Megengan dan Filosofi Menyambut Ramadhan, Menjemput Berkah dan Ampunan

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Megengan dan filosofi menyambut Ramadhan saling berkaitan erat sebagai wujud persiapan spiritual dan sosial umat Islam dalam menyambut. Megengan digelar sebagai persiapan paripurna menyambut hari pertama Ramadhan, jiwa dan raga.

Tradisi Megengan merupakan bentuk syukur dan persiapan spiritual menjelang Ramadhan dengan cara mengadakan doa bersama, pembacaan wirid, dan doa-doa khusus yang dipimpin oleh tokoh agama setempat.

Fauzi Himma Shufya, dalam jurnal berjudul 'Makna Simbolik dalam Budaya Megengan sebagai Tradisi Penyambutan Bulan Ramadhan', menjelaskan tradisi Megengan adalah tradisi yang dilaksanakan awal bulan Ramadhan, tepatnya hari terakhir pada bulan Sya’ban dan malam awal bulan Ramadhan sebelum menjalankan puasa wajib pada bulan Ramadhan.

"Tradisi megengan merupakan kebudayaan yang turun temurun dari masa nenek moyang sampai sekarang," tulis Fauzi Himma, dikutip dari journal.undiknas.ac.id.

Promosi 1

Pengertian Megengan

Melansir laman Pemerintah Kabupaten Tuban, megengan merupakan hasil akulturasi budaya Jawa dan Islam yang diperkenalkan oleh Walisongo. Melalui tradisi ini, ajaran Islam dapat diterima secara lebih mudah oleh masyarakat setempat, dengan tetap mempertahankan unsur-unsur budaya yang sudah mengakar.

Salah satu contohnya adalah keberadaan kue apem dalam megengan, yang bukan sekadar hidangan pelengkap, tetapi juga memiliki filosofi tersendiri.

Kue apem berasal dari kata afwan dalam bahasa Arab, yang berarti maaf atau ampunan. Sebutan ini kemudian disesuaikan dengan lidah masyarakat Jawa, sehingga menjadi apem. Hidangan ini dihadirkan sebagai simbol permohonan maaf kepada sesama serta permohonan ampun kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah diperbuat.

"Diharapkan, dengan memohon ampun sebelum Ramadan tiba, umat Muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan hati yang bersih dan lapang," demikian dikutip dari tubankab.go.id.

Oleh karena itu, tradisi megengan di berbagai daerah umumnya diawali dengan tahlil dan istigasah di masjid atau musala. Setelah itu, masyarakat akan menikmati hidangan berupa nasi berkat dan apem secara bersama-sama, mempererat rasa kebersamaan dan kekeluargaan.

Filosofi Menyambut Ramadhan

Megengan artinya menahan, sehingga makna megengan adalah tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan di mana kita harus menahan hawa nafsu.

Dalam tradisi megengan, ada makanan yang tidak pernah ketinggalan dihidangkan, yakni kue Apem. Kue berbahan dasar tepung beras ini menjadi kue wajib dalam penyelenggaraan acara Megengan.

Kue Apem menjadi simbol untuk memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala perbuatan yang dilakukan selama setahun lalu. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat menarik pelajaran dari kue Apem.

Sebelum makanan dan kue Apem dibagikan, jamaah Megengan biasanya terlebih dahulu membaca tahlil dan istighosah. Harapannya, supaya dalam menjalani ibadah puasa Ramadan mereka tenang dan lapang dada karena Allah SWT sudah memaafkan dosa yang mereka perbuat.

Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya, Prof. Dr. Nur Syam, M.Si dalam artikel Tradisi Megengan di Jawa, mendefinisikan Megengan sebagai upacara selamatan ala kadarnya untuk menyambut bulan yang suci dan khusus.

Dalam konteks bulan Ramadhan, Megengan berarti menahan hawa nafsu yang terkait dengan makan, minum, berhubungan seksual, dan lain sebagainya. Sebagaimana dijelaskan Nur Syam, tradisi Megengan bisa menjadi penanda bagi umat Islam untuk melakukan persiapan khusus menjelang datangnya bulan suci Ramadan.

"Dalam kehidupan sehari-hari manusia memang tidak bisa dilepaskan dari nafsu, seperti nafsu makan, nafsu biologis, dan lain sebagainya. Tetapi apabila nafsu itu tidak dikendalikan, justru bisa menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan," tulis Nur Syam, dikutip dari uinsby.ac.id.

Makna Simbolik Megengan

Dikutip dari artikel di Majelis Masyarakat Maiyah: Megengan, dalam kalangan masyarakat islam khususnya di Jawa “menahan” dibungkus dengan epik dengan tradisi “megengan”, megengan adalah upacara simbolik yang digunakan sebagai penanda bahwa manusia akan memasuki bulan Puasa.

Ada yang mengartikan Megengan dengan Meng-Ageng-ageng, artinya membesarkan atau menyambut dengan besar-besaran, suka cita akan datangnya bulan Suci Ramadhan.

Megengan secara lughawi berarti Menahan, misalnya dalam ungkapan “megeng nafas”, artinya menahan nafas, “megeng hawa nafsu” artinya menahan hawa nafsu dan sebagainya.

"Di dalam konteks puasa adalah menahan hawa nafsu selama bulan puasa, baik yang terkait dengan makan, minum, hubungan seksual dan nafsu lainnya," demikian dikutip dari laman Cak Nun.

Nafas Islam memang sangat kentara di dalam tradisi-tradisi leluhur kita, dan sebagaimana diketahui bahwa Islam memang sangat menganjurkan agar seseorang bisa menahan hawa nafsunya.

5 Persiapan Terbaik Menyambut Ramadhan

Berikut ini adalah ringkasan tentang 5 persiapan terbaik menyambut Ramadhan menurut Penyuluh Agama Islam senior, DR. Saifullah, di laman Kementerian Agama:

1. Persiapan Ilmu

Persiapan yang pertama adalah memperdalam wawasan dan pemahaman tentang bulan Ramadhan. Hal ini penting agar ibadah dan aktivitas di bulan Ramadhan dapat dijalankan secara optimal. Caranya dengan banyak membaca dan mempelajari berbagai bahan rujukan yang membahas keutamaan, tata cara, dan hikmah Ramadhan.

2. Persiapan Semangat dan Menjauhi Perbuatan Maksiat

Menjelang Ramadhan, perlu memperbanyak amalan sunnah dan menjauhi perbuatan maksiat serta hal yang tidak bermanfaat, minimal sejak bulan Rajab dan Sya’ban. Ini fungsi untuk membangun semangat dan kesiapan mental menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.

3. Persiapan Fisik

Untuk menjaga stamina selama Ramadhan, perlu mempersiapkan kondisi fisik dengan mengurangi aktivitas yang menguras tenaga, seperti olahraga berat. Tubuh yang sehat akan lebih mampu menjalankan ibadah puasa dan ibadah sunnah lainnya tanpa kendala.

4. Persiapan Harta

Sebaiknya dana telah dialokasikan sebelum masuk Ramadhan khusus untuk meningkatkan amal sosial seperti sedekah dan infaq. Bulan Ramadhan adalah waktu di mana keutamaan memberi dan kedermawanan sangat dianjurkan, mencontoh sifat mulia Rasulullah SAW.

5. Persiapan Target Peningkatan Diri

Agar Ramadhan menjadi momentum perubahan, perlu menetapkan target-target ibadah yang ingin dicapai, seperti khatam Al-Qur’an, menjalankan shalat Tarawih dengan baik, atau melakukan itikaf di sepuluh malam terakhir. Target ini akan memotivasi diri untuk meningkatkan kualitas keimanan.

Doa Megengan, Menyambut Ramadhan

Terdapat berbagai doa menyambut Ramadhan yang diajarkan Nabi SAW. Berikut ini adalah dua di antaranya,

1. Doa Megengan

Doa menyambut Ramadhan pertama adalah doa Rasulullah SAW yang diriwayatkan ‘Ubadah bin al-Shamith. Doa ini dicantumkan oleh Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani dalam Kitâb al-Du’â’

Berikut ini bacaanya.

أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Latin: Allahumma salimnî min ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan.

Artinya: Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat menuju bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan.

2. Doa Megengan Kedua

Imam Thabrani juga memasukkan doa yang sama dengan periwayat dan redaksi sedikit berbeda. Diriwayatkan oleh Imam Makhul al-Syami (w. 112 H) bahwa ia membaca doa ini saat memasuki bulan Ramadhan:

أللهمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Latin: Allahumma salimnî li ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan”.

Artinya: Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat] kepada [bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku (juga) dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan).

People also Ask:

1. Apa makna yang dapat diambil dari tradisi megengan?

Kata "megengan" berasal dari bahasa Jawa "megeng" yang artinya menahan. Hal ini melambangkan awal dari ibadah puasa di bulan Ramadhan, di mana umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari lapar, haus, dan hawa nafsu.

2. Apa filosofi puasa?

Meningkatkan rasa syukur terhadap berkah dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Meleburkan dosa atas tindakan kesalahan yang terjadi di masa lalu. Menumbuhkan rasa perikemanusiaan serta peduli terhadap kaum yang membutuhkan. Memperkuat ketabahan dalam menghadapi cobaan dan godaan.

3. Mengapa Harus Bergembira Menyambut Ramadhan?

(QS.Al-Baqarah [2]: 185). Alasan mengapa harus gembira menyambut bulan Ramadhan adalah karena merupakan waktu dimana pintu surga terbuka. (QS. Al-Qadar : 1-5).

4. Nilai apa yang dapat kita pelajari dari permainan bentengan?

Pada permainan bentengan mengandung nilai pendidikan karakter diantaranya kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan, percaya diri, disiplin, taat hukum, kerjasama, solidaritas, musyawarah, kerja keras, keberanian, kejujuran, tangguh dan tanggung jawab.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |