Doa Tahnik Bayi, Amalan di Awal Kehidupan Si Kecil yang Membawa Berkah Besar

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran sang buah hati ke dunia menjadi hari yang penuh kegembiraan bagi kedua orang tua maupun orang-orang di sekitarnya. Dalam ajaran Islam, ada banyak amalan yang disarankan untuk menyambut hadirnya si kecil, salah satunya adalah tahnik bayi. Tradisi yang sudah dilakukan sejak masa Rasulullah Muhammad SAW ini merupakan wujud syukur kepada Allah dan doa agar kehidupan sang bayi dimulai dengan keberkahan. Tahnik bayi adalah doa untuk bayi baru lahir.

Doa tahnik bayi bukan sekadar ritual, di dalamnya terkandung doa tulus dan kasih sayang yang dalam dari kedua orang tuanya. Praktik tahnik bayi menjadi cara orang tua memperkenalkan sang buah hati kepada kehidupan dunia sekaligus mendoakannya agar selalu dilingkupi keberkahan dalam kehidupan. Dalam berbagai riwayat, Rasulullah Muhammad SAW sendiri kerap mentahnik bayi yang dibawa kepadanya dengan kurma sembari melafalkan doa untuk anak.

Asal Usul Tahnik Bayi

Secara bahasa, tahnik berasal dari kata Arab تحنيك (tahnik) yang berarti menggosokkan sesuatu ke langit-langit mulut. Tahnik bayi dilakukan dengan cara mengunyah sedikit makanan (pada zaman Nabi Muhammad berupa biasanya kurma) kemudian meletakkannya di mulut bayi dan menggosokkan lembut ke langit-langit mulutnya. Tujuannya adalah melatih mulut bayi terhadap rasa makanan dan memberi kekuatan sejak awal kehidupannya.

أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَبِيٍّ فَبَالَ عَلَى ثَوْبِهِ، فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ إِيَّاهُ وَلَمْ يَغْسِلْهُ

Utiya an-nabiyyu shallallāhu ‘alaihi wa sallama bi-shabiyyin fabaala ‘alā tsawbihi, fada‘ā bimā’in fa-atba‘ahu iyyāhu walam yaghsilhu.

“Didatangkan kepada Nabi Shallallāhu ‘alaihi wa Sallam seorang bayi laki-laki, lalu bayi itu kencing di atas pakaian beliau. Maka beliau meminta air, kemudian memercikkan air pada bagian yang terkena kencing itu dan tidak mencucinya.”

(HR. Bukhari no. 5468 dan Muslim no. 163–164)

Kisah ini menunjukkan kelembutan hati Rasulullah Muhammad SAW terhadap bayi yang baru lahir. 

Tujuan dan Hikmah Tahnik

Imam Nawawi menyebut tahnik sebagai sunnah Nabi Muhammad SAW yang disepakati para ulama. Tradisi yang berasal dari sejarah zaman kehidupan nabi akhir zaman ini memiliki beragam hikmah, mulai dari latihan rasa bagi bayi, penguatan tubuh, hingga doa agar tumbuh menjadi anak saleh dan diberkahi Allah SWT.

Dari sisi kesehatan, tahnik bayi juga membawa manfaat. Menurut kajian Thibbun Nabawi, kurma yang digunakan dalam tahnik mengandung glukosa alami yang dapat membantu menstabilkan gula darah bayi baru lahir. Sementara dari sisi spiritual, doa tahnik bayi menjadi lantunan pertama yang menyentuh dirinya, menandai kehidupan sang bayi dimulai dengan zikir, doa, dan keberkahan.

Bacaan Doa Tahnik Bayi 

Berikut doa tahnik bayi yang dianjurkan untuk dibaca orang tua:

اللَّهُمَّ عَظِّمْهُ بِتَعْظِيمٍ صَالِحٍ، وَأَحْيِهِ بِحَيَاةٍ طَيِّبَةٍ، وَأَسْعِدْهُ بِسَعَادَةٍ طَيِّبَةٍ، وَاجْعَلْهُ بَارًّا بِوَالِدَيْهِ غَيْرَ عَاقٍّ، وَاجْعَلْهُ مِنَ الْعَارِفِينَ الصَّالِحِينَ الْعَامِلِينَ بِعِلْمِهِمْ، وَاحْفَظْهُ مِنْ شَرِّ النَّاظِرِ وَسِحْرِ السَّاحِرِ وَحَسَدِ الْحَاسِدِ، وَاحْفَظْهُ مِنْ شَرِّ جَمِيعِ خَلْقِكَ، وَلَا تُرِدْ بِهِ إِلَّا رِضَاكَ الْكَرِيمَ، وَاغْفِرْ لِوَالِدَيْهِ وَلِجَمِيعِ الْحَاضِرِينَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Latin:

Allahumma ‘azhimhu bi ta‘zhīmin shālihin, wa ahyihi bi hayātin thayyibah, wa as‘idhu bi sa‘ādah thayyibah, waj‘alhu bārran bi wālidayhi ghayra ‘āqqin, waj‘alhu minal ‘ārifīna ash-shāliḥīna al-‘āmilīna bi ‘ilmihim, wahfazhhu min syarri an-nāzhiri wa siḥri as-sāḥiri wa ḥasadi al-ḥāsidi, wahfazhhu min syarri jamī‘i khalqika, walā turid bihi illā riḍāka al-karīm, waghfir li wālidayhi wa lijamī‘il ḥāḍirīn, yā Rabbal ‘ālamīn.

Artinya:

“Ya Allah, besarkanlah dia dengan pertumbuhan yang saleh. Berikanlah kehidupan yang baik, limpahkan kebahagiaan yang penuh kebaikan. Jadikanlah dia anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya tanpa durhaka. Masukkanlah dia ke dalam golongan orang saleh yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Lindungilah dia dari pandangan jahat, sihir, dan rasa iri. Jauhkan dia dari segala keburukan makhluk-Mu. Jadikanlah hidupnya dalam keridaan-Mu yang mulia. Ampunilah kedua orang tuanya dan semua yang hadir, wahai Tuhan semesta alam.”

Cara Melakukan Tahnik Bayi 

Tahnik bayi bisa dilakukan oleh ulama maupun orang tua bayi sendiri. Berikut langkah-langkah yang dianjurkan:

Siapkan kurma matang dan air zamzam. Awali dengan istighfar agar hati bersih. Baca Surah Al-Fatihah. Baca Ayat Kursi, Selawat Syifa, dan Selawat Kamilah. Baca tiga surah pendek: Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kunyah kurma hingga halus, lalu oleskan lembut ke langit-langit mulut bayi menggunakan jari.

Saat jari di dalam mulut bayi, bacakan ayat 33–37 dari Surah Ali Imran. Teteskan air zamzam sembari membaca doa tahnik bayi. Akhiri dengan doa tulus dari hati orang tua untuk anaknya.

Setiap langkah sebaiknya dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tahnik bayi tidak hanya ibadah lahiriah, tetapi juga doa cinta pertama orang tua untuk buah hatinya.

Waktu Terbaik Melakukan Tahnik

Waktu terbaik untuk melaksanakan tahnik bayi yakni segera setelah bayi lahir atau satu hari setelahnya. Hal ini mengikuti contoh Rasulullah Muhammad SAW yang langsung mentahnik bayi yang dibawa kepadanya. Meskipun demikian, dilakukan beberapa hari kemudian pun tidak apa-apa, hanya saja kurang utama.

Alasan di balik saran agar mempercepat tahnik bayi adalah agar sang buah hati mendapatkan doa dan keberkahan sejak awal kehidupannya. Seperti sabda Rasulullah Muhammad SAW, doa yang dipanjatkan dengan tulus di awal kehidupan akan menjadi pengawal terbaik hingga akhir hayat seseorang. 

Pertanyaan seputar Topik

1. Apakah tahnik wajib dilakukan?

Tidak wajib, namun sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Para ulama sepakat bahwa tahnik bayi merupakan amalan Nabi Muhammad SAW yang penuh doa dan keberkahan.

2. Siapa yang boleh melakukan tahnik bayi?

Boleh dilakukan oleh siapa saja yang beriman dan berniat baik, termasuk orang tua sendiri jika tidak ada ustaz atau imam yang bisa melakukannya.

3. Mengapa kurma digunakan dalam tahnik?

Kurma mengandung gula alami yang membantu menstabilkan kadar gula darah bayi baru lahir. Selain manfaat fisik, kurma juga melambangkan manisnya awal kehidupan.

4. Bagaimana jika bayi belum bisa ditahnik karena alasan medis?

Tidak masalah. Amalan ini boleh ditunda hingga kondisi bayi memungkinkan, sebab Islam selalu memberi kemudahan dalam ibadah bila ada alasan kesehatan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |