Doa Agar Lampu Cepat Menyala: Amalan Rasulullah SAW dan Makna Cahaya dalam Islam

1 month ago 17

Liputan6.com, Jakarta Doa agar lampu cepat menyala bisa disimak pada penjelasan di bawah ini. Banyak yang bertanya-tanya, adakah doa saat mati lampu yang diajarkan dalam Islam? Meskipun tidak ada doa spesifik yang diajarkan Rasulullah SAW agar lampu listrik cepat menyala, ajaran beliau memberikan panduan berharga.

Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk senantiasa mengingat Allah SWT dalam setiap kondisi, termasuk ketika menghadapi kesulitan. Kisah-kisah dari kehidupan Rasulullah SAW menunjukkan bagaimana beliau menyikapi setiap musibah sekecil apa pun itu, dengan penuh kesabaran dan penyerahan diri kepada Allah.

Amalan dan doa saat mati lampu ini lebih menekankan pada penerimaan takdir dan permohonan cahaya spiritual. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (25/7/2025).

Doa Saat Mati Lampu: Kalimat Tarji' Rasulullah SAW

Saat keadaan mati lampu, umat Muslim diajarkan untuk senantiasa mengingat Allah SWT. Rasulullah sendiri memberikan teladan dalam menyikapi situasi ini bahkan untuk hal sesederhana pelita yang padam. Sebuah riwayat dari Imam Abu Dawud yang juga termaktub dalam Kitab Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli, menceritakan sebuah kisah.

Dikisahkan bahwa suatu malam, ketika Rasulullah SAW sedang bercengkrama dengan istrinya, Sayyidah Aisyah RA, pelita di rumah mereka tiba-tiba padam. Suasana seketika berubah menjadi gelap gulita. Dengan tenang, Rasulullah SAW mengucapkan kalimat tarji', yaitu:

إِنَّا للهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ

Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.

Artinya: “Sesungguhnya kita semua adalah kepunyaan Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita semua kembali.”

Sayyidah Aisyah sempat merasa heran mengapa Rasulullah mengucapkan kalimat tarji' untuk hal yang dianggapnya sepele. Beliau kemudian bertanya, "Sesungguhnya (yang mati) ini hanyalah lampu penerangan." Namun, Rasulullah SAW memberikan penjelasan yang mendalam.

Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin maka itu adalah musibah.” Penjelasan ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam, setiap kesulitan, sekecil apa pun, adalah ujian dari Allah yang harus disikapi dengan penyerahan diri. Oleh karena itu, kalimat tarji' saat mati lampu ini menjadi pengingat akan kebesaran Allah.

Makna Cahaya dalam Islam: Doa Memohon Penerangan Spiritual

Selain respons terhadap padamnya penerangan fisik, Rasulullah SAW juga sering mengajarkan doa untuk memohon "cahaya" (nur) kepada Allah SWT. Cahaya yang dimaksud di sini memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekadar penerangan fisik. Ini merujuk pada hidayah, ilmu, kebenaran, dan penerangan dalam hati serta seluruh aspek kehidupan seorang Muslim.

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW untuk memohon cahaya dalam berbagai aspek kehidupan diriwayatkan dalam Hadits Riwayat Muslim no. 763. Doa ini mencakup permohonan cahaya di hati, lisan, pendengaran, penglihatan, serta dari segala arah.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْراً، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْراً، وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْراً، وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْراً، وَمِنْ فَوْقِيْ نُوْراً، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْراً، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْراً، وَعَنْ شِمِالِيْ نُوْراً، وَمِنْ بَيْنِ يَدَيَّ نُوْراً، وَمِنْ خَلْفِيْ نُوْراً، وَاجْعَلْ فِيْ نَفْسِيْ نُوْراً، وَأَعْظِمْ لِيْ نُوْراً.

Artinya: “Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, dan jadikanlah di dalam diriku cahaya, dan besarkanlah cahaya untukku.”

Makna cahaya dalam doa ini adalah hidayah, penjelasan, dan penerang kepada kebenaran. Meminta cahaya dari segala arah dan anggota tubuh bertujuan agar seseorang diterangi dalam menjalankan kehidupan, terhindar dari kesesatan, dan senantiasa berada di jalan yang lurus.

Dalam ajaran Islam, cahaya sering diibaratkan sebagai iman, hidayah, dan ilmu. Allah SWT sendiri disebut sebagai "Cahaya langit dan bumi" sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-Nur: 35. Rasulullah SAW juga diibaratkan sebagai cahaya yang menerangi kebenaran dan menghilangkan kegelapan kesyirikan. Doa ini melengkapi pemahaman tentang doa saat mati lampu dengan dimensi spiritual.

Pentingnya Mengingat Allah dalam Setiap Keadaan

Kisah Rasulullah SAW saat pelita padam dan ajaran beliau tentang memohon cahaya menegaskan pentingnya mengingat Allah (zikir) dalam setiap aspek kehidupan. Baik dalam suka maupun duka, dalam keadaan terang maupun gelap, hati seorang mukmin harus senantiasa terhubung dengan Sang Pencipta.

Mengucapkan kalimat tarji' ketika mati lampu, adalah bentuk penyerahan diri dan pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Sikap ini membantu seseorang untuk tidak mudah putus asa atau mengeluh ketika menghadapi kesulitan.

Amalan ini bukan hanya sekadar ucapan lisan, melainkan cerminan dari hati yang tawakal. Dengan mengingat Allah, seorang Muslim dapat menemukan ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup.

Keterikatan hati dengan Allah juga mencegah kesombongan saat berada dalam kesenangan. Ini karena kesadaran bahwa semua nikmat adalah karunia-Nya. Demikianlah, mengingat Allah memberikan dampak positif yang sangat besar bagi kehidupan, baik dalam perkara besar maupun sesederhana doa saat mati lampu.

Sumber: 

  • Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli. Kitab Tafsir Jalalain.
  • Imam Abu Dawud. Sunan Abu Dawud.

FAQ

1. Apakah ada doa khusus agar lampu cepat menyala yang diajarkan Rasulullah SAW? 

Tidak ada doa spesifik yang diajarkan Rasulullah SAW agar lampu listrik cepat menyala. Ajaran beliau lebih fokus pada respons terhadap musibah dan permohonan cahaya spiritual.

2. Apa doa yang diajarkan Rasulullah SAW ketika mati lampu?

Rasulullah SAW mengajarkan untuk mengucapkan kalimat tarji' yaitu "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn" (Sesungguhnya kita semua adalah kepunyaan Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita semua kembali) ketika menghadapi kesulitan, termasuk mati lampu.

3. Mengapa Rasulullah SAW mengucapkan kalimat tarji' saat pelita padam?

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin adalah musibah, sehingga kalimat tarji' diucapkan sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah atas takdir tersebut.

4. Apa makna "cahaya" dalam doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW?

Makna "cahaya" dalam doa Rasulullah SAW lebih luas dari penerangan fisik, merujuk pada hidayah, ilmu, kebenaran, dan penerangan dalam hati serta seluruh aspek kehidupan seorang Muslim.

5. Bagaimana Islam memandang musibah, termasuk mati lampu?

Dalam Islam, setiap kesulitan, sekecil apa pun, dianggap musibah dan ujian dari Allah. Ini adalah kesempatan bagi seorang Muslim untuk bersabar, bertawakal, dan meningkatkan keimanannya.

6. Apakah doa memohon cahaya spiritual bisa diamalkan saat mati lampu?

Ya, doa memohon cahaya spiritual sangat relevan diamalkan saat mati lampu, karena ia memohon penerangan dalam hati dan pikiran, serta hidayah dari Allah SWT dalam setiap kondisi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |