8 Tanda Baca Al-Qur’an dan Contoh, Simak Penjelasan Lengkapnya

3 months ago 30

Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, diturunkan dalam bahasa Arab yang indah dan kaya makna. Agar dapat membacanya dengan benar dan memahami pesan ilahi yang terkandung di dalamnya, pemahaman tentang tanda baca Al-Qur’an dan contohnya menjadi sangat penting.

Tanda baca ini, yang juga dikenal sebagai harakat, berfungsi sebagai penuntun dalam melafalkan setiap huruf dan kata dengan tepat, sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat mengubah makna ayat.

Sejarah mencatat bahwa pemberian tanda baca pada Al-Qur’an dimulai pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Melansir dari Badan Penelitian dan Pengembangan Lektur Agama, proses standarisasi ini bertujuan untuk memudahkan umat Islam non-Arab dalam membaca Al-Qur’an dan menjaga keaslian bacaan agar tidak terjadi perubahan atau kesalahan.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Senin (14/7/2025).

Sejumlah tahanan di Rutan Padang, Sumatera Barat kini punya kegiatan mingguan baru. Mereka berkumpul setiap minggu untuk belajar membaca A;-Qur'an.

Pengertian Tanda Baca Al-Qur’an

Tanda baca Al-Qur’an, atau harakat, adalah simbol-simbol yang ditempatkan di atas atau di bawah huruf Arab untuk menunjukkan bagaimana huruf tersebut harus dilafalkan.

Tanda baca ini sangat penting karena membantu pembaca untuk mengucapkan kata-kata dalam Al-Qur’an dengan benar, sesuai dengan aturan tajwid yang telah ditetapkan. Tanpa tanda baca, akan sulit untuk membedakan antara berbagai bunyi vokal dan konsonan, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman makna ayat.

Menurut Raisya Maula Ibnu Rusyd dalam buku Panduan Praktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfiz Untuk Pemula (2019), ada delapan macam tanda baca dalam Al-Qur'an yang perlu diingat, yaitu fathah, kasrah, dhammah, fathatain (tanwin fathah), kasratain (tanwin kasrah), dhammatain (tanwin dhammah), sukun, dan tasydid.

Setiap tanda baca memiliki fungsi dan cara pengucapan yang berbeda, yang harus dipahami dengan baik agar dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil dan benar.

1. Fathah ( ﹷ ) dan Contohnya

Fathah adalah tanda baca berbentuk garis horizontal kecil yang terletak di atas huruf hijaiyah. Tanda ini melambangkan bunyi 'a'. Secara harfiah, fathah berarti membuka, yang mengacu pada posisi mulut saat mengucapkan bunyi 'a'.

Contoh penggunaan fathah dapat dilihat pada kata-kata seperti: a (اَ), ba (بَ), ta (تَ), tsa (ثَ). Dalam setiap contoh ini, huruf hijaiyah diucapkan dengan bunyi 'a' yang jelas dan terbuka. Pemahaman yang baik tentang fathah sangat penting untuk membaca Al-Qur’an dengan lancar dan benar.

Menurut Albab dalam buku Metodologi Pembelajaran Imla’ dan Pegon (Teori dan Praktek) (2019), fathah adalah harakat yang berbentuk layaknya garis horizontal kecil ( ﹷ ) yang berada di atas suatu huruf Arab yang melambangkan fonem /a/. Informasi ini semakin memperkuat pentingnya fathah sebagai dasar dalam pengucapan huruf hijaiyah.

2. Kasrah ( ِ- ) dan Contohnya

Kasrah adalah tanda baca berbentuk garis horizontal miring kecil yang terletak di bawah huruf hijaiyah. Tanda ini melambangkan bunyi 'i'. Secara harfiah, kasrah berarti melanggar.

Contoh penggunaan kasrah dapat dilihat pada kata-kata seperti: ji (ج ِ), hi (حِ), khi (خ ِ), atau di (دِ). Dalam setiap contoh ini, huruf hijaiyah diucapkan dengan bunyi 'i' yang jelas dan pendek. Kasrah membantu membedakan antara bunyi 'a' dan 'i', yang seringkali menjadi tantangan bagi pembelajar Al-Qur’an.

3. Dhammah ( ُ- ) dan Contohnya

Dhammah adalah tanda baca berbentuk seperti huruf wau kecil yang terletak di atas huruf hijaiyah. Tanda ini melambangkan bunyi 'u'. Dhammah memberikan dimensi lain pada pengucapan huruf hijaiyah, memungkinkan variasi bunyi yang kaya dalam Al-Qur’an.

Contoh penggunaan dhammah dapat dilihat pada kata-kata seperti: dzu (ذُ), ru (رُ), zu ( زُ), atau su (سُ). Dalam setiap contoh ini, huruf hijaiyah diucapkan dengan bunyi 'u' yang jelas dan bulat. Dhammah melengkapi fathah dan kasrah dalam membentuk dasar pengucapan huruf hijaiyah.

4. Fathatain (ــًـ) dan Contohnya

Fathatain, juga dikenal sebagai tanwin fathah, adalah tanda baca yang berbentuk seperti dua garis miring kecil yang terletak di atas huruf hijaiyah. Tanda ini menghasilkan bunyi 'an'. Fathatain memberikan nuansa khusus pada pengucapan, menambahkan bunyi 'n' setelah vokal 'a'.

Contoh penggunaan fathatain dapat dilihat pada kata-kata seperti: qan (قً), fan (فً), 'an (غً). Dalam setiap contoh ini, huruf hijaiyah diucapkan dengan bunyi 'an' yang jelas dan khas. Fathatain sering digunakan dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan kata benda tak tentu.

5. Kasratain (ــٍــ) dan Contohnya

Kasratain, juga dikenal sebagai tanwin kasrah, adalah tanda baca yang berbentuk seperti dua garis miring kecil yang terletak di bawah huruf hijaiyah. Tanda ini menghasilkan bunyi 'in'. Kasratain memberikan nuansa khusus pada pengucapan, menambahkan bunyi 'n' setelah vokal 'i'.

Contoh penggunaan kasratain dapat dilihat pada kata-kata seperti: tin (طٍ), yin (يٍ), dzin (ذٍ). Dalam setiap contoh ini, huruf hijaiyah diucapkan dengan bunyi 'in' yang jelas dan khas. Kasratain sering digunakan dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan kata benda tak tentu yang berada dalam keadaan genitif.

6. Dhammatain (ــٌـ) dan Contohnya

Dhammatain, juga dikenal sebagai tanwin dhammah, adalah tanda baca yang berbentuk seperti huruf wau kecil rangkap yang terletak di atas huruf hijaiyah. Tanda ini menghasilkan bunyi 'un'. Dhammatain memberikan nuansa khusus pada pengucapan, menambahkan bunyi 'n' setelah vokal 'u'.

Contoh penggunaan dhammatain dapat dilihat pada kata-kata seperti: nun (نٌ), لٌ (lun), mun (مٌ). Dalam setiap contoh ini, huruf hijaiyah diucapkan dengan bunyi 'un' yang jelas dan khas. Dhammatain sering digunakan dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan kata benda tak tentu yang berada dalam keadaan nominatif.

7. Sukun ( ْ- ) dan Contohnya

Sukun adalah tanda baca berbentuk bulat kecil yang terletak di atas huruf hijaiyah. Tanda ini melambangkan bunyi huruf mati atau hilangnya vokal. Sukun sangat penting untuk membedakan antara huruf hidup dan huruf mati dalam Al-Qur’an.

Contoh penggunaan sukun dapat dilihat pada kata-kata seperti: mad (مـَدْ). Dalam contoh ini, huruf dal (د) diucapkan sebagai huruf mati karena adanya tanda sukun di atasnya. Sukun juga dapat menghasilkan bunyi vokal rangkap atau diftong, seperti /ai/ dan /au/ pada kata (نـَوْمُ) yang dibaca /naum/.

8. Tasydid ( ّ- ) dan Contohnya

Tasydid, juga dikenal sebagai harakat syiddah, adalah tanda baca yang berbentuk seperti huruf w kecil yang terletak di atas huruf hijaiyah. Tanda ini menandakan bunyi tebal atau huruf konsonan ganda. Tasydid memberikan penekanan pada pengucapan, membuat kata-kata tertentu terdengar lebih kuat dan jelas.

Contoh penggunaan tasydid dapat dilihat pada kata-kata seperti: anna ( اَ نَّ), madda (مَدَّ), syaddah (شـَـدَّةٌ). Dalam setiap contoh ini, huruf yang memiliki tanda tasydid diucapkan dengan penekanan ganda, memberikan kekuatan pada kata tersebut.

FAQ: Tanda Baca Al-Qur’an

Mengapa penting mempelajari tanda baca Al-Qur’an?

Tanda baca Al-Qur’an membantu kita membaca dan memahami Al-Qur’an dengan benar, sesuai dengan aturan tajwid.

Apa saja tanda baca dasar dalam Al-Qur’an?

Tanda baca dasar meliputi fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan tasydid.

Apa fungsi tanda fathah?

Fathah melambangkan bunyi 'a' dan terletak di atas huruf hijaiyah.

Apa fungsi tanda kasrah?

Kasrah melambangkan bunyi 'i' dan terletak di bawah huruf hijaiyah.

Apa fungsi tanda dhammah?

Dhammah melambangkan bunyi 'u' dan terletak di atas huruf hijaiyah.

Apa fungsi tanda sukun?

Sukun menandakan huruf mati atau hilangnya vokal.

Apa fungsi tanda tasydid?

Tasydid menandakan bunyi tebal atau huruf konsonan ganda.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |