Siapa yang Mendoakan Jika Tidak Punya Anak? Ini Solusinya dalam Islam

Liputan6.com, Jakarta - Kegelisahan seputar siapa yang mendoakan jika tidak punya anak kerap muncul, terutama saat merenungkan kehidupan setelah wafat. Ketentuan Allah selalu penuh hikmah, termasuk tentang amanah keturunan. Bahkan Aisyah ra, istri Rasulullah SAW pun tak dikaruniai anak.

Menurut penjelasan dalam buku 17 Tuntunan Hidup Muslim (2017) karya Wahyono Hadi Parmono dan Ismunanda, pahala akan tetap mengalir bila berhasil membina generasi shaleh. Anak shaleh menjadi sumber doa yang tidak terputus. 

Membesarkan serta menyantuni anak yatim bisa menjadi cara mulia menghadirkan generasi shaleh. Kasih sayang kepada mereka dicatat sebagai amal besar yang mendatangkan doa baik. Siapa yang mendoakan jika tidak punya anak bukan persoalan tanpa solusi. Rahmat Allah begitu luas. 

Parmono dan Ismunanda menjelaskan pentingnya mendidik generasi shaleh agar pahala terus mengalir. Anak shaleh bukan hanya terbatas pada keturunan kandung. Konsep ini penting bagi keluarga yang bertanya mengenai siapa yang mendoakan jika tidak punya anak. 

Pengasuhan anak yatim menjadi salah satu jalan utama menuju doa kebaikan setelah meninggal dunia. Hadis dalam riwayat Ahmad menunjukkan kedudukan tinggi bagi orang yang membelai kepala anak yatim karena Allah. Kesempatan amal ini terbuka bagi siapa pun yang tidak memiliki keturunan.

Dari Abu Ummah, bahwa Rasulullah Saw bersabda:

"Barang siapa yang membelai kepala anak yatim karena Allah Swt., maka baginya kebaikan yang banyak daripada setiap rambut yang diusap. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan dan lelaki, maka aku dan dia akan berada di syurga seperti ini, Rasulullah Saw. mengisyaratkan merenggangkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya." (HR. Ahmad)

Bahkan, memfasilitasi pendidikan, kebutuhan hidup, serta kebahagiaan anak dari saudara atau kerabat bisa dicatat sebagai pahala jariyah. Mereka kelak bisa menjadi anak shaleh yang mendoakan.

Saran dalam Parmono dan Ismunanda tersebut mengingatkan agar perempuan yang mendapatkan amanah anak fokus mendidik, sebab pendidikan akhlak adalah investasi akhirat. Namun, bagi keluarga tanpa keturunan, memberikan kasih kepada anak yatim menghadirkan manfaat serupa.

Jadi, ketentuan Allah memberi ruang amal luas. Keluarga tanpa anak kandung tidak perlu merasa kehilangan harapan pahala doa setelah wafat. Kebaikan pada anak-anak kaum muslimin yang shaleh dan shalehah tetap menjadi jembatan akhirat.

Mencari jalan pahala berkelanjutan berkaitan dengan siapa yang mendoakan jika tidak punya anak. Menyayangi dan mendampingi anak yatim berpotensi menjadikan mereka anak-anak shaleh yang kelak mendoakan.

Parmono dan Ismunanda menjelaskan ciri penting anak shaleh, sehingga pendampingan bisa lebih terarah untuk mendatangkan manfaat akhirat. 

Ciri-ciri lebih mudah dipahami:

1. Mencintai Allah sepenuhnya
2. Mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw
3. Menyukai Al-Qur’an serta berupaya menghafalkan
4. Menyayangi sahabat Nabi tanpa membenci
5. Menjaga shalat wajib serta sunnah tepat waktu
6. Menghormati masjid sebagai rumah Allah
7. Patuh pada kedua orang tua serta membahagiakan mereka
8. Menyayangi keluarga serta kaum muslimin
9. Peduli fakir miskin dan anak yatim

Membantu seorang anak mencapai ciri-ciri tersebut sama artinya sedang menanam investasi akhirat. Anak shaleh tidak lahir begitu saja, melainkan melalui proses pembinaan. Keluarga yang belum diberi amanah keturunan bisa ikut mengambil bagian dalam pembinaan itu.

Kasih sayang, kepedulian, serta perhatian tulus mampu menghadirkan ikatan spiritual yang kuat antara pemberi bantuan dan anak yang dibimbing.

Parmono dan Ismunanda mengingatkan bahwa anak shaleh adalah sumber amal jariyah paling spesial. Doa mereka akan terus mengalir meskipun para pendampingnya telah wafat. Itulah jawaban penting mengenai siapa yang mendoakan jika tidak punya anak. 

Menjadi pelindung, pemberi fasilitas belajar, atau bahkan sekadar teman berbagi cerita untuk anak yatim merupakan amalan bernilai tinggi di sisi Allah. Ketika mereka tumbuh menjadi pribadi baik, setiap perilaku kebaikannya akan turut menambah timbangan pahala. 

Oleh sebab itu, semakin banyak kebaikan yang diberikan kepada anak-anak yatim atau anak dari kerabat yang membutuhkan, semakin terbuka peluang untuk mendapatkan pahala abadi. 

Siapa yang mendoakan jika tidak punya anak menjadi renungan banyak hati. Islam menawarkan kesempatan luas melalui amal terbaik kepada anak yatim.

Buku Road to Jannah (2020) karya Robi Afrizan Saputra menegaskan keutamaan penyantun anak yatim, termasuk kedudukan tinggi di surga dekat Rasulullah. 

Sahl bin Saad berkata bahwa Rasulullah bersabda:

"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini." Kemudian, Rasulullah mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta agak merenggangkan keduanya." (HR. Bukhari)

Pahala tersebut menghadirkan peluang besar bagi keluarga yang berharap doa berkelanjutan setelah wafat. Membangun kasih kepada anak yatim menjadi jawaban untuk siapa yang mendoakan jika tidak punya anak. 

Berikut contoh praktik mudah:

1. Memberi makan anak yatim
2. Menyediakan pakaian layak
3. Membantu biaya sekolah
4. Mengajari mengaji
5. Mengajak bermain dengan sopan
6. Menyapa dengan ramah
7. Menghibur anak yatim bersedih
8. Menolong tugas pelajaran
9. Memberikan hadiah hari raya
10. Menyumbang perlengkapan sekolah
11. Mengajak menghadiri acara keagamaan
12. Menyediakan makanan bergizi
13. Menjadi donatur panti asuhan
14. Mendengarkan cerita mereka
15. Mengajarkan akhlak dasar
16. Mengajak shalat berjamaah
17. Mengunjungi panti asuhan secara berkala
18. Mendukung hobi yang positif
19. Menjadi teman diskusi
20. Melatih keterampilan praktis
21. Mengajarkan sopan santun
22. Mendoakan mereka setiap selesai shalat
23. Mengantar kontrol kesehatan
24. Membantu kegiatan hari besar Islam
25. Menghindari sikap membentak
26. Menjadi teladan perilaku baik
27. Berbagi buku islami
28. Mengajak wisata edukatif
29. Mendukung cita-cita mereka
30. Mengajari membaca doa sehari-hari
31. Menjaga keamanan mereka
32. Mengajarkan kebersihan diri
33. Menyemangati saat gagal
34. Tidak menghina latar belakang mereka
35. Menjaga rahasia pribadi mereka

Siapa yang mendoakan jika tidak punya anak?

Kebaikan pada anak yatim bisa menghadirkan doa setelah wafat.

Apakah doa anak yatim bisa mengalirkan pahala jariyah?

Bisa, bila berhasil menjadi anak shaleh.

Apakah harus mengangkat anak untuk mendapatkan pahala itu?

Tidak wajib, santunan pun sudah menjadi amal besar.

Bagaimana jika hanya membantu secara finansial?

Tetap bernilai amal jariyah.

Apakah ulama membahas hal ini?

Iya, termuat dalam karya Parmono, Ismunanda, serta Robi Afrizan Saputra.