Doa Nabi Ayub dalam Islam, Amalan Memohon Kesembuhan dari Segala Penyakit

4 hours ago 1

Kisah Nabi Ayub ‘alaihissalam menjadi pelajaran penting bagi umat Islam tentang kesabaran, keteguhan iman, dan adab dalam menghadapi ujian hidup yang berat. Sebelum cobaan datang, Nabi Ayub dikenal sebagai sosok yang kaya raya, dermawan, dan taat kepada Allah.

Ia diutus untuk menyampaikan syariat kepada penduduk Hauran dan Tih, mengajak mereka membangun masjid dan beribadah kepada Allah SWT. Namun, kehidupannya berubah drastis saat Allah mengujinya dengan penyakit yang sangat parah selama delapan belas tahun, sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Anas bin Malik: 

إِنَّ نَبِيَّ اللهِ أَيُّوبَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبِثَ فِي بَلائِهِ ثَمَانِيَ عَشْرَةَ سَنَةً فَرَفَضَهُ الْقَرِيبُ وَالْبَعِيدُ إلاَّ رَجُلَيْنِ مِنْ إِخْوَانِهِ كَانَا مِنْ أَخَصِّ إِخْوَانِهِ كَانَا يَغْدُوَانِ إِلَيْهِ وَيَرُوحَانِ 

Artinya: "Sesungguhnya Nabiyullah Ayub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya." 

Nabi Ayub juga difitnah tidak ikhlas dalam ibadah dan dianggap tidak menunaikan zakat. Harta kekayaannya kemudian habis, anak-anaknya wafat satu per satu, bahkan istrinya sempat meninggalkannya, membuat ia bernazar akan mencambuknya sebanyak 100 kali jika sembuh kelak. Namun, meski didera penderitaan lahir dan batin, Nabi Ayub tetap memuji Allah SWT dan tidak sedikit pun mengeluh. 

Dalam keterasingan dan kesakitannya, Nabi Ayub tidak henti-hentinya berdoa kepada Allah SWT dengan penuh kerendahan hati. Doa yang dipanjatkannya tercatat dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 83–84, Berikut isinya: 

۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَۚ ۝٨٣ 

فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَۚ ۝٨٤ 

Artinya: "(Ingatlah) Ayyub ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "(Ya Tuhanku,) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang." Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, Kami mengembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami melipatgandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami dan pengingat bagi semua yang menyembah (Kami)." (QS Al-Anbiya: 83-84) 

Doa Nabi Ayub tersebut yang menjadi salah satu doa paling masyhur dalam tradisi Islam untuk memohon kesembuhan dan kasih sayang Allah SWT. Doa Nabi Ayub menggambarkan kelembutan jiwa Nabi Ayub dalam mengadu kepada Rabb-nya, bukan dengan desakan atau keluhan, tetapi dengan pengakuan jujur akan penderitaan dan pengharapan terhadap rahmat Allah SWT yang tak bertepi. Doanya dikabulkan, Allah pun mengangkat penyakit dari tubuhnya, mengembalikan keluarganya, dan melipatgandakan kenikmatan hidupnya sebagai bentuk kasih sayang dan peringatan bagi hamba-hamba yang beribadah. 

Setelah kesembuhannya, Nabi Ayub kembali bertemu istrinya dalam keadaan sehat. Dalam kondisi itu, ia teringat akan nazarnya. Namun, Nabi Ayub merasa berat memenuhi nazarnya secara literal karena cintanya yang dalam kepada istrinya. Maka, dengan kebijaksanaan dan kasih sayang, ia mengambil seikat jerami dan memukulnya sekali saja, sehingga tetap memenuhi nazarnya tanpa menyakiti.

Sikap ini menjadi cerminan bagaimana seorang nabi tetap menjaga komitmen kepada Allah, namun tetap penuh kelembutan terhadap sesama. Kisah ini tak hanya menggugah, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kesabaran yang tulus dan doa yang lembut dapat membuka pintu rahmat yang tak terduga dari Allah SWT. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |