Liputan6.com, Jakarta - Muzakki adalah istilah yang sangat penting dalam sistem keuangan Islam yang berkaitan dengan kewajiban zakat. Setiap Muslim yang memiliki harta berkewajiban memahami apakah dirinya termasuk dalam kategori muzakki atau tidak.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki dimensi sosial-ekonomi yang sangat penting. Orang yang diwajibkan menunaikan zakat disebut dengan muzakki, sedangkan yang berhak menerima zakat disebut mustahiq.
Melansir dari Distribusi Zakat Produktif Berbasis Model Cibest oleh Ani Nurul Imtihanah dan Siti Zulaikha (2019), muzakki adalah seseorang yang memiliki kewajiban mengeluarkan zakat karena telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan dalam syariat Islam. Tidak semua orang kaya otomatis menjadi muzakki jika belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (16/7/2025).
Pengertian Muzakki dalam Islam
Muzakki adalah seseorang yang diwajibkan mengeluarkan zakat karena telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan dalam syariat Islam. Kata "muzakki" berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk fail (pelaku) dari kata "zakat" yang berarti pembersihan dan penyucian. Dalam fikih zakat, muzakki memiliki peran yang sangat strategis dalam sistem ekonomi Islam sebagai pihak yang memberikan kontribusi harta untuk kesejahteraan umat.
Pengertian muzakki secara terminologi mencakup beberapa aspek penting.
- Pertama, muzakki adalah Muslim yang telah memiliki harta yang mencapai nisab atau batas minimum yang ditetapkan syariat.
- Kedua, muzakki harus memiliki kepemilikan penuh atas hartanya dan bebas dari hutang yang dapat mengurangi nilai harta tersebut.
- Ketiga, muzakki adalah orang yang hartanya telah mencapai haul atau masa kepemilikan satu tahun hijriah untuk jenis harta tertentu.
Melansir dari Fiqhu al-Zakah oleh Yusuf Qardhawi (1999), muzakki memiliki tanggung jawab ganda dalam Islam yaitu sebagai hamba Allah yang menjalankan ibadah dan sebagai anggota masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan sosial. Zakat yang dikeluarkan oleh muzakki bukan hanya sekedar kewajiban ritual, tetapi juga merupakan instrumen penting dalam menciptakan keadilan ekonomi dan mengurangi kesenjangan sosial dalam masyarakat.
Status muzakki dalam Islam sangat mulia karena mereka adalah orang-orang yang dipercaya Allah untuk mengelola sebagian harta-Nya dan mendistribusikannya kepada yang berhak. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103 yang menegaskan bahwa zakat dapat membersihkan dan menyucikan harta serta jiwa muzakki. Ini menunjukkan bahwa proses pemberian zakat tidak hanya memberikan manfaat kepada penerima, tetapi juga kepada pemberi.
Syarat-Syarat Menjadi Muzakki
1. Beragama Islam
Syarat pertama dan utama untuk menjadi muzakki adalah harus beragama Islam. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, sehingga kewajiban ini hanya berlaku bagi umat Muslim. Non-Muslim tidak diwajibkan untuk mengeluarkan zakat meskipun mereka memiliki harta yang berlimpah.
2. Merdeka
Muzakki harus memiliki status merdeka atau bukan budak. Dalam sistem Islam klasik, seorang budak tidak memiliki hak kepemilikan penuh atas harta karena dirinya dan segala yang dimilikinya adalah milik tuannya. Oleh karena itu, budak tidak dapat menjadi muzakki.
3. Baligh dan Berakal
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai syarat ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa zakat hanya wajib bagi orang yang telah baligh dan berakal karena zakat memerlukan niat yang sah. Namun, jumhur ulama berpendapat bahwa harta anak-anak dan orang yang tidak berakal tetap wajib dikeluarkan zakatnya melalui wali mereka.
4. Memiliki Harta yang Wajib Dizakati
Muzakki harus memiliki salah satu atau beberapa jenis harta yang diwajibkan zakat, yaitu emas dan perak, hasil pertanian, hewan ternak, harta perdagangan, dan harta lainnya yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.
5. Mencapai Nisab
Harta yang dimiliki harus mencapai nisab atau batas minimum yang ditetapkan. Nisab berbeda-beda untuk setiap jenis harta, seperti 85 gram emas, 595 gram perak, 5 ekor unta, 30 ekor sapi, dan 40 ekor kambing.
6. Kepemilikan Penuh
Muzakki harus memiliki kepemilikan penuh atas hartanya dengan kemampuan untuk mengelola dan menggunakannya sesuai kehendak. Harta yang digadaikan atau dalam sengketa tidak dapat dijadikan dasar kewajiban zakat.
7. Telah Mencapai Haul
Untuk jenis harta tertentu seperti emas, perak, hewan ternak, dan harta perdagangan, muzakki harus memiliki harta tersebut selama satu tahun hijriah penuh. Syarat ini tidak berlaku untuk hasil pertanian dan barang tambang.
8. Bebas dari Hutang
Harta yang menjadi dasar kewajiban zakat harus dihitung setelah dikurangi dengan hutang-hutang yang menjadi tanggungan muzakki.
9. Melebihi Kebutuhan Pokok
Harta yang wajib dizakati adalah harta yang melebihi kebutuhan pokok sehari-hari seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya.
Dikutip dari kotayogya.baznas.go.id, muzakki adalah sebutan bagi orang yang menunaikan zakat dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam syariat Islam untuk menjamin keadilan dan efektivitas dalam pelaksanaan zakat.
Jenis-Jenis Harta yang Wajib Dizakati
Pemahaman tentang jenis harta yang wajib dizakati sangat penting bagi setiap calon muzakki untuk menentukan kewajiban zakatnya. Berdasarkan dalil-dalil Al-Quran dan Hadits, para ulama telah menetapkan berbagai jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya dengan ketentuan dan perhitungan yang berbeda-beda.
Jenis pertama adalah binatang ternak yang meliputi unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba. Hewan ternak ini harus memenuhi syarat tertentu seperti digembalakan atau diberi makan secara mandiri, mencapai nisab, dan dimiliki selama satu tahun penuh. Nisab untuk unta adalah 5 ekor, sapi 30 ekor, dan kambing atau domba 40 ekor. Zakat hewan ternak biasanya dikeluarkan dalam bentuk hewan itu sendiri dengan ketentuan umur dan kualitas tertentu.
Jenis kedua adalah emas dan perak serta mata uang yang berlaku. Nisab emas adalah 85 gram atau setara dengan 20 dinar, sedangkan nisab perak adalah 595 gram atau setara dengan 200 dirham. Untuk mata uang, nisab dihitung berdasarkan nilai emas yang berlaku saat ini. Zakat emas dan perak adalah 2,5% dari total nilai yang dimiliki setelah mencapai nisab dan haul.
Hasil pertanian dan buah-buahan juga termasuk harta yang wajib dizakati. Nisab untuk hasil pertanian adalah 5 wasaq atau sekitar 653 kilogram beras. Kadar zakat hasil pertanian adalah 10% untuk tanaman yang diairi dengan air hujan dan 5% untuk tanaman yang diairi dengan irigasi buatan. Zakat pertanian dikeluarkan setiap kali panen tanpa menunggu haul.
Melansir dari laznurulfikri.org, harta perdagangan merupakan salah satu jenis harta yang wajib dizakati dengan ketentuan yang sama dengan emas dan perak yaitu 2,5% setelah mencapai nisab dan haul. Termasuk dalam kategori ini adalah barang-barang yang diperdagangkan dengan tujuan mencari keuntungan, tidak termasuk barang untuk keperluan pribadi.
Kewajiban dan Tanggung Jawab Muzakki
Muzakki memiliki kewajiban utama untuk mengeluarkan zakat dari hartanya yang telah memenuhi syarat dengan jumlah dan waktu yang tepat. Kewajiban ini bukan hanya sebagai rutinitas ibadah, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang harus dipenuhi dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Setiap muzakki harus memahami bahwa zakat adalah hak Allah SWT yang harus ditunaikan dan juga hak orang-orang miskin yang tidak boleh diabaikan.
Tanggung jawab muzakki meliputi beberapa aspek penting.
- Pertama, muzakki harus menghitung dengan benar jumlah zakat yang harus dikeluarkan berdasarkan jenis harta yang dimiliki.
- Kedua, muzakki harus memastikan bahwa zakat diserahkan kepada mustahiq yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 60.
- Ketiga, muzakki harus mengeluarkan zakat pada waktu yang tepat, tidak menunda-nunda tanpa alasan yang dibenarkan syariat.
Dikutip dari jurnal Al-Iqtishad oleh Irnawati Rais (2009), muzakki juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan benar-benar sampai kepada yang berhak dan memberikan manfaat yang maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan menyerahkan zakat melalui lembaga amil zakat yang terpercaya atau langsung kepada mustahiq dengan pengawasan yang baik.
Selain kewajiban mengeluarkan zakat, muzakki juga memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi teladan bagi masyarakat dalam hal kedermawanan dan kepedulian sosial. Dengan menunaikan zakat secara konsisten, muzakki dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat. Tanggung jawab ini juga mencakup upaya untuk mensosialisasikan pentingnya zakat kepada sesama Muslim yang mungkin belum memahami kewajiban ini.
Hikmah dan Manfaat Menjadi Muzakki
Menjadi muzakki memiliki hikmah dan manfaat yang luar biasa, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Dari segi spiritual, zakat yang dikeluarkan oleh muzakki berfungsi sebagai pembersih harta dan jiwa dari sifat-sifat negatif seperti kikir, tamak, dan materialisme. Allah SWT telah menjanjikan bahwa zakat dapat membersihkan dan menyucikan harta serta jiwa muzakki, sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Taubah ayat 103.
Manfaat ekonomi dari sistem zakat sangat signifikan dalam menciptakan distribusi kekayaan yang adil. Ketika muzakki mengeluarkan zakat, harta tersebut akan didistribusikan kepada mustahiq yang dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau mengembangkan usaha produktif. Proses ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Dari segi sosial, sistem zakat yang melibatkan muzakki sebagai pemberi dapat memperkuat ikatan persaudaraan dan solidaritas dalam masyarakat Muslim. Ketika orang kaya (muzakki) memberikan sebagian hartanya kepada orang miskin (mustahiq), tercipta hubungan yang harmonis dan saling peduli. Hal ini dapat mengurangi kecemburuan sosial dan konflik yang mungkin timbul akibat kesenjangan ekonomi.
Melansir dari Fiqhu al-Zakah oleh Yusuf Qardhawi (1999), muzakki yang konsisten menunaikan zakat akan merasakan keberkahan dalam harta yang dimilikinya. Keberkahan ini dapat berupa perlindungan dari berbagai bencana, kemudahan dalam berusaha, dan pertumbuhan harta yang berkelanjutan. Ini sesuai dengan janji Allah SWT bahwa zakat tidak akan mengurangi harta, bahkan akan menambah keberkahan dan pahala di sisi Allah.
Tantangan dan Solusi dalam Pelaksanaan Zakat
Pelaksanaan zakat dalam era modern menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi dengan pendekatan yang komprehensif dan inovatif. Tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kewajiban zakat, terutama di kalangan generasi muda yang mungkin kurang terpapar dengan pendidikan agama yang memadai. Banyak calon muzakki yang tidak menyadari bahwa mereka telah memenuhi syarat untuk mengeluarkan zakat atau tidak memahami cara perhitungan zakat yang benar.
Tantangan lainnya adalah kompleksitas perhitungan zakat untuk jenis harta modern seperti investasi saham, reksa dana, cryptocurrency, dan aset digital lainnya. Perkembangan teknologi finansial telah menciptakan instrumen investasi baru yang tidak dikenal pada masa klasik, sehingga diperlukan ijtihad para ulama untuk menentukan ketentuan zakat yang sesuai. Selain itu, globalisasi ekonomi juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menghitung zakat untuk aset yang tersebar di berbagai negara dengan mata uang yang berbeda.
Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan ini adalah peningkatan edukasi dan sosialisasi tentang zakat melalui berbagai media dan platform yang mudah diakses oleh masyarakat. Lembaga-lembaga pendidikan, organisasi Islam, dan pemerintah perlu bekerja sama dalam menyebarkan pemahaman yang benar tentang zakat. Program-program pelatihan dan workshop tentang perhitungan zakat juga dapat membantu masyarakat untuk memahami kewajiban mereka dengan lebih baik.
Dikutip dari Muzakki dan Kriterianya dalam Tinjauan Fikih Zakat oleh Irnawati Rais (2009), penggunaan teknologi modern juga dapat menjadi solusi efektif dalam memudahkan pelaksanaan zakat. Aplikasi kalkulator zakat online, platform pembayaran digital, dan sistem manajemen zakat berbasis teknologi dapat membantu muzakki dalam menghitung dan menyalurkan zakat dengan lebih mudah dan akurat. Lembaga amil zakat juga perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Sumber:
Imtihanah, Ani Nurul dan Siti Zulaikha. Distribusi Zakat Produktif Berbasis Model Cibest. 2019.
Qardhawi, Yusuf. Fiqhu al-Zakah. Beirut: Muassasah al-Risaalah, 1999.
Rais, Irnawati. "Muzakki dan Kriterianya dalam Tinjauan Fikih Zakat." Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, Vol. 1, No. 1, 2009.
kotayogya.baznas.go.id
laznurulfikri.org
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa yang dimaksud dengan muzakki dalam Islam?
Muzakki adalah seseorang yang diwajibkan mengeluarkan zakat karena telah memenuhi syarat-syarat tertentu dalam syariat Islam, seperti beragama Islam, merdeka, memiliki harta yang mencapai nisab, dan telah berlalu satu tahun kepemilikan untuk jenis harta tertentu.
2. Siapa saja yang tidak termasuk muzakki?
Yang tidak termasuk muzakki adalah non-Muslim, budak, orang yang hartanya belum mencapai nisab, orang yang memiliki banyak hutang sehingga harta bersihnya kurang dari nisab, dan orang yang hartanya belum mencapai haul untuk jenis harta tertentu.
3. Apakah anak-anak dan orang gila bisa menjadi muzakki?
Terdapat perbedaan pendapat ulama dalam hal ini. Jumhur ulama berpendapat bahwa harta anak-anak dan orang gila yang telah mencapai nisab wajib dikeluarkan zakatnya melalui wali mereka, sementara sebagian ulama berpendapat sebaliknya.
4. Bagaimana cara menghitung nisab untuk muzakki?
Nisab berbeda untuk setiap jenis harta. Untuk emas adalah 85 gram, perak 595 gram, hasil pertanian 653 kg, unta 5 ekor, sapi 30 ekor, dan kambing/domba 40 ekor. Untuk harta perdagangan dan mata uang, nisab dihitung berdasarkan nilai emas yang berlaku.
5. Apakah muzakki harus mengeluarkan zakat setiap tahun?
Ya, muzakki wajib mengeluarkan zakat setiap tahun untuk jenis harta seperti emas, perak, hewan ternak, dan harta perdagangan. Namun untuk hasil pertanian dan barang tambang, zakat dikeluarkan setiap kali panen atau memperoleh hasil.
6. Bolehkah muzakki menyalurkan zakat langsung kepada mustahiq?
Boleh, muzakki dapat menyalurkan zakat langsung kepada mustahiq yang berhak atau melalui lembaga amil zakat. Yang penting adalah memastikan bahwa penerima zakat benar-benar termasuk dalam delapan golongan yang berhak menerima zakat.
7. Apa yang terjadi jika muzakki tidak mengeluarkan zakat?
Muzakki yang tidak mengeluarkan zakat akan mendapat ancaman siksa di akhirat dan dapat dikenai sanksi di dunia. Dalam sistem Islam, pemerintah atau lembaga yang berwenang dapat memungut zakat secara paksa dari muzakki yang enggan mengeluarkannya.