Liputan6.com, Jakarta Penyakit ain itu apa? Dalam Islam, ain adalah gangguan yang muncul akibat pandangan penuh iri atau kekaguman yang tidak disertai doa keberkahan. Pandangan semacam ini diyakini bisa menimbulkan pengaruh negatif pada fisik dan psikis seseorang.
Penyakit ain dapat menyebabkan rasa lemas, sakit, bahkan hambatan dalam kehidupan, meski tidak ditemukan penyebab medis yang jelas. Karena itu, doa perlindungan dan menjaga hati dari iri sangat dianjurkan.
Memahami penyakit ain itu apa membantu kita lebih waspada. Islam mengajarkan untuk selalu mendoakan kebaikan saat melihat hal baik pada orang lain, agar terhindar dari efek buruk pandangan mata.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penyakit ain itu apa dan ketahui penyebabnya, Rabu (16/7/2025).
Pengertian Penyakit Ain
Penyakit ain adalah fenomena spiritual dalam ajaran Islam yang terjadi akibat pandangan mata seseorang yang disertai rasa iri, dengki, atau kekaguman tanpa disertai doa keberkahan. Pandangan tersebut diyakini membawa pengaruh negatif kepada orang yang dipandang, seperti timbulnya gangguan kesehatan, kesialan, bahkan bisa sampai pada kematian.
Rasulullah SAW telah memperingatkan tentang bahaya ain dalam beberapa hadits, salah satunya menyebutkan bahwa “Ain itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, niscaya ain-lah yang bisa melakukannya” (HR. Muslim).
Mengutip buku berjudul Menuju Jalan Allah oleh Putri Syajah dijelaskan penyakit ain bukanlah penyakit yang modern. Penyakit ini sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW dulu. Bahkan banyak hadist yang membahas tentang bahaya penyakit ain. Bahkan Rasulullah SAW menjelaskan mengenai bahaya yang disebabkan penyakit ain.
Walaupun penyakit ain tidak dapat dijelaskan oleh ilmu kedokteran modern, keberadaannya diakui secara luas dalam tradisi Islam. Ini menunjukkan bahwa tidak semua penyakit berasal dari sebab fisik semata, melainkan ada pula aspek ruhani dan batin yang dapat memengaruhi kondisi seseorang.
Umat Muslim diajarkan untuk senantiasa menjaga kebersihan hati dari rasa hasad (iri) dan selalu mengiringi pujian dengan doa, seperti membaca Barakallahu laka atau Masya Allah ketika melihat kebaikan pada orang lain.
Memahami penyakit ain itu apa menjadi penting agar kita dapat lebih waspada terhadap dampaknya, serta mengetahui langkah-langkah perlindungan menurut ajaran Islam, seperti membaca dzikir, ruqyah syar’iyyah, dan memperbanyak doa perlindungan.
Penyebab dan Ciri-Ciri Penyakit Ain
Menurut Farida (2021) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Riset Agama Volume 1, Nomor 2 (Agustus 2021), penyakit ain adalah suatu penyakit yang bukan seperti penyakit fisik maupun rohani yang biasa diketahui oleh masyarakat, tetapi langsung memberi perubahan terhadap fisik seseorang tanpa disadari oleh seseorang yang terkena penyakit tersebut.
Berikut ini penyebab Penyakit Ain
1. Pandangan Disertai Hasad (Iri Hati) dan Dengki
Penyakit ain dipercaya berasal dari pandangan mata yang dibarengi dengan perasaan hasad atau dengki terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Pandangan ini membawa energi negatif yang bisa berdampak pada kondisi fisik atau mental orang yang dipandang.
Mengutip buku berjudul Pendidikan Agama Islam oleh Bachrul Ilmy dijelaskan sifat hasad merupakan sifat tercela yang harus dihindari dan tidak boleh ada pada diri. Hasad merupakan penyakit hati yang diobati dan dibuang. Hasad akan merugikan diri sendiri dan orang lain karena bisa menimbulkan rasa saling membenci.
2. Kekaguman yang Berlebihan Tanpa Dzikir
Tak hanya iri hati, kekaguman yang tidak disertai dengan ucapan Masya Allah atau Barakallahu laka juga bisa menjadi penyebab munculnya ain. Ini berlaku baik saat memuji keindahan fisik, keberhasilan, atau pencapaian seseorang.
3. Tanpa Kontak Langsung
Menurut sebagian ulama, ain tidak harus terjadi karena tatapan langsung. Doa buruk, kedengkian dalam hati, atau bahkan bayangan orang yang sedang dibicarakan dengan niat negatif dapat memunculkan pengaruh spiritual ini.
Ciri-Ciri Penyakit Ain pada Umumnya
1. Sakit Mendadak Tanpa Sebab Medis
Salah satu tanda paling umum adalah jatuh sakit tiba-tiba tanpa ada penyebab klinis. Pemeriksaan medis pun tidak menunjukkan hasil yang jelas.
2. Perubahan Suasana Hati Drastis
Orang yang terkena ain bisa mengalami perubahan emosi secara tiba-tiba, seperti mudah marah, depresi, cemas berlebihan, atau sedih tanpa alasan logis.
3. Kelelahan Berkepanjangan
Merasa lemah, letih, dan tidak bertenaga padahal tidak melakukan aktivitas berat atau sedang dalam kondisi sehat sebelumnya.
4. Mimpi Buruk atau Gangguan Tidur
Munculnya mimpi-mimpi menakutkan secara terus-menerus, kesulitan tidur, atau terbangun dalam keadaan panik dapat menjadi indikasi.
5. Ruam Kulit atau Gangguan Fisik Aneh
Ada pula gejala seperti munculnya ruam, rasa terbakar di kulit, atau nyeri yang berpindah-pindah tanpa sebab yang dapat dijelaskan medis.
Pencegahan Penyakit Ain dalam Islam
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal An-Nur Volume 10, Nomor 2, Desember 2021, Ibnu Qayim menjelaskan ‘ain yaitu, panah yang keluar dari jiwa hasid dan pelaku ‘ain yang tertuju pada orang yang di dengki (mahsud atau ma’in), yang adakalanya menimpanya, dan adakalanya tidak mengenainya.
Berikut ini pencegahan penyakit ain:
1. Rutin Membaca Dzikir dan Ayat Perlindungan
Salah satu langkah utama dalam mencegah penyakit ain adalah memperkuat benteng spiritual melalui bacaan perlindungan yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Bacaan ini meliputi:
Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255): ayat ini dikenal sebagai ayat pelindung yang sangat kuat karena menyebut keesaan dan kekuasaan Allah secara menyeluruh.
Surat Al-Falaq dan An-Naas: kedua surat ini dikenal sebagai "mu’awwidzatain" (dua surat perlindungan), yang isinya secara langsung memohon perlindungan Allah dari gangguan makhluk jahat, termasuk dari pandangan hasad atau ain.
Membaca ayat-ayat ini di pagi dan sore hari, serta saat merasa cemas atau dalam kondisi rentan secara spiritual, sangat dianjurkan. Rutinitas ini akan menjadi perisai bagi jiwa dan tubuh dari berbagai gangguan yang tak kasat mata.
Mengutip buku berjudul Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia Sejahtera oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani dijelaskan bahwa doa dan dzikir menempati posisi yang sangat vital dalam proses penghambaan diri kepada Sang Khaliq.
2. Menghindari Perasaan Negatif dalam Hati
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hati dari penyakit batin seperti hasad (iri hati) dan dengki. Kedua perasaan ini bukan hanya merusak diri sendiri, tetapi juga bisa memancarkan energi negatif yang menjadi penyebab penyakit ain terhadap orang lain.
Membersihkan hati melalui introspeksi, memperbanyak istighfar, dan menanamkan rasa syukur atas nikmat Allah dapat membantu mencegah lahirnya rasa dengki terhadap sesama. Jika hati senantiasa dalam keadaan bersih, maka kemungkinan untuk menyebabkan atau terkena ain pun akan berkurang drastis.
3. Mengucap Doa Keberkahan Saat Melihat Sesuatu yang Mengagumkan
Salah satu ajaran yang sangat penting dalam mencegah ain adalah membiasakan membaca doa “Allahumma baarik ‘alaih” (Ya Allah, berkahilah dia) ketika melihat sesuatu yang memukau—baik berupa kecantikan, harta, kesuksesan, ataupun kelebihan lainnya.
Hal ini berdasarkan sunnah Rasulullah SAW yang mengajarkan agar setiap kekaguman diiringi dengan doa keberkahan, untuk mencegah pengaruh negatif dari pandangan mata yang tak disertai dengan penyebutan nama Allah. Dengan mengucap doa ini, kita turut menjaga diri sendiri dan orang lain dari potensi penyakit ain.
4. Menjaga Privasi Nikmat
Meskipun membagikan kabar baik atau pencapaian di media sosial adalah hal yang lumrah saat ini, tetap disarankan untuk menjaga sebagian nikmat secara pribadi. Hal ini karena tidak semua orang memiliki hati yang bersih atau niat yang baik ketika melihat kesuksesan orang lain.
Membatasi unggahan tentang harta, pasangan, anak, atau pencapaian tertentu dapat membantu mencegah munculnya pandangan iri yang bisa menimbulkan ain. Ini bukan berarti kita tidak boleh bersyukur, melainkan bentuk kehati-hatian agar tidak mengundang hal yang tak diinginkan, serta melindungi diri dan keluarga dari gangguan spiritual yang tersembunyi.
Pengobatan Penyakit Ain dalam Islam
1. Ruqyah Syar’iyyah (Pengobatan dengan Al-Qur’an dan Doa)
Ruqyah syar’iyyah adalah metode pengobatan spiritual yang dilakukan dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa perlindungan kepada orang yang diduga terkena penyakit ain. Ruqyah ini bisa dilakukan oleh diri sendiri, keluarga, atau ahli ruqyah yang terpercaya dan mengikuti tuntunan syariat.
Ayat-ayat yang umum dibacakan antara lain:
- Surat Al-Fatihah – sebagai pembuka sekaligus doa penyembuh.
- Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) – sebagai pelindung dari gangguan makhluk halus.
- QS. Al-Falaq dan An-Naas – ayat khusus untuk perlindungan dari hasad, sihir, dan jin.
- Potongan ayat dari QS. Al-A’raf (7:117–122), Yunus (10:79–82), dan Thaha (20:65–70) – yang berkaitan dengan pelepasan dari gangguan sihir atau kekuatan negatif.
Ruqyah tidak membutuhkan alat khusus, dan kunci utamanya adalah keyakinan kepada Allah SWT serta niat yang benar. Bacaan bisa diulang sesuai kebutuhan sambil memohon kesembuhan sepenuhnya.
2. Mandi dari Bekas Air Wudhu Pelaku Ain (Jika Diketahui)
Salah satu metode unik yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW dalam hadits shahih adalah penggunaan air bekas wudhu orang yang menyebabkan ain, jika pelakunya diketahui. Caranya:
- Orang yang menyebabkan ain diminta untuk berwudhu.
- Air bekas wudhu tersebut kemudian dikumpulkan.
- Orang yang terkena ain dimandikan dengan air itu, khususnya disiram dari belakang tubuh.
Metode ini menunjukkan bahwa penyembuhan ain bersifat spiritual, bukan logis, namun memiliki dasar yang kuat dalam syariat. Jika pelaku ain tidak diketahui, maka metode ini tentu tidak bisa diterapkan, dan cukup diganti dengan ruqyah serta doa.
3. Memperbanyak Doa dan Tawakal kepada Allah
Karena ain adalah gangguan non-fisik yang tidak bisa dideteksi secara medis, maka penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT adalah langkah penting dalam proses penyembuhan. Perbanyak:
- Istighfar, untuk membersihkan hati dari dosa.
- Dzikir, agar hati senantiasa terhubung dengan Allah.
- Doa perlindungan, seperti doa Nabi Ibrahim AS untuk anaknya, atau doa Nabi Yusuf AS untuk ketenangan jiwa.
Sikap tawakal dan keikhlasan dalam menerima ujian juga menjadi obat tersendiri yang menenangkan batin dan mempercepat pemulihan.
4. Menjaga Lingkungan Rumah dari Unsur Negatif
Rumah yang dipenuhi dengan kemaksiatan, kelalaian terhadap shalat, atau tontonan yang tidak mendidik bisa menjadi tempat subur bagi gangguan spiritual seperti ain. Untuk itu, sangat dianjurkan:
- Membaca Al-Qur’an secara rutin di rumah.
- Menegakkan sholat berjamaah dan dzikir pagi-sore.
- Menghindari pemutaran musik atau video yang bersifat vulgar atau negatif.
- Menjaga kebersihan fisik dan spiritual rumah, karena setan tidak betah di tempat yang bersih dan penuh dzikir.
Rumah yang bercahaya secara ruhani akan menjadi perisai alami bagi penghuninya dari berbagai gangguan gaib, termasuk penyakit ain.
Sumber:
- Buku berjudul Menuju Jalan Allah oleh Putri Syajah
- Kajian berjudul Penyakit Ain dalam Perspektif Islam: Studi Takhrij dan Syarah Hadis yang dipublikasikan di Jurnal Riset Agama Volume 1, Nomor 2 (Agustus 2021)
- Buku berjudul Pendidikan Agama Islam oleh Bachrul Ilmy
- Kajian berjudul Penyakit ‘Ain dari Perspektif Hadis dan Relevansinya dengan Media Sosial (Kajian Hadis Tematik) dipublikasikan di Jurnal An-Nur Volume 10, Nomor 2, Desember 2021
- Buku berjudul Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia Sejahtera oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani
Q & A Seputar Topik
Apa itu penyakit ain menurut Islam?
Penyakit ain adalah gangguan yang diyakini berasal dari pandangan mata seseorang yang disertai rasa iri, dengki, atau kekaguman berlebihan tanpa menyebut nama Allah. Pandangan ini dapat menimbulkan dampak negatif secara fisik maupun psikologis kepada orang yang dipandang, seperti sakit tiba-tiba, kelelahan berkepanjangan, hingga gangguan aktivitas.
Apa saja penyebab umum munculnya penyakit ain?
Penyebab utamanya adalah pandangan mata yang mengandung energi negatif, baik karena hasad (iri) maupun takjub yang tidak disertai dzikir kepada Allah. Hal ini bisa terjadi secara sadar atau tidak, bahkan bisa terjadi tanpa kontak langsung dengan orang yang menjadi sasaran.
Apa ciri-ciri seseorang yang terkena penyakit ain?
Gejala penyakit ain bisa bervariasi, antara lain: sakit mendadak tanpa sebab medis yang jelas, perubahan suasana hati ekstrem, kelelahan terus-menerus, ruam kulit, sulit tidur, atau mimpi buruk. Pada anak-anak, bisa terlihat dari tangisan terus-menerus, demam tanpa sebab, atau rewel yang tidak biasa.
Bagaimana cara mencegah penyakit ain?
Pencegahannya antara lain dengan rutin membaca dzikir perlindungan seperti Ayat Kursi, Al-Falaq, dan An-Naas, menjaga hati dari iri, serta mengucap doa keberkahan (“Allahumma baarik ‘alaih”) saat melihat sesuatu yang mengagumkan. Menjaga privasi nikmat yang dimiliki juga dapat membantu menghindari pandangan hasad orang lain.
Bagaimana cara mengobati penyakit ain menurut ajaran Islam?
Pengobatannya dapat dilakukan melalui ruqyah syar’iyyah, yaitu pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Falaq, dan An-Naas. Jika diketahui pelaku ain-nya, maka air bekas wudhunya bisa digunakan untuk memandikan penderita, sebagaimana dicontohkan dalam hadits. Memperbanyak doa, dzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah juga merupakan bagian penting dari penyembuhan spiritual ini.