Mengetahui Orang yang Selamat di Yaumul Mizan, Hari Saat Amal Manusia Akan Ditimbang

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Orang yang selamat di yaumul mizan adalah mereka yang memiliki amal baik lebih berat dibandingkan amal buruknya. Keselamatan di hari penimbangan ini menjadi harapan setiap muslim yang beriman kepada hari akhir.

Yaumul mizan merupakan salah satu peristiwa penting di hari akhir yang akan dihadapi oleh seluruh umat manusia. Pada hari tersebut, Allah SWT akan menimbang semua amal perbuatan manusia dengan timbangan yang adil dan sempurna. Melansir dari berbagai kitab hadis shahih, timbangan Allah pada yaumul mizan sangat besar dan luas, bahkan jika langit dan bumi diletakkan di dalamnya akan tetap lapang.

Konsep ini menunjukkan keadilan mutlak Allah dalam menghitung setiap amal manusia, sekecil apapun itu. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (28/10/2025).

Promosi 1

Orang yang Selamat di Yaumul Mizan

Orang yang selamat di yaumul mizan adalah mereka yang amal kebaikannya lebih berat daripada amal keburukannya ketika ditimbang di hadapan Allah SWT. Keselamatan ini merupakan tujuan utama setiap muslim yang beriman dan beramal saleh selama hidup di dunia.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, orang-orang yang beruntung di hari penimbangan adalah mereka yang amal baiknya lebih berat, sehingga mereka akan masuk surga dan selamat dari azab neraka. Sebaliknya, orang yang amal buruknya lebih berat akan menghadapi kesulitan besar di hari akhirat.

Kriteria keselamatan di yaumul mizan tidak hanya berdasarkan kuantitas amal, tetapi juga kualitas dan keikhlasan dalam beramal. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al-Qari'ah ayat 6-7 yang menjelaskan bahwa barangsiapa yang berat timbangannya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Ini menunjukkan bahwa keselamatan di hari penimbangan membawa kebahagiaan abadi di surga.

Ciri-ciri utama orang yang akan selamat di yaumul mizan meliputi beberapa aspek penting, yakni:

  • Pertama, mereka adalah orang yang beriman dengan kuat kepada Allah dan Rasul-Nya.
  • Kedua, mereka konsisten menjalankan ibadah wajib dan sunah sepanjang hidupnya.
  • Ketiga, mereka memiliki akhlak mulia dan berbuat baik kepada sesama makhluk.
  • Keempat, mereka senantiasa bertaubat dari dosa-dosa yang telah diperbuat.
  • Kelima, mereka menjauhi perbuatan maksiat dan dosa besar yang diharamkan Allah.

Pengertian Yaumul Mizan dalam Islam

Yaumul mizan secara bahasa berarti hari timbangan atau hari penimbangan. Mizan sendiri berasal dari kata Arab yang artinya timbangan yang berfungsi untuk mengukur sesuatu berdasarkan berat dan ringannya.

Dalam konsep Islam, yaumul mizan adalah hari di mana segala amal perbuatan manusia akan ditimbang di hadapan Allah SWT dengan timbangan yang sangat adil. Hari ini merupakan salah satu dari rangkaian peristiwa besar di hari kiamat yang harus diyakini oleh setiap muslim sebagai bagian dari rukun iman.

Melansir dari Ensiklopedi Islam Nusantara, yaumul mizan bersifat mutlak dan merupakan kepastian yang tidak dapat diingkari dalam akidah Islam. Allah SWT yang Maha Mengetahui bentuk dan ukuran sebenarnya dari timbangan ini, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui hakikat sesungguhnya kecuali dengan wahyu yang telah diturunkan.

Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh al-Hakim bahwa mizan akan ditegakkan pada hari kiamat, dan andaikan langit dan bumi ditimbang dengannya, niscaya timbangan tersebut tetap lapang. Bahkan para malaikat pun mengakui kebesaran timbangan Allah ini dan bertasbih memuji-Nya karena tidak mampu beribadah dengan sebenar-benarnya.

Dalil Alquran tentang Yaumul Mizan

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al-Anbiya ayat 47 yang berbunyi:

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ

Artinya: "Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."

Ayat ini menegaskan bahwa keadilan Allah SWT sangat sempurna pada hari penimbangan amal. Tidak ada seorang pun yang akan dirugikan atau dizalimi, bahkan amal sekecil biji sawi pun akan dihitung dan ditimbang dengan adil oleh Allah.

Dalam Surat Al-Qari'ah ayat 6-9, Allah juga menjelaskan konsekuensi dari hasil penimbangan amal manusia. Barangsiapa yang berat timbangannya akan berada dalam kehidupan yang memuaskan di surga, sedangkan yang ringan timbangannya akan jatuh ke dalam neraka Hawiyah yang sangat panas.

Menurut Tafsir Al-Misbah karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab, ayat-ayat tentang yaumul mizan menunjukkan bahwa sistem keadilan ilahi sangat detail dan teliti. Setiap perbuatan manusia, baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan, akan ditimbang dengan akurat tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun.

Hal-hal yang Ditimbang di Yaumul Mizan

Para ulama menyampaikan pandangan berbeda mengenai apa saja yang menjadi objek penimbangan pada yaumul mizan. Terdapat tiga pendapat utama yang berkembang di kalangan para ahli tafsir dan hadis.

1. Amal Perbuatan Manusia

Pendapat pertama menyatakan yang ditimbang adalah amal perbuatan manusia itu sendiri. Hal ini didukung oleh hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan (pada hari Kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman: Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil 'Azhim." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Pelaku Amal (Manusia)

Pendapat kedua mengatakan yang ditimbang adalah orangnya atau pelaku amal itu sendiri. Berat atau ringannya timbangan dihitung berdasarkan kadar keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT.

3. Lembaran Catatan Amal

Pendapat ketiga menyebutkan yang ditimbang adalah lembaran catatan amal atau kitab yang berisi semua perbuatan manusia selama hidup di dunia. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash bahwa seseorang dari umat Nabi Muhammad akan dibentangkan 99 gulungan catatan dosanya, namun dia memiliki sebuah kartu berisi kalimat syahadat yang lebih berat dari semua catatan dosa tersebut.

Melansir dari Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, ketiga pendapat ini sebenarnya tidak saling bertentangan karena semuanya mungkin terjadi pada hari penimbangan. Allah Maha Kuasa menimbang amal, pelaku amal, maupun catatan amal sesuai dengan hikmah dan keadilan-Nya yang sempurna.

FAQ

1. Apa itu Yaumul Mizan? Yaumul Mizan adalah hari penimbangan amal manusia di akhirat, di mana semua perbuatan baik dan buruk akan diukur oleh Allah SWT. 

2. Apa yang ditimbang di hari tersebut? Yang ditimbang adalah amal perbuatan manusia—baik maupun buruk—meskipun sekecil zarrah (biji sawi). 

3. Apa dalil dari Al-Quran tentang Yaumul Mizan? Salah satu dalilnya adalah QS. Al-Anbiyâ’ ayat 47 yang menyebut “Kami akan letakkan timbangan yang adil … meskipun hanya seberat biji sawi pasti Kami mendatangkannya.

4. Apa perbedaan antara Yaumul Hisab dan Yaumul Mizan? Yaumul Hisab adalah hari perhitungan amal secara umum, sedangkan Yaumul Mizan adalah khusus hari penimbangan berat amal setelah perhitungan. 

5. Bagaimana nasib orang yang timbangan amalnya berat? Barang siapa yang timbangan amal baiknya berat maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. 

6. Apakah amal kecil juga diperhitungkan di Yaumul Mizan? Ya — amal sekecil zarrah pun akan dilihat dan diberi balasan oleh Allah SWT. 

7. Mengapa penting memahami konsep Yaumul Mizan? Memahami hari penimbangan amal mendorong manusia untuk memperbanyak kebaikan dan memperbaiki akhlak agar timbangan amalnya menjadi berat di sisi Allah. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |