Liputan6.com, Jakarta Istihadhah adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita di luar waktu haid dan nifas. Darah ini bersifat tidak normal dan sering kali berlangsung lebih lama atau muncul di waktu yang tak terduga.
Dalam hukum Islam, istihadhah adalah kondisi yang tidak membatalkan kewajiban ibadah. Wanita yang mengalami istihadhah tetap wajib sholat, puasa, dan ibadah lainnya dengan mengikuti aturan tertentu seperti membersihkan darah dan berwudhu setiap masuk waktu.
Penting untuk diketahui bahwa istihadhah adalah darah penyakit, bukan haid. Maka, memahaminya dengan benar akan membantu wanita Muslim menjaga kesucian dan tetap menjalankan kewajiban agama secara tepat.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang istihadhah adalah dan hukumnya, Selasa (8/7/2025).
Kumpulan doa Ramadan hari ini berisi doa yang kita baca ketika sedang turun hujan.
Ciri-Ciri Istihadhah yang Perlu Diketahui
Dalam Islam, penting bagi seorang wanita untuk dapat membedakan antara darah haid, nifas, dan istihadhah, karena masing-masing memiliki hukum yang berbeda. Berikut ini ciri-ciri istihadhah :
1. Waktu keluarnya darah:
- Terjadi di luar waktu haid atau nifas.
- Bisa terjadi sebelum masa haid, setelah haid, atau bahkan setelah menopause.
- Tidak mengikuti siklus menstruasi yang biasa (umumnya 21–35 hari).
2. Durasi keluar darah:
- Bisa lebih pendek atau lebih panjang dari haid.
- Jika darah keluar lebih dari 15 hari berturut-turut, maka kelebihan dari hari ke-15 tergolong istihadhah.
- Tidak memiliki pola waktu yang konsisten seperti haid.
3. Warna darah:
- Umumnya berwarna merah terang, merah muda, atau merah cerah.
- Berbeda dengan darah haid yang cenderung gelap atau kehitaman.
4. Kondisi darah:
- Lebih encer dan tidak menggumpal.
- Tidak disertai bau khas haid (bau amis atau menyengat).
5. Tidak disertai gejala haid:
- Tidak menyebabkan nyeri hebat seperti kram perut atau pinggang, yang sering dirasakan saat haid.
- Tidak menimbulkan perubahan emosi atau fisik yang biasa terjadi saat PMS.
6. Tetap wajib melaksanakan ibadah:
- Wanita yang mengalami istihadhah tetap diwajibkan sholat, puasa, dan ibadah lainnya.
- Dianjurkan berwudhu setiap kali masuk waktu sholat jika darah masih keluar.
Penyebab Istihadhah dan Cara Mengatasinya
Penyebab Istihadhah
Istihadhah adalah kondisi keluarnya darah dari kemaluan perempuan di luar masa haid dan nifas. Penyebabnya bisa beragam, baik secara hormonal maupun karena gangguan organ reproduksi. Berikut beberapa penyebab umumnya:
1. Gangguan hormonal
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dapat memicu perdarahan di luar siklus haid.
2. Polip rahim atau miom
Pertumbuhan jinak di dalam atau sekitar rahim bisa menyebabkan perdarahan tidak normal.
3. Infeksi pada organ reproduksi
Radang panggul, servisitis, atau vaginitis dapat memicu perdarahan yang mirip istihadhah.
4. Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan IUD atau pil KB tertentu bisa menyebabkan perdarahan bercak yang terus-menerus.
5. Efek samping obat-obatan
Beberapa obat pengencer darah atau hormonal bisa memicu perdarahan.
6. Masalah kesehatan lain
Gangguan tiroid, gangguan pembekuan darah, hingga stres berat dapat memperburuk kondisi ini.
Cara Mengatasi Istihadhah
Mengatasi istihadhah harus dilakukan dengan pendekatan medis dan menjaga kebersihan pribadi. Berikut langkah-langkah yang dianjurkan:
1. Konsultasi ke dokter
- Temui dokter spesialis kandungan untuk pemeriksaan menyeluruh guna mengetahui penyebab perdarahan.
- Dokter bisa memberikan terapi hormonal, antibiotik, atau tindakan medis sesuai diagnosis.
2. Jaga kebersihan diri
- Ganti pembalut secara rutin, terutama jika darah keluar terus-menerus.
- Bersihkan area kewanitaan dengan air bersih dan hindari penggunaan sabun yang mengandung bahan kimia keras.
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Dunia Kesmas Volume 4. Nomor 2. April 2015, kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh seseorang. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi dimana seseorang bebas dari penyakit tetapi juga dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan baik sebelum menikah maupun sesudah menikah.
3. Perbanyak istirahat dan kurangi stres
Kondisi tubuh yang lelah dan stres bisa memperparah perdarahan. Cobalah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
4. Perhatikan asupan gizi
Konsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung zat besi, untuk mencegah anemia akibat kehilangan darah terus-menerus.
5. Tetap beribadah dengan wudhu tiap waktu sholat
Dalam kondisi istihadhah, wanita tetap wajib melaksanakan ibadah fardhu dengan bersuci (wudhu) di tiap waktu sholat.
Hukum Istihadhah dalam Islam
Mengutip buku berjudul Problema Haid: Tinjauan Syariat Islam dan Medis (2006) oleh H. Hendrik dijelaskan istihadhah secara bahasa adalah bentuk masdar dari istahadha, yang artinya perdarahan istihadhah. Kata istihadhah secara istilah, menurut Mazhab Hanafi adalah darah penyakit yang keluar dari bukan rahim. Menurut Mazhab Syafi'i adalah darah penyakit yang mengalir dari saluran rahim yang paling bawah yang disebut 'adzil'.
Menurut pendapat jumhur ulama adalah darah yang mengalir dari farji seorang wanita bukan pada waktunya (bukan pada saat terjadinya perdarahan haid dan nifas) dan darah tersebut berasal dari urat yang disebut 'al-adzil'.
Dalam ajaran Islam, wanita yang mengalami istihadhah tetap dihukumi suci dan tidak termasuk dalam keadaan haid atau nifas. Oleh karena itu, semua kewajiban ibadah seperti salat, puasa, membaca Al-Qur’an, dan hubungan suami istri tetap diperbolehkan.
Hukum ini didasarkan pada berbagai hadis Nabi Muhammad SAW yang memberi bimbingan kepada para sahabat perempuan yang mengalami kondisi istihadhah, seperti hadis dari Fathimah binti Abi Hubaisy yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
"Itu (darah istihadhah) adalah darah penyakit, maka tinggalkanlah salat selama haidmu, kemudian mandi dan salatlah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tata Cara Beribadah Bagi Wanita Istihadhah
Agar ibadah yang dilakukan sah dan sesuai syariat, wanita yang mengalami istihadhah harus memperhatikan beberapa tata cara khusus berikut:
1. Membersihkan darah istihadhah
Sebelum salat, dianjurkan membersihkan darah dari kemaluan, dan menyumbat aliran darah dengan kapas, kain bersih, atau pembalut.
2. Berwudhu untuk setiap waktu salat
Wanita istihadhah wajib berwudhu setiap kali masuk waktu salat fardhu, walaupun darah masih mengalir. Wudhu ini hanya berlaku untuk satu salat wajib dan ibadah yang berkaitan dengannya.
3. Mandi besar (ghusl) tidak diwajibkan setiap kali darah keluar
Mandi hanya dilakukan saat darah haid berakhir dan wanita kembali dalam keadaan suci. Jika masih dalam keadaan istihadhah, cukup berwudhu setiap kali salat.
Mengutip buku berjudul Fiqih Praktisi oleh Muhammad Bagir dijelaskan mandi wajib, disebut juga mandi besar, mandi junub atau mandi janabat, adalah salah satu cara bersuci dengan mengalirkan air ke seluruh tubuh, dengan niat mengangkat (menghilangkan) hadas besar atau janabat.
4. Boleh berhubungan suami istri
Hubungan suami istri diperbolehkan selama tidak ada gangguan kesehatan yang disebabkan oleh darah istihadhah tersebut, karena ia tidak dihukumi najis seperti halnya haid.
5. Boleh berpuasa dan membaca Al-Qur’an
Wanita dalam keadaan istihadhah tetap boleh menjalankan puasa Ramadan, puasa sunnah, maupun membaca dan menyentuh mushaf, dengan tetap menjaga kebersihan.
Q & A Seputar Topik
Apa yang dimaksud dengan istihadhah dalam Islam?
Istihadhah adalah kondisi keluarnya darah dari kemaluan wanita di luar waktu haid dan nifas. Darah ini bukan termasuk haid atau nifas, sehingga wanita yang mengalaminya tetap wajib menjalankan ibadah seperti salat dan puasa.
Apa ciri-ciri darah istihadhah yang membedakannya dari darah haid?
Ciri khas darah istihadhah adalah warnanya yang lebih terang (merah cerah atau merah pucat), teksturnya lebih cair, serta tidak berbau menyengat seperti darah haid. Selain itu, darah istihadhah keluar di luar siklus menstruasi normal.
Apa hukum ibadah bagi wanita yang mengalami istihadhah?
Wanita yang mengalami istihadhah tetap wajib melaksanakan salat dan puasa. Ia hanya perlu membersihkan darah, menutup aliran darah sebisanya, lalu berwudu untuk setiap waktu salat. Tidak perlu mandi wajib seperti saat selesai haid.
Apakah wanita istihadhah boleh berhubungan intim dengan suaminya?
Ya, wanita yang mengalami istihadhah diperbolehkan untuk berhubungan suami istri. Berbeda dengan haid, darah istihadhah tidak membuat hubungan tersebut menjadi haram.
Bagaimana cara mengatasi istihadhah dari sisi medis?
Secara medis, istihadhah bisa disebabkan oleh gangguan hormonal, infeksi, atau masalah kesehatan lainnya. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat, termasuk obat-obatan atau pemeriksaan lanjutan.