku,” tanpa harus menyusun kalimat dalam bahasa Arab.

Buya Yahya mendorong umat untuk memperbanyak doa dalam kehidupan sehari-hari. Saat berada di rumah, dalam perjalanan, atau bahkan dalam kesibukan, seorang Muslim dianjurkan tetap terhubung dengan Allah melalui doa.

Ia juga menegaskan bahwa tidak perlu merasa rendah diri atau tidak pantas ketika berdoa dalam bahasa daerah atau bahasa yang paling mudah dipahami, karena yang dinilai adalah keikhlasan hati, bukan kefasihan lisan.

Berdoa, menurut Buya Yahya, tidak harus menunggu momen tertentu. Ketika hati tergerak, saat itulah waktu terbaik untuk memohon kepada Allah. Tidak ada larangan untuk berdoa di luar waktu-waktu yang dianggap mustajab.

Kebiasaan Berdoa, Kebiasaan Waliyullah

Ia menambahkan bahwa kebiasaan berdoa kapan saja dan di mana saja merupakan salah satu ciri dari wali Allah, yakni orang-orang yang selalu mengandalkan Allah dalam setiap keadaan hidupnya.

Buya Yahya juga mengajak umat Islam untuk menjadikan rumah sebagai tempat ibadah dan doa. Lingkungan rumah yang dipenuhi dzikir dan doa akan mendatangkan ketenangan dan keberkahan bagi seluruh penghuninya.

Menurutnya, doa bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan kebutuhan hati yang selalu merasa butuh kepada rahmat dan pertolongan Allah. Maka, semakin sering berdoa, semakin kuat hubungan spiritual seseorang.

Ia mengajak seluruh umat untuk tidak malu mengungkapkan keluh kesah kepada Allah, termasuk dalam bahasa sederhana yang mungkin hanya bisa dipahami oleh dirinya sendiri.

Dengan doa, seseorang tidak hanya menyampaikan permintaan, tetapi juga memperkuat keyakinan bahwa setiap permasalahan hidup hanya bisa diselesaikan dengan izin Allah.

Buya Yahya menutup penjelasannya dengan dorongan agar umat Islam terus menjaga kedekatan dengan Allah melalui doa di setiap waktu, tanpa harus menunggu waktu khusus atau menggunakan bahasa yang rumit.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |