Liputan6.com, Jakarta Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian, termasuk dalam hal bersuci dari hadas besar melalui mandi wajib. Baik pria maupun wanita memiliki kewajiban menjalankan mandi wajib dalam kondisi tertentu seperti setelah junub, haid, atau nifas.
Agar mandi tersebut sah menurut syariat, seseorang harus mengetahui niat mandi yang benar serta memahami tata cara pelaksanaannya. Sebab mandi wajib tidak hanya bertujuan membersihkan tubuh secara lahiriah, tetapi juga sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT untuk menyucikan diri sebelum kembali beribadah.
Dalam Ensiklopedi Fikih Wanita Muslimah (2016) karya Muhammad bin Sayyid al-Khauli, dijelaskan bahwa niat adalah pembeda antara ibadah dan kebiasaan. Dalam mandi wajib, niat menjadi syarat utama yang membedakan mandi biasa dan mandi untuk menghilangkan hadas besar.
Oleh karena itu, saat akan memulai mandi, baik pria maupun wanita wajib menanamkan niat di dalam hati tanpa harus dilafalkan secara keras. Niat mandi wajib harus dilakukan tepat saat air pertama kali menyentuh tubuh, disertai dengan kesadaran bahwa mandi ini untuk mengangkat hadas besar.
Sementara itu, dalam Buku Pedoman Fikih Ibadah Lengkap (2023) oleh Ust. Deala Rosyida P., disebutkan bahwa tata cara mandi wajib dimulai dari membaca basmalah, mencuci kedua telapak tangan, berwudhu seperti hendak salat, lalu mengguyurkan air ke seluruh tubuh secara merata.
Tidak cukup hanya niat, tetapi seluruh tubuh juga harus terkena air secara sempurna agar mandi sah secara syariat. Pengetahuan tentang niat mandi dan tata cara yang benar ini penting untuk diketahui oleh setiap Muslim agar ibadah yang dikerjakan setelahnya seperti salat, membaca Al-Qur'an, dan lainnya diterima oleh Allah SWT.
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Rabu (16/7/2025).
Niat Mandi Wajib untuk Pria dan Wanita
1. Niat Mandi Wajib untuk Pria
Berikut ini terdapat beberapa bacaan niat mandi wajib pria yang bisa anda pilih, yakni:
نَوَيْتُ الغُسْلَ لِرَفْعِ الجِنَابَةِ
Arab-latin: Nawaitul ghusla li raf'il janabati.
Artinya: “Saya berniat mandi untuk menghilangkan junub.”
Bacaan niat mandi wajib pria yang lainnya yang bisa and abaca adalah sebagai berikut ini:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Arab-latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah ta'ala.”
Dalam madzhab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
2. Niat Mandi Wajib untuk Wanita
Dikutip dari buku Fiqh Ibadah karya Zaenal Abidin, berikut adalah niat mandi wajib haid dalam Bahasa Arab, Latin, dan artinya:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat mandi wajib untuk menyucikan hadats besar dari haid karena Allah Ta'ala."
Sedangkan bacaan niat mandi wajib setelah melahirkan adalah sebagai berikut ini: نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi ta'alaa
Artinya: "Aku berniat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala."
Sedangkan untuk pasangan suami istri setelah bercinta juga wajib mandi wajib. Berikut ini bacaan niat mandi wajib setelah berhubungan suami istri sesuai sunnah, yakni:
.نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitul ghusla li raf'il hadatsil akbari minal janâbati fardhollillahi ta'ala.
Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardu karena Allah Ta'ala.”
Perlu diketahui bahwa Muslimah yang akan mandi junub jangan lupa untuk mengucapkan niatnya terlebih dahulu.
Tata Cara Mandi Wajib untuk Pria dan Wanita
Berikut ini tata cara mandi wajib untuk pria dan wanita yang perlu anda ketahui, yakni:
1. Membaca niat mandi wajib terlebih dahulu. Niat ini hukumnya wajib karena membedakan mandi biasa dengan mandi wajib, bisa dibaca di dalam hati ataupun dilafalkan.
2. Mencuci kedua tangan. Cuci tangan sampai 3 kali, hal ini bertujuan agar tangan bersih dari najis.
3. Membersihkan bagian tubuh yang dianggap kotor. Bagian tubuh yang dianggap kotor adalah bagian di sekitar kemaluan.
4. Mencuci kembali tangan. Setelah membersihkan bagian yang kotor. Hal ini dapat dilakukan dengan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun.
5. Berwudu. Lakukan tata cara wudu seperti biasa dilakukan sebelum melakukan sholat.
6. Membasahi kepala. Basahi atau siram kepala dengan air sebanyak 3 kali hingga ke pangkal rambut.
7. Memisah-misah rambut. Memisah-misah rambut dengan cara menyela-nyela rambut menggunakan jari-jari tangan. Memisah-misah rambut wajib untuk dilakukan laki-laki dan sunah (mandub) bagi wanita. Hal ini dikarenakan terdapat dalam riwayat Ummu Salamah yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW,
"Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran."
8. Membasahi seluruh tubuh. Mengguyur air ke seluruh badan dimulai dari sisi kanan dan dilanjutkan dengan sisi kiri masing-masing sebanyak 3 kali.
9. Menggosok bagian tubuh sebanyak tiga kali, terutama bagian yang sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air.
10. Anda bisa melanjutkannya dengan mandi seperti biasa.
Sunnah Mandi Wajib
Dikutip dari kitab Bidâyatul Hidâyah karya Imam al-Ghazali, terdapat beberapa sunnah-sunnah mandi wajib yang dianjurkan untuk dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Berikut ini penjelasannya:
- Membasuh tangan hingga tiga kali.
- Membersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
- Berwudhu dengan sempurna.
- Mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan itu melakukan niat menghilangkan hadats besar.
- Mengguyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan badan sebelah kiri juga tiga kali.
- Menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali.
- Menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya).
- Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan, kalaupun tersentuh, sebaiknya berwudhu lagi.
Doa Setelah Mandi Wajib
Doa setelah mandi wajib ini dapat dibaca baik oleh pria maupun wanita, berikut ini bacaannya:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Arab Latin: Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-j'alni minattawwabina, waj'alni minal-mutathahirrina.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri."
Selain itu terdapat bacaan tambahan yang bisa anda amalkan. Beberapa ulama juga menganjurkan untuk membaca doa berikut setelah membaca doa di atas:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
Arab Latin: Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik.
Artinya: "Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu."
Penyebab Seseorang Harus Mandi Wajib
1. Keluar Mani dengan Syahwat (baik saat tidur atau sadar)
Seseorang diwajibkan mandi wajib ketika mengalami ejakulasi mani karena syahwat, baik karena mimpi basah, bersentuhan dengan pasangan, atau onani. Jika mani keluar tanpa syahwat (misalnya karena sakit), maka tidak diwajibkan mandi. Berdasarkan hadis riwayat Muslim, Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya air (mandi) itu karena air (mani)."
Maksudnya jika air mani keluar, maka sebagai umat muslim yang sudah baligh dan berakal sehat wajib mandi besar.
2. Bertemunya Dua Kemaluan (Hubungan Suami Istri)
Apabila terjadi hubungan badan antara suami dan istri meskipun tidak mengeluarkan mani, maka keduanya tetap wajib mandi. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi SAW bersabda:
"Jika dua kemaluan telah bertemu, maka wajib mandi." (HR. Muslim)
3. Setelah Selesai Masa Haid (untuk Wanita)
Seorang wanita yang telah selesai masa haidnya wajib mandi besar sebelum kembali melaksanakan salat, puasa, atau ibadah lainnya. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: itu adalah sesuatu yang kotor. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid..." (QS. Al-Baqarah: 222) Setelah masa haid selesai, wanita harus mandi untuk kembali suci.
4. Setelah Selesai Masa Nifas (untuk Wanita)
Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan. Setelah darah nifas berhenti, wanita wajib mandi agar dapat kembali melaksanakan ibadah.
5. Masuk Islam bagi Orang Non-Muslim
Orang yang baru masuk Islam dianjurkan bahkan diwajibkan untuk mandi wajib. Ini sebagai bentuk simbolis pembersihan lahir dan batin dari masa jahiliah menuju kesucian sebagai Muslim. Dalam Buku Pedoman Fikih Ibadah Lengkap (2023) oleh Ust. Deala Rosyida P., disebutkan bahwa salah satu syarat sahnya ibadah bagi mualaf adalah bersuci dari najis dan hadas besar, yaitu dengan mandi wajib setelah masuk Islam.
6. Meninggal Dunia (untuk Jenazah Muslim)
Setiap Muslim yang wafat, kecuali yang mati syahid di medan perang, wajib dimandikan. Hal ini merupakan bentuk pensucian terakhir sebelum jenazah dishalatkan dan dikuburkan. Bahkan pernyataan tersebut juga dijelaskan dalam banyak hadis shahih dan diamalkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat yang wafat.
QnA Seputar Niat Mandi Wajib
Q: Apakah niat mandi wajib harus dilafalkan dengan lisan?
A: Tidak wajib. Niat cukup diucapkan dalam hati karena tempat niat adalah dalam hati. Namun, sebagian ulama menganjurkan untuk melafalkannya secara lirih agar lebih membantu menghadirkan kesadaran.
Q: Kapan waktu yang tepat untuk berniat mandi wajib?
A: Waktu niat adalah bersamaan dengan saat pertama kali air disiramkan ke tubuh. Niat tidak sah jika dilakukan setelah mandi selesai.
Q: Apakah sah mandi wajib jika tidak tahu niatnya?
A: Jika seseorang tidak mengetahui bahwa mandi wajib harus disertai niat dan ia tidak meniatkannya saat mandi, maka mandinya tidak sah menurut sebagian besar ulama. Maka penting mempelajari hal ini agar ibadah tidak tertolak.
Q: Bagaimana jika seseorang lupa niat tapi sudah mandi seperti biasa?
A: Jika ia belum berniat dan air sudah menyentuh seluruh tubuh, maka wajib mengulang mandi dengan menghadirkan niat di awal. Tanpa niat, mandi tidak mengangkat hadas besar.
Q: Apakah satu niat bisa untuk dua mandi wajib sekaligus, seperti junub dan haid?
A: Ya, jika seseorang memiliki dua sebab yang mewajibkan mandi (misalnya haid dan junub), cukup satu niat saja yang mencakup keduanya, dan mandinya sudah sah.
Q: Apakah perlu niat ulang jika mandi wajib tertunda beberapa menit setelah niat dibaca?
A: Jika niat dibaca tapi belum segera menyiram air ke tubuh, maka harus ulang niat saat mulai menyiram air. Sebab niat harus bersamaan dengan dimulainya mandi.
Sumber:
Rosyida, Deala. 2023. Buku Pedoman Fikih Ibadah Lengkap. Jakarta: Anak Hebat Indonesia.
Al-Khauli, Muhammad bin Sayyid. 2016. Ensiklopedi Fikih Wanita Muslimah. Jakarta: Pustaka Imam Asy Syafii.
Abidin, Zaenal. 2020. Fiqh Ibadah. Sleman: Deepublish
Al-Ghazali, Imam. 2022. Bidâyatul Hidâyah. Sukoharjo: Pustaka Arafah