Sosok Nu'aiman bin Amr, Sahabat Nabi dengan Kisah Penuh Canda

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Kisah Nu'aiman bin Amr Sahabat Nabi yang Humoris menjadi salah satu cerita menarik di antara para sahabat Rasulullah SAW. Nu'aiman dikenal sebagai sosok yang sering membuat Nabi dan para sahabat tertawa. Kisah-kisah kejenakaannya masih terus diceritakan hingga kini.

Pada masa Nabi Muhammad SAW, Kisah Nu'aiman bin Amr Sahabat Nabi yang Humoris memperlihatkan bahwa dalam kehidupan Islam terdapat ruang untuk candaan yang baik dan tidak menyakiti. Kejenakaannya bahkan mendapat apresiasi dari Rasulullah SAW.

Nu'aiman bin Amr adalah sahabat yang turut serta dalam Perang Badar, menunjukkan kesungguhannya dalam memperjuangkan Islam. Namun sikap seriusnya dalam jihad tidak menghilangkan sifat jenaka yang melekat dalam dirinya.

Para ulama menyebut bahwa niat baik sering kali menjadi dasar keisengan Nu'aiman. Di balik candaan itu, ia tetap memiliki loyalitas tinggi kepada Rasulullah SAW.

Promosi 1

Kisah Kejenakaan Nu'aiman

Suatu ketika Nu'aiman membeli madu dari seorang pedagang Badui dengan sistem berutang. Ia lalu memberikan madu itu sebagai hadiah kepada Rasulullah SAW dan meminta pedagang tersebut menagih kepada Nabi.

Rasulullah SAW tidak marah mendengar cerita itu, melainkan tersenyum dan membayar harga madu tersebut. Hal ini memperlihatkan kedekatan hubungan emosional antara mereka.

Aksi serupa pernah dilakukan Nu'aiman terhadap buah-buahan. Ia kembali memberikan buah itu kepada Nabi dengan cara yang sama, lalu membuat semua orang tertawa ketika penjual menagih pembayaran.

Kejenakaannya yang sederhana itu justru semakin mempererat hubungan persahabatan yang penuh kasih sayang di tengah kehidupan para sahabat.

Candaan kepada Pemilik Unta

Dalam kisah lain, Nu'aiman tanpa sengaja menyusahkan pemilik unta yang datang kepada Rasulullah SAW. Bersama sahabat lain, ia menggoda agar unta itu disembelih supaya mereka bisa makan.

Saat unta itu disembelih tanpa izin pemilik, situasi pun menjadi kacau. Rasulullah SAW mencari pelakunya dan sahabat menunjuk Nu'aiman.

Ketika dicari, Nu'aiman bersembunyi dalam sebuah lubang dan masih mencoba mengelabui dengan mengatakan orang yang dicari bukan dia. Namun Nabi tetap menemuinya dan menyelesaikan masalah dengan cara yang baik.

Rasulullah akhirnya menanggung harga unta itu dan tetap tidak marah, justru menjadikan kejadian tersebut sebagai bahan tawa bersama para sahabat.

Nu'aiman dan Suwaibith di Syam

Nu'aiman juga pernah melakukan candaan besar kepada Suwaibith bin Harmalah dalam perjalanan ke Syam. Ketika lapar, ia meminta makanan namun tidak diberi karena amanah menjaga perbekalan.

Nu'aiman yang iseng kemudian menjual Suwaibith sebagai budak kepada sekelompok kafilah dengan sepuluh ekor unta. Ia bahkan memberi peringatan agar jangan percaya jika Suwaibith mengaku merdeka.

Saat Suwaibith dibawa pergi, ia mencoba menjelaskan jati dirinya tetapi tidak dipercaya karena sesuai dengan apa yang dikatakan Nu'aiman. Hal ini menimbulkan kegemparan dalam rombongan.

Abu Bakar Ash-Shiddiq pun mengejar kafilah itu dan menjelaskan kondisi sebenarnya. Suwaibith berhasil dibebaskan dan unta dikembalikan kepada mereka.

Senyuman Rasulullah SAW

Kejadian itu diceritakan kepada Rasulullah SAW, lalu Nabi tertawa mendengar keisengan Nu'aiman. Ini menjadi bukti bahwa Rasulullah memahami karakter sahabatnya yang penuh humor.

Nu'aiman tetap dihargai karena sikapnya tidak mengandung niat buruk. Para sahabat pun menjadikan momen tersebut sebagai pelajaran penting tentang kebersamaan.

Dalam banyak riwayat, Rasulullah SAW dipercaya pernah menyampaikan bahwa Nu'aiman akan masuk surga sambil tertawa. Ini menggambarkan kemuliaan hatinya di balik kejahilan.

Humor dalam Islam tetap mendapat tempat selama tidak menyakiti, dan Nu'aiman menjadi salah satu figur sahabat yang menunjukkan sisi ceria kehidupan beragama.

Humor yang Menguatkan Persaudaraan

Cerita-cerita tentang Nu'aiman menjadikan suasana di Madinah tidak selalu kaku. Sahabat bisa saling bercanda, namun tetap menjunjung tinggi adab dan hormat kepada Nabi Muhammad SAW.

Keterlibatan Nu'aiman dalam berbagai peristiwa penting menunjukkan bahwa seorang sahabat tetap bisa humoris tanpa kehilangan komitmen dalam beragama.

Kisah-kisah ini memperlihatkan bagaimana Islam memberi ruang bagi manusia untuk tetap alami dan ceria. Keberadaan Nu'aiman seolah menjadi warna di tengah para sahabat yang memiliki berbagai karakter.

Para sejarawan menjadikan kisah ini sebagai pembelajaran bahwa humor bisa menjadi bagian ibadah jika tidak melampaui batas dan tetap menjaga rasa hormat.

Dengan demikian, Kisah Nu'aiman bin Amr Sahabat Nabi yang Humoris bukan hanya sekadar cerita hiburan, tetapi juga pelajaran akhlak yang perlu terus dijaga. Nu'aiman menjadi teladan bahwa keramahan hati dan senyum yang tulus dapat menuntun seseorang menuju surga.

People Also Talk

1. Apakah Nu'aiman benar-benar ikut Perang Badar?Ya. Nu'aiman tercatat sebagai salah satu sahabat yang ikut dalam Perang Badar.

2. Mengapa Rasulullah tidak marah atas ulah Nu'aiman?Karena candaan Nu'aiman tidak disertai niat buruk dan sering menunjukkan kebaikan.

3. Benarkah Nu'aiman pernah menjual sahabatnya sendiri?Benar, namun dalam konteks candaan ketika Suwaibith menolak memberinya makanan.

4. Apa makna humor dalam kisah Nu'aiman bagi umat Islam?Humor dapat mempererat ukhuwah selama tidak menyakiti dan tetap menjaga adab.

5. Apa keutamaan Nu'aiman menurut hadis?Disebutkan bahwa ia akan masuk surga sambil tertawa, menunjukkan derajat kemuliaannya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |