Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan dakwah Rasulullah SAW tidak selalu berjalan mulus, penuh dengan ujian dan cobaan yang menguji kesabaran beliau. Salah satu momen paling berat adalah ketika beliau berdakwah ke Thaif.
Rasulullah SAW disambut dengan penolakan keras dan perlakuan yang menyakitkan. Apa doa Rasulullah kepada penduduk Thaif?
Di tengah penderitaan fisik dan batin, Rasulullah SAW tidak membalas dengan kemarahan, melainkan dengan doa yang tulus. Doa ini dinukilkan oleh Imam at-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir dan al-Baghdadi dalam Al-Jami’ li Akhlaq ar-Rawi.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (1/10/2025).
Bacaan Doa Rasulullah di Thaif (Arab, Latin, dan Arti)
Ketika Rasulullah SAW berada di kebun kurma milik dua anak Rabi'ah setelah diusir dan dilempari batu oleh penduduk Thaif, beliau memanjatkan doa yang sangat menyentuh hati. Doa ini dinukilkan oleh Imam at-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir dan al-Baghdadi dalam Al-Jami’ li Akhlaq ar-Rawi.
اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضَعْفَ قُوّتِي ، وَقِلّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرّاحِمِينَ ! أَنْتَ رَبّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبّي ، إلَى مَنْ تَكِلُنِي ؟ إلَى بَعِيدٍ يَتَجَهّمُنِي ؟ أَمْ إلَى عَدُوّ مَلّكْتَهُ أَمْرِي ؟ إنْ لَمْ يَكُنْ بِك عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي ، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِك الّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَك أَوْ يَحِلّ عَلَيّ سُخْطُكَ، لَك الْعُتْبَى حَتّى تَرْضَى وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوّةَ إلّا بِك
Latin: Allahumma ilaika asykuu dho'fa quwwatii, wa qillata hiilatii wa hawaani 'alan naas yaa arhamar raahimiin. Anta rabbal mustadh'afiina wa anta rabbii ilaa man takilunii ilaa ba'iidin yatajahhamunii am ilaa 'aduwwu mallaktuhu amrii in lam yakun bika 'alayya ghadhabun falaa ubaalii wa lakinna 'aafiyatika hiya auw sa'ulii a'uudzu binuuri wajhikal ladzii asyraqat lahudh dhulumaatu wa sholuha 'alaihi amrud dunyaa wal aakhiroti mn an tunzila bii ghadhabika 'alayya sukhtuka lakal 'utbaa hattaa tardhoo walaa haula walaa quwwata illa bika.
Artinya: "Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maharahim, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat dari kemurkaan-Mu dan yang akan Engkau timpakan kepadaku. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu."
Selain doa tersebut, Rasulullah SAW juga memanjatkan doa yang lebih ringkas, "Allahummahdi qawmî fainnahum laa ya'lamuun" (Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku ini, karena sesungguhnya mereka tidak tahu). Doa ini menunjukkan betapa besar kasih sayang dan harapan beliau terhadap penduduk Thaif.
Kisah Perjalanan Dakwah Rasulullah ke Thaif
Rasulullah SAW memilih Thaif sebagai tujuan dakwah kedua setelah Makkah karena kota ini strategis, padat penduduk, dan merupakan pusat perdagangan. Thaif juga merupakan tempat tinggal Bani Tsaqif, salah satu kabilah terhormat di Jazirah Arab yang sangat diperhitungkan.
Mengutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi, nama Thaif diambil dari keberadaan pagar atau tembok yang mengelilingi kota tersebut.
Kota ini dihuni oleh orang-orang kaya dan pemuka kaum Quraisy yang membangun istana-istana di sana. Namun, kekayaan yang melimpah justru menyebabkan kerusakan moral masyarakat, dengan praktik riba, zina, dan khamr yang merajalela.
Dalam buku 114 Al-Qur'an Stories karya Vanda Arie, diceritakan bahwa kedatangan Rasulullah SAW ke Kota Thaif bertujuan untuk menyampaikan dakwah dan memohon perlindungan kepada suku Tsaqif dari tekanan yang beliau terima di Makkah.
Rasulullah SAW menempuh perjalanan sekitar 100 km dari Makkah ke Thaif dengan berjalan kaki, ditemani oleh Zaid bin Haritsah, berharap dakwahnya diterima di sana.
Penolakan dan Penderitaan yang Dialami Rasulullah
Setibanya di Thaif, Rasulullah SAW menemui tiga pembesar Bani Tsaqif: Mas'ud, Abdu Yalail, dan Habib, untuk mengajak mereka beriman kepada Allah SWT.
Namun, harapan beliau pupus karena suku Tsaqif menolak dakwahnya dengan sangat keras. Mereka menghina Rasulullah, membujuk orang-orang bodoh dan budak-budak untuk meneriaki dan melempari beliau dengan batu.
Zaid bin Haritsah, seorang sahabat yang menemani Rasulullah ke Kota Thaif, sudah berusaha melindungi beliau dari lemparan batu.
Namun, batu tersebut tetap mengenai tubuh Rasulullah hingga berdarah-darah. Kaki beliau berlumuran darah, dan beliau bersama Zaid harus mencari perlindungan di bawah pohon kurma. Perlakuan di Thaif ini bahkan lebih berat daripada yang beliau terima dari kaum kafir Quraisy di Makkah.
Ini Potongan Doa Rasulullah yang Penuh Kasih Sayang
Meskipun mengalami penderitaan yang luar biasa, Rasulullah SAW menunjukkan teladan kasih sayang dan kesabaran yang agung. Setelah memanjatkan doa "Allahumma ilaika asykuu dho'fa quwwatii...", Malaikat Jibril datang bersama malaikat penjaga gunung.
Malaikat penjaga gunung itu berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu. Aku adalah malaikat penjaga gunung dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan Gunung Akhsyabin ini ke atas mereka." Namun, Rasulullah SAW menolak tawaran tersebut.
Nabi dengan lembut berkata kepada Jibril dan malaikat penjaga gunung, "Walaupun mereka menolak ajaran Islam, aku berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya."
Nabi bahkan berdoa yang artinya, "Ya Allah berikanlah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui." Doa ini menunjukkan kemuliaan akhlak beliau yang lebih memilih hidayah bagi kaumnya daripada kehancuran mereka. Kisah ini diriwayatkan dalam Shahih Bukhari (No. 3231) dan Shahih Muslim (No. 1795).
Hikmah dari Peristiwa Thaif
Peristiwa di Thaif mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Islam, terutama terkait apa doa Rasulullah kepada penduduk Thaif dan respons beliau.
- Kesabaran dan Ketabahan dalam Berdakwah: Rasulullah SAW menunjukkan tingkat kesabaran yang luar biasa meskipun menghadapi penolakan dan kekerasan fisik. Ini mengajarkan bahwa seorang dai harus tabah dan tidak mudah menyerah dalam menyampaikan kebenaran.
- Kasih Sayang dan Pemaafan: Alih-alih membalas dendam atau mengutuk, Rasulullah SAW justru mendoakan kebaikan dan hidayah bagi penduduk Thaif. Sikap ini mencerminkan ajaran Islam tentang kasih sayang universal dan pentingnya memaafkan.
- Harapan yang Tak Pernah Padam: Meskipun situasinya sangat sulit, Nabi Muhammad SAW tetap memiliki harapan besar bahwa suatu saat keturunan penduduk Thaif akan menyembah Allah SWT. Ini adalah pelajaran tentang optimisme dan keyakinan akan janji Allah.
- Prioritas Hidayah di Atas Hukuman: Ketika ditawari untuk menghancurkan penduduk Thaif oleh malaikat, Rasulullah SAW memilih untuk mendoakan hidayah bagi mereka. Ini menunjukkan bahwa tujuan utama dakwah adalah membimbing manusia kepada kebenaran, bukan menghukum mereka.
- Ujian Meningkatkan Derajat: Peristiwa Thaif, meskipun berat, justru meningkatkan derajat Rasulullah SAW di sisi Allah dan menjadi bukti kemuliaan akhlak beliau.
Penduduk Thaif Memeluk Islam
Meskipun penolakan awal sangat keras, doa dan kesabaran Rasulullah SAW tidak sia-sia. Dikisahkan dalam buku Dakwah Rasulullah karya Prof. Dr. M. Yunan Yusuf, Penduduk Kota Thaif yang terdiri dari suku Tsaqif kemudian memeluk agama Islam sesudah Fathu Makkah, tepatnya setelah berakhirnya perang Hunain pada tahun kedelapan Hijriah.
Sejak saat itu, Kota Thaif dan penduduknya dari suku Tsaqif menjadi kaum yang beriman, melaksanakan ajaran Islam dengan ikhlas, tulus, dan sukarela. Ini membuktikan bahwa hidayah adalah milik Allah dan dapat datang kapan saja, bahkan kepada hati yang paling keras sekalipun. Kisah ini menjadi bukti nyata kekuatan doa dan keteladanan Rasulullah SAW.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum mengenai apa doa Rasulullah kepada penduduk Thaif dan peristiwa di baliknya.
1. Apa doa Rasulullah kepada penduduk Thaif yang utama?
Doa utama Rasulullah SAW kepada penduduk Thaif adalah "Allahumma ilaika asykuu dho'fa quwwatii..." yang berisi pengaduan kelemahan diri kepada Allah, dan doa "Allahummahdi qawmî fainnahum laa ya'lamuun" yang memohon hidayah bagi kaumnya karena ketidaktahuan mereka.
2. Mengapa Rasulullah SAW pergi ke Thaif untuk berdakwah?
Rasulullah SAW pergi ke Thaif karena kota tersebut merupakan pusat kekuatan dan kepemimpinan kedua setelah Makkah, serta memiliki populasi yang padat dan strategis untuk dakwah, terutama setelah penolakan keras yang beliau alami di Makkah.
3. Bagaimana reaksi penduduk Thaif terhadap dakwah Rasulullah SAW?
Penduduk Thaif menolak dakwah Rasulullah SAW dengan sangat keras, menghina beliau, dan bahkan melempari beliau dengan batu hingga terluka, yang merupakan salah satu pengalaman terberat dalam hidup beliau.
4. Apa yang ditawarkan Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW setelah peristiwa Thaif?
Malaikat Jibril datang bersama malaikat penjaga gunung dan menawarkan kepada Rasulullah SAW untuk menimpakan dua gunung besar (Al-Akhsyabain) kepada penduduk Thaif sebagai hukuman atas perlakuan mereka.
5. Mengapa Rasulullah SAW menolak tawaran malaikat untuk menghukum penduduk Thaif?
Rasulullah SAW menolak tawaran tersebut karena beliau lebih berharap agar Allah SWT mengeluarkan dari keturunan penduduk Thaif orang-orang yang akan menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya, menunjukkan kasih sayang dan harapan beliau akan hidayah.
6. Kapan penduduk Thaif akhirnya memeluk agama Islam?
Penduduk Thaif akhirnya memeluk agama Islam setelah peristiwa Fathu Makkah dan berakhirnya perang Hunain, yaitu pada tahun kedelapan Hijriah, menunjukkan bahwa doa Rasulullah akhirnya terkabul.
7. Apa pelajaran terpenting dari kisah doa Rasulullah kepada penduduk Thaif?
Pelajaran terpenting adalah tentang kesabaran, ketabahan, kasih sayang, dan keikhlasan dalam berdakwah, serta pentingnya memaafkan dan mendoakan kebaikan bagi orang lain, bahkan bagi mereka yang menyakiti kita.

1 month ago
22
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572020/original/079789800_1694495488-haidan-IAwnp88Fz8Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)

























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)