Doa Ruqyah Syar'iyyah, Tata Cara dan Integrasinya dengan Medis Modern

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Doa ruqyah syar'iyyah merujuk pada praktik pengobatan yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa yang sahih dari hadits Nabi SAW.

Dalam konteks syar'i, ruqyah adalah bacaan yang dilafalkan untuk melindungi diri dan menyembuhkan penyakit, baik fisik maupun psikis sesuai ajaran Islam. hal ini berbeda dari makna asalnya, "ruqyah" yang berasal dari kata Arab yang berarti "bacaan" atau "jampi-jampi". 

Dalam kajian jurnal berjudul Implementasi Ruqyah Syar’iyah sebagai Alternatif Psikoterapi dalam Kajian Psikologi Islam, Arni (2021), Ruqyah Syar'iyyah didefinisikan sebagai pengobatan islami yang menggunakan bacaan Al-Qur'an, zikir, dan doa-doa ma'tsur untuk menyembuhkan penyakit lahir dan batin.

Ruqyah bukanlah pengobatan alternatif yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari sistem Thibbun Nabawi yang juga mencakup pengobatan alami (Thabi'iyyah) seperti konsumsi madu dan habbatussauda.

Promosi 1

Doa Ruqyah Syar'iyyah

Merujuk penjelasan ulama dan jurnal Ruqyah Sebagai Pengobatan Berbasis Spiritual untuk Mengatasi Kesurupan karya Alfiyah Laila Afiyatin - Pascasarjana UIN Kalijaga, dalam praktiknya terdapat berbagai doa ruqyah.

Beberapa ayat Al-Qur'an yang sering digunakan dalam ruqyah antara lain:

  • Surat Al-Fatihah: Sebagai pembuka dan penawar.
  • Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas: Untuk perlindungan dari kejahatan
  • Ayat Kursi: Sebagai perlindungan
  • Doa Ruqyah Rasulullah SAW

Berikut ini ulasannya:

Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Latin: Bismillāhi ar-Raḥmāni ar-Raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbi al-‘ālamīn. Ar-Raḥmāni ar-Raḥīm. Māliki yawmi ad-dīn. Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn. Ihdinā aṣ-ṣirāṭ al-mustaqīm. Ṣirāṭ al-laḏīna an‘amta ‘alayhim ġayril-maġḍūbi ‘alayhim wa laḍ-ḍāllīn.

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Penguasa hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan jalan mereka yang sesat.

Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq dan An-Naas: Untuk Perlindungan dari Kejahatan

Surat Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Latin: Qul huwa Allāhu aḥad. Allāhu ṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakun lahu kufuwan aḥad.

Artinya: Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Surat Al-Falaq

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Latin: Qul a‘ūdhu birabbi al-falaq. Min sharri mā khalaq. Wa min sharri ghāsiqin idhā waqab. Wa min sharri an-naffāthāti fil-‘uqad. Wa min sharri ḥāsidin idhā ḥasad.

Artinya: Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh. Dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap. Dan dari kejahatan para penyihir yang meniup pada simpul-simpul. Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”

Surat An-Naas

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَٰهِ النَّاسِ. مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Latin: Qul a‘ūdhu birabbi n-nās. Maliki n-nās. Ilāhi n-nās. Min sharri l-waswāsi l-khannās. Alladhī yuwaswisu fī ṣudūri n-nās. Mina l-jinnati wa n-nās.

Artinya: Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara) manusia. Raja manusia. Tuhan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (setan) jin dan manusia.”

Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255): Perlindungan

Ayat kursi diyakini memiliki fadhilah sangat besar. Di antaranya sebagai pelindung dari gangguan setan dan jin, sebab masuk surga, serta ditinggikan derajatnya.

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ. لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ. لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ. مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ. وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ. وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا. وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm. Lā ta’khudhuhu sinatun wa lā nawm. Lahu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ. Man dhalladhī yashfa‘u ‘indahu illā bi’idhnih. Ya‘lamu mā baina aydīhim wa mā khalfahum. Wa lā yuḥīṭūna bi shay’in min ‘ilmihi illā bimā shā’. Wasi‘a kursiyyuhu as-samāwāti wal-arḍ. Wa lā ya’ūduhu ḥifẓuhumā. Wa huwa al-‘alīyu al-‘aẓīm.

Artinya: Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa pun dari ilmu-Nya kecuali yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar. (QS. Al-Baqarah: 255)

Doa Ruqyah Rasulullah SAW

 أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا. وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Latin: A‘ūdhu bi-kalimāti Allāhi at-tāmmāti min sharri mā khalaqa. Wa min sharri kulli dābbatin anta ākhidhun bi-nāṣiyatihā. Wallāhu ‘alā kulli shay’in qadīr.

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa saja yang Dia ciptakan. Dan dari kejahatan segala makhluk yang Engkau pegang lehernya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Doa tersebut berdasar hadits dari ‘Aisyah RA: Nabi SAW bersabda:“Barang siapa membaca kalimat-kalimat ini tiga kali ketika sakit atau takut gangguan, maka ia akan aman.” (Sahih al-Bukhari No. 5703, Sahih Muslim No. 2180).

Ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar adalah Al-Isra’ 17:82: “Kami turunkan Al-Qur’an sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam Zadul Ma'ad fi Hadyi Khairil 'Ibad menjelaskan bahwa doa ini termasuk Ruqyah Syar’iyyah, karena menggunakan kalimat Allah yang sempurna, bukan jampi-jampi atau benda lain, sehingga sesuai syariat.

Doa ini melindungi dari gangguan jin, sihir, dan penyakit, dengan keyakinan mutlak bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah SWT. Praktik ini dibaca langsung pada diri sendiri, orang sakit, atau pada air yang diminum, selama niatnya benar dan sesuai syariat, termasuk bagian dari ibadah tawakkal kepada Allah.

Doa Ruqyah dan Kesembuhan dari Rasulullah SAW

Berikut adalah doa-doa ruqyah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, lengkap dengan bacaan dalam Arab, Latin, dan artinya, serta disertai dalil dan penjelasan ulama:

Doa Ruqyah untuk Mengusir Jin dan Penyakit

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

Latin: Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm A'ūdzu billāhi wa qudratihi min syarri mā ajidu wa uhāziru

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari kejelekan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan.” (Hadits riwayat Muslim (no. 2202) dari Aisyah r.a).

Doa ini diajarkan oleh Rasulullah ﷺ untuk meruqyah diri sendiri dari berbagai gangguan, baik fisik maupun psikis. Ulama menyarankan membaca doa ini sebanyak tujuh kali untuk hasil yang optimal. (Kementerian Agama)

Doa Kesembuhan dari Penyakit

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Latin: Allāhumma rabban-nāsi, adzhibil-ba'sa, isyfi, anta asy-syāfi, lā syāfīya illā anta, syifā'an lā yughādiru saqaman

Artinya: “Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan selain Engkau, sembuh yang tidak meninggalkan penyakit.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a).

Doa ini digunakan oleh Rasulullah ﷺ untuk meruqyah orang yang sakit. Ulama menekankan pentingnya keyakinan bahwa kesembuhan hanya datang dari Allah.

Tata Cara dan Praktik Ruqyah

Setiap muslim dianjurkan untuk meruqyah dirinya sendiri setiap hari sebagai bentuk perlindungan.

Persiapannya yakni dengan, memperbaiki niat, hanya untuk mencari kesembuhan dan perlindungan dari Allah. Bertaubat dari dosa-dosa, karena dosa dapat menjadi penghalang terkabulnya doa. Mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan ibadah wajib dan sunnah.

  • Niat: Niatkan untuk mencari kesembuhan hanya dari Allah.
  • Baca Ta'awwudz: A'ūdzu billāhi minasy-syaithānir-rajīm.
  • Baca Surah & Doa Pilihan: Pilih dari doa-doa di atas, terutama Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan doa-doa perlindungan.
  • Tiup dan Usap: Tiupkan ke kedua telapak tangan lalu usapkan ke seluruh tubuh atau ke bagian yang sakit. Bisa juga ditiupkan ke air atau minyak zaitun.
  • Yakin dan Bertawakkal: Percaya bahwa hanya Allah yang menyembuhkan.

Alfiyah Laila Afiyatin dalam Ruqyah Sebagai Pengobatan Berbasis Spiritual untuk Mengatasi Kesurupan karya Alfiyah Laila Afiyatin (2019) dalam penelitian lapangannya di Pondok Pesantren Nashrun Minallah, mendalami peran spiritual sebagai kunci dalam proses ruqyah untuk mengatasi kesurupan.

Afiyatin membedakan dua jenis kesurupan yang ditangani:

  • Gangguan Psikis: Ditandai halusinasi, teriak tidak terkontrol, dan larut dalam diri.
  • Gangguan Fisik: Ditandai nyeri organ tertentu berkepanjangan dan gangguan tidur.

Proses ruqyah di pesantren ini dirancang untuk membangkitkan kesadaran spiritual pasien, yang diibaratkan sebagai guardian (pelindung) dan filter (penyaring) dari pengaruh negatif. Afiyatin menggambarkan tahapan ruqyah yang mirip dengan konsep penyucian jiwa Al-Ghazali:

  • Takhalli (Pembersihan): Tahap persiapan dengan pemurnian akidah, wudhu, dan sholat sunnah.
  • Tahalli (Pengisian): Proses inti ruqyah dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an (Al-Ma'tsurat) dan doa.
  • Tajalli (Pencerahan): Tahap penjagaan diri berkelanjutan oleh pasien melalui ruqyah mandiri dan disiplin ibadah. "Spiritual memiliki peran yang signifikan dalam proses ruqyah... yang melahirkan kesadaran bagi manusia atas apa yang terjadi, kemudian berkemauan dan berusaha untuk sembuh." (Afiyatin, 2019:225)

Waspada Penyimpangan Praktik Ruqyah

Meski memiliki dasar yang kuat, ketiga jurnal mengakui adanya penyimpangan dalam praktik ruqyah dewasa ini, terutama yang marak di media televisi dan YouTube. Arni (2021) secara kritis menyoroti fenomena di mana orang yang sehat dan sadar justru "dipaksa" menjadi tidak sadar (kesurupan) saat diruqyah.

"Keadaan ini berbenturan dengan tujuan ruqyah yang untuk menyembuhkan orang yang sakit atau menyadarkan orang yang tidak sadarkan diri. Bukan orang yang sadar diruqyah menjadi tidak sadarkan diri." (Arni, 2021:17).

Berikut ini adalah beberapa penyimpangan yang kerap ditemui dalam praktik ruqyah:

  • Ruqyah dengan Bacaan Tidak Jelas: Menggunakan mantera dalam bahasa yang tidak dipahami, yang bisa jadi mengandung kesyirikan.
  • Klaim Berlebihan: Peruqiyah yang mengklaim bisa memanggil jin, berbicara dengan malaikat, atau mengetahui hal ghaib. Ini adalah ciri-ciri dukun yang dilarang.
  • Ritual Aneh: Memasukkan tangan ke api, memukul pasien, atau ritual aneh lainnya yang tidak ada contohnya dari Nabi ﷺ.
  • Komersialisasi Berlebihan: Menjual air ruqyah dengan harga fantastis atau mematok biaya yang memberatkan.
  • Mengabaikan Pengobatan Medis: Hanya mengandalkan ruqyah untuk penyakit medis yang jelas seperti kanker, diabetes, dll.

Simbiosis Mutualisme Ruqyah Syari'ah dengan Medis Modern

Berdasarkan analisis Setyawan dan Purwanto, dalam jurnal Fenomena Terapi Ruqyah dan Perkembangan Kondisi Afeksi Klien, hubungan antara Ruqyah Syar'iyyah dan pengobatan medis modern adalah hubungan simbiosis mutualisme:

1. Kongruen, Bukan Bertentangan

Ruqyah dan medis memiliki ranahnya masing-masing tetapi tujuannya sama, yaitu kesembuhan pasien. Ruqyah menangani dimensi spiritual dan psikologis, sementara medis menangani dimensi biologis.

2. Efek Sinergis

Ketika dilakukan secara bersamaan, keduanya menciptakan efek sinergis. Kondisi jiwa yang tenang dan positif dari ruqyah dapat meningkatkan efektivitas pengobatan medis dan mempercepat proses penyembuhan.

3. Bukti Empiris

Integrasi ini terbukti secara empiris dapat memperpendek masa perawatan dan lebih cepat mengatasi gejala-gejala gangguan, khususnya pada kasus-kasus yang melibatkan unsur psikologis dan kejiwaan.

Oleh karena itu, penelitian ini menganjurkan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi. Pasien sebaiknya tidak memilih antara ruqyah ATAU medis, tetapi memanfaatkan ruqyah DAN medis secara bersamaan untuk mencapai hasil penyembuhan yang holistik dan optimal.

People also Ask:

1. Apa saja doa ruqyah?

  • Doa RuqyahSurat al-Fatihah. بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ...
  • Surat al-Ikhlas. قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ...
  • Surat al-Falaq. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ ...
  • Surat an-Naas. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ...
  • Ayat Kursi.

2. Apa doa pengusir jin?

A'ûdzu biwajhillâhil karîm, wabikalimâtillâhit-tâmmâtil-latî lâ yujâwizuhunnâ barrun wa fâjirun, min syarri mâ yanzilu minas-samâ'i, wa min syarri ma ya'ruju fîhâ, wa min syarri mâ dzara'a fil-ardhi, wamin syarri ma yakhruju minhâ, wa min syarri fitanil-laili wan-nahâri, wamin syarri thawâriqil-laili, wamin syarri ...

3. Doa apa yang paling ditakuti jin dan setan?

Doa yang paling ditakuti jin dan setan adalah Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255), serta doa-doa perlindungan seperti Ta'awudz (أَعُوذُ بِٱللَّٰهِ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ), Surat Al-Mu'minun ayat 97-98, dzikir keluar rumah, dan membaca Surat Al-Falaq dan An-Nas, yang semuanya memiliki keutamaan besar untuk melindungi diri dari gangguan makhluk gaib.

4. Jin paling takut dengan ayat apa?

Basmalah. Selain Ayat Kursi, ayat yang paling ditakuti dan dibenci Jin dan setan adalah Ayat pertama pembuka Surat Al-Fatihah yaitu kalimat “Basmalah”. Ayat ini bisa memberikan perlindungan dari setan apabila dibaca, dengan izin Allah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |