Liputan6.com, Jakarta Kisah persaudaraan Nabi Musa AS dan Nabi Harun merupakan teladan kesetiaan dan kerja sama dalam menyebarkan risalah Allah SWT. Kedua nabi ini diutus bersama untuk berdakwah kepada Fir'aun dan membebaskan Bani Israil dari penindasan.
Melansir dari buku Nabi Harun AS: Sang Pandai Tutur Kata, nama Harun pertama kali disebutkan dalam Al-Quran pada Surat Al-Baqarah ayat 248. Allah SWT berfirman tentang tabut yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhan dan sisa peninggalan keluarga Musa serta keluarga Harun yang dibawa malaikat.
Kesetiaan ini diabadikan dalam Al-Quran sebagai bukti persaudaraan yang mulia di hadapan Allah SWT. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (22/10/2025).
Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun Berdakwah kepada Fir'aun
Kisah persaudaraan Nabi Musa AS dan Nabi Harun dimulai ketika Musa memohon kepada Allah agar Harun dijadikan nabi untuk mendampinginya. Allah SWT mengabulkan permohonan tersebut sebagaimana termaktub dalam Surat Maryam ayat 53 yang menyebutkan bahwa Allah menganugerahkan rahmat-Nya dengan menjadikan Harun sebagai seorang nabi. Sejak saat itu, keduanya menjadi mitra dalam menyampaikan risalah ilahi.
Allah SWT memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menghadap Fir'aun yang dikenal sebagai penguasa zalim dan sombong. Dalam Surat Thaha ayat 47, Allah berfirman agar keduanya mengatakan kepada Fir'aun bahwa mereka adalah utusan Tuhan yang meminta agar Bani Israil dibebaskan dan tidak disiksa lagi.
1. Persiapan Dakwah Bersama
Nabi Musa dan Harun mempersiapkan diri dengan berdoa memohon kemudahan dalam menjalankan misi. Musa meminta agar dadanya dilapangkan dan lisannya dimudahkan agar ucapannya dapat dipahami dengan baik.
2. Menghadap Fir'aun dengan Berani
Kedua nabi ini datang ke istana Fir'aun dengan membawa mukjizat sebagai bukti kenabian mereka. Mereka tidak gentar meski menghadapi penguasa yang sangat berkuasa dan memiliki tentara yang kuat.
3. Menyampaikan Pesan dengan Lemah Lembut
Meskipun Fir'aun adalah penguasa yang kejam, Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk berkata lemah lembut kepadanya agar ia mau berfikir dan merenungi kebenaran yang disampaikan.
Ketika Fir'aun menolak dan menuduh mereka sebagai penyihir, Nabi Musa menunjukkan mukjizat tongkatnya yang berubah menjadi ular besar. Mukjizat ini membuat para penyihir Fir'aun takluk dan mengakui kebenaran risalah Musa.
5. Menghadapi Penolakan dengan Sabar
Fir'aun tetap keras kepala dan menolak melepaskan Bani Israil. Namun, Nabi Musa dan Nabi Harun tidak putus asa dan terus berdakwah dengan sabar.
6. Solidaritas dalam Menghadapi Ancaman
Fir'aun mengancam akan membunuh mereka dan menyiksa Bani Israil. Dalam situasi sulit ini, persaudaraan Musa dan Harun semakin kuat karena mereka saling menguatkan dalam iman.
Melansir dari Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab, dakwah Nabi Musa dan Harun kepada Fir'aun menunjukkan pentingnya metode yang santun dalam menyampaikan kebenaran, bahkan kepada orang yang sangat zalim sekalipun.
Mukjizat Nabi Musa dan Nabi Harun
Mukjizat merupakan karunia Allah SWT kepada para nabi sebagai bukti kebenaran risalah mereka. Nabi Musa dan Nabi Harun dianugerahi mukjizat yang luar biasa untuk menghadapi Fir'aun dan kaumnya yang enggan beriman.
-
Mukjizat Tongkat Nabi Musa:
Mukjizat paling terkenal dari Nabi Musa adalah tongkatnya yang dapat berubah menjadi ular besar ketika dilemparkan ke tanah. Ular ini mampu menelan semua ilusi yang diciptakan oleh para penyihir Fir'aun.
Tongkat ini juga digunakan untuk membelah Laut Merah ketika Bani Israil dikejar oleh pasukan Fir'aun, menciptakan jalan kering di tengah lautan yang memungkinkan mereka menyeberang dengan selamat.
-
Mukjizat Tangan Bercahaya:
Nabi Musa juga memiliki mukjizat lain berupa tangannya yang memancarkan cahaya terang ketika dimasukkan ke dalam jubahnya dan kemudian dikeluarkan.
Cahaya ini bersinar tanpa api dan menjadi tanda kenabian yang jelas bagi siapa saja yang menyaksikannya. Kedua mukjizat ini menjadi argumen yang tidak terbantahkan tentang kebenaran risalah yang dibawa Musa dan Harun.
Melansir dari Stories of the Prophets karya Ibnu Katsir, mukjizat-mukjizat ini membuat para penyihir Fir'aun yang awalnya diminta untuk melawan Musa justru bersujud dan menyatakan keimanan mereka kepada Tuhan Musa dan Harun. Mereka rela disiksa bahkan dibunuh oleh Fir'aun daripada menyangkal kebenaran yang telah mereka saksikan.
- Sembilan Mukjizat Lainnya:
Selain tongkat dan tangan bercahaya, Nabi Musa juga diberi mukjizat berupa sembilan tanda lain seperti banjir, belalang, kutu, katak, dan darah yang menimpa Mesir sebagai peringatan bagi Fir'aun. Semua mukjizat ini dilakukan dengan dukungan penuh dari Nabi Harun yang selalu mendampingi saudaranya dalam setiap momen penting.
Peran Nabi Harun sebagai Juru Bicara
Nabi Harun AS memainkan peran yang sangat vital sebagai juru bicara bagi Nabi Musa AS, sebuah tugas yang secara khusus diminta oleh Nabi Musa kepada Allah SWT. Nabi Musa merasa kurang fasih dalam berbicara dan khawatir tidak dapat menyampaikan pesan dakwah dengan efektif kepada Firaun dan Bani Israil.
Oleh karena itu, ia memohon agar saudaranya, Harun, diutus bersamanya. Allah SWT mengabulkan permohonan Nabi Musa, mengangkat Nabi Harun sebagai nabi dan menjadikannya pendamping serta juru bicara yang handal. Kefasihan Nabi Harun dalam berbicara sangat membantu dalam menjelaskan ajaran tauhid dan tuntutan kepada Firaun, serta dalam menenangkan dan membimbing Bani Israil yang seringkali keras kepala.
Peran ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang efektif dalam dakwah, di mana Nabi Harun dikenal sebagai sosok yang bertutur kata fasih, santun, dan setia. Kesetiaan Nabi Harun kepada Nabi Musa tidak pernah goyah, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun.
Ia selalu berdiri di samping saudaranya, memberikan dukungan moral dan verbal yang tak ternilai. Peran ini menegaskan bahwa dalam sebuah misi besar, kolaborasi dan pembagian tugas berdasarkan kelebihan masing-masing individu adalah kunci keberhasilan, sebagaimana firman Allah dalam Surah Maryam ayat 53.
Kemarahan Nabi Musa dan Pembelaan Nabi Harun
Ketika Nabi Musa AS kembali dari Gunung Sinai dan melihat kaumnya menyembah patung sapi emas, ia sangat terkejut dan murka. Kemarahannya tidak hanya ditujukan kepada Bani Israil, tetapi juga kepada Nabi Harun, karena ia mengira Nabi Harun gagal dalam menjaga mereka. Nabi Musa bahkan menarik janggut dan rambut Nabi Harun saking marahnya.
Nabi Harun kemudian menjelaskan situasinya dengan sabar, bahwa ia telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah Bani Israil, namun mereka tidak mengindahkannya dan bahkan hampir membunuhnya. Ia juga meminta Nabi Musa agar tidak mempermalukannya di depan kaumnya, karena ia khawatir jika ia bertindak lebih keras, hal itu akan menyebabkan perpecahan yang lebih besar di antara Bani Israil.
Penjelasan Nabi Harun ini meredakan kemarahan Nabi Musa. Mendengar pembelaan Nabi Harun, Nabi Musa menyadari kesalahannya dan merasa bersalah atas kemarahannya. Ia kemudian berdoa kepada Allah SWT memohon ampunan bagi dirinya dan saudaranya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 151.
Peristiwa ini menunjukkan kompleksitas kepemimpinan dan tantangan dalam membimbing umat yang sulit diatur, serta pentingnya saling memahami dan memaafkan di antara para pemimpin. Kisah persaudaraan Nabi Musa AS dan Nabi Harun ini penuh dengan dinamika emosional.
FAQ
1. Siapakah Nabi Harun dalam hubungannya dengan Nabi Musa?
Nabi Harun adalah saudara kandung Nabi Musa yang juga diangkat menjadi nabi untuk mendampingi Musa dalam berdakwah kepada Fir'aun dan Bani Israil.
2. Mengapa Nabi Musa meminta Allah menjadikan Harun sebagai pembantunya?
Karena Nabi Harun lebih fasih dalam berbicara dibandingkan Musa, sehingga dapat menyampaikan risalah dengan lebih jelas kepada Fir'aun dan kaumnya.
3. Apa mukjizat utama yang dimiliki Nabi Musa dan Nabi Harun?
Mukjizat utama mereka adalah tongkat Nabi Musa yang dapat berubah menjadi ular dan tangan Musa yang memancarkan cahaya terang ketika dikeluarkan dari jubahnya.
4. Apa yang terjadi ketika Nabi Musa meninggalkan Bani Israil untuk ke Gunung Sinai?
Sebagian besar Bani Israil terjerumus menyembah patung sapi emas buatan Samiri meskipun Nabi Harun telah memperingatkan mereka.
5. Bagaimana Nabi Musa bereaksi ketika melihat Bani Israil menyembah patung sapi?
Nabi Musa sangat marah dan bahkan menarik rambut serta jenggot Harun, namun kemudian meminta maaf setelah mengetahui usaha keras yang telah dilakukan Harun.
6. Kapan Nabi Harun wafat?
Nabi Harun wafat 11 bulan sebelum kematian Nabi Musa AS.
7. Apa hikmah terpenting dari kisah persaudaraan Nabi Musa dan Nabi Harun?
Hikmah terpenting adalah pentingnya saling mendukung dalam kebaikan, komunikasi yang jujur, memaafkan kesalahan saudara, dan bekerja sama dalam menegakkan kebenaran.