Liputan6.com, Jakarta Kisah asal usul Hajar Aswad tidak terlepas dari sejarah pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Melansir dari buku Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram karya Mansya Aji Putra (2023:48), batu tersebut dipercaya diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril.
Batu berwarna hitam ini terletak di sudut tenggara Ka'bah dan menjadi penanda awal serta akhir tawaf bagi para jamaah haji dan umrah. Secara harfiah, Hajar Aswad dapat diartikan sebagai batu hitam yang memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Batu ini memiliki diameter sekitar 30 sentimeter dan terletak pada ketinggian sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah.
Warna hitam pada Hajar Aswad dipercaya berasal dari dosa-dosa manusia yang menyentuhnya, meskipun pada awalnya batu ini berwarna putih bersih. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (4/11/2025).
Kisah Asal Usul Hajar Aswad dan Penemuannya
Kisah asal usul Hajar Aswad dimulai ketika Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS sedang membangun Ka'bah atas perintah Allah SWT. Pada saat pembangunan Ka'bah hampir selesai, Nabi Ibrahim membutuhkan sebuah batu khusus untuk melengkapi bangunan suci tersebut.
Nabi Ibrahim kemudian meminta Nabi Ismail untuk mencari batu yang sesuai. Namun sebelum Nabi Ismail kembali, Malaikat Jibril datang membawa Hajar Aswad dari surga dan menyerahkannya kepada Nabi Ibrahim untuk ditempatkan di sudut Ka'bah.
Batu yang diturunkan dari surga ini awalnya berwarna putih bersih dan bercahaya. Keindahan dan cahaya yang terpancar dari Hajar Aswad menjadi bukti kesuciannya sebagai batu yang berasal dari surga.
Seiring berjalannya waktu, warna Hajar Aswad berubah menjadi hitam disebut karena dosa-dosa manusia yang menyentuhnya. Perubahan warna ini menjadi pengingat bagi umat Islam tentang pentingnya menjaga kesucian diri dan bertaubat dari segala dosa.
Peristiwa Peletakan Hajar Aswad oleh Rasulullah SAW
Ka'bah mengalami renovasi besar ketika Rasulullah SAW berusia 35 tahun, yakni 5 tahun sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Kaum Quraisy sepakat untuk merenovasi Ka'bah karena sering terjadi pencurian barang berharga yang tersimpan di dalamnya.
Banjir besar yang melanda Makkah hingga mencapai Baitul Haram membuat kaum Quraisy semakin khawatir Ka'bah akan runtuh. Kekhawatiran ini menguatkan keputusan mereka untuk segera melakukan renovasi bangunan suci tersebut.
Ketika pembangunan mencapai tahap peletakan Hajar Aswad, para pemuka suku Quraisy berselisih mengenai siapa yang berhak meletakkan batu suci tersebut. Setiap suku merasa berhak mendapatkan kehormatan tersebut, dan perselisihan ini hampir memicu konflik besar.
Atas kehendak Allah SWT, Rasulullah SAW yang saat itu dikenal sebagai Al-Amin (orang yang dapat dipercaya) terpilih untuk menyelesaikan perselisihan. Dengan kebijaksanaannya, beliau meminta selembar kain dan meletakkan Hajar Aswad di tengah kain tersebut, kemudian meminta para pemuka suku untuk memegang ujung-ujung kain tersebut bersama-sama.
Cara yang ditempuh Rasulullah ini berhasil menyelesaikan perselisihan dengan adil. Semua pemuka suku merasa dihormati karena ikut serta dalam proses peletakan Hajar Aswad, dan Rasulullah sendiri yang menempatkan batu tersebut ke posisi semula di Ka'bah.
Peristiwa Pencurian Hajar Aswad dalam Sejarah
Melansir dari buku Setan Pun Hafal Ayat Kursi oleh Aep Saepulloh Darusmanwiati (2008:218), pada tahun 317 Hijriah, Abu Thahir al-Qurmuthi, seorang kepala suku dari Jazirah Arab bagian timur datang menyerbu kota Makkah. Dengan mudah, mereka berhasil menguasai kota suci tersebut.
Kedatangan Abu Thahir al-Qurmuthi ini memiliki tujuan untuk membongkar Ka'bah dan mencuri Hajar Aswad. Meskipun usaha untuk membongkar Ka'bah tidak berhasil, namun Hajar Aswad berhasil dicuri dan dibawa pergi dari tempatnya.
Pencurian Hajar Aswad ini menjadi salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Islam. Umat Islam di seluruh dunia merasa kehilangan dan berduka atas hilangnya batu suci tersebut dari Ka'bah.
Sesuai informasi dari buku Setan Pun Hafal Ayat Kursi, baru setelah 22 tahun kemudian, Hajar Aswad berhasil dikembalikan ke tempat semula. Salah seorang khalifah Bani Abbasiyyah menebusnya dengan harga 50.000 dinar untuk mengembalikan batu suci tersebut ke Ka'bah.
Makna Spiritual Hajar Aswad bagi Umat Islam
Hajar Aswad memiliki makna spiritual yang sangat dalam bagi umat Islam di seluruh dunia. Batu ini bukan sekadar objek fisik, melainkan simbol kesucian dan ketaatan kepada Allah SWT yang telah mengakar dalam tradisi Islam sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Keberadaan Hajar Aswad mengajarkan umat Islam tentang pentingnya mengikuti jejak para nabi dan rasul. Setiap kali menyentuh atau mencium batu ini, jamaah diingatkan akan perjuangan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam membangun Ka'bah sebagai rumah Allah.
Bagi umat Islam, Hajar Aswad juga melambangkan persatuan dan kesatuan. Jutaan muslim dari berbagai negara, suku, dan bahasa berkumpul di Ka'bah dengan tujuan yang sama, yaitu beribadah kepada Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Adab Mencium dan Menyentuh Hajar Aswad
Mencium atau menyentuh Hajar Aswad merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Namun, terdapat adab dan tata cara yang harus diperhatikan agar ibadah ini dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengganggu jamaah lain.
Jamaah haji atau umrah dianjurkan untuk mencium Hajar Aswad jika kondisi memungkinkan dan tidak menimbulkan kerumunan yang membahayakan. Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, jamaah dapat menyentuh batu tersebut dengan tangan kemudian mencium tangan.
Apabila kondisi terlalu ramai sehingga sulit untuk menyentuh Hajar Aswad, jamaah cukup mengisyaratkan dengan tangan ke arah Hajar Aswad dari kejauhan. Cara ini tetap dianggap sah dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Hal paling penting dalam mencium atau menyentuh Hajar Aswad adalah niat dan keikhlasan dalam beribadah. Jamaah harus menghindari sikap memaksakan diri yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain, karena Islam sangat menjunjung tinggi keselamatan.
FAQ
1. Apa itu Hajar Aswad? Hajar Aswad adalah batu suci berwarna hitam yang terletak di sudut Ka'bah dan dipercaya berasal dari surga.
2. Siapa yang menemukan Hajar Aswad? Hajar Aswad ditemukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saat membangun Ka'bah.
3. Bagaimana Hajar Aswad sampai ke Ka'bah? Hajar Aswad diturunkan oleh Allah dari surga melalui Malaikat Jibril.
4. Kapan Hajar Aswad diletakkan kembali oleh Rasulullah? Rasulullah meletakkan kembali Hajar Aswad saat renovasi Ka'bah ketika beliau berusia 35 tahun.
5. Mengapa Hajar Aswad dianggap istimewa? Hajar Aswad dianggap istimewa karena dipercaya berasal dari surga dan memiliki nilai spiritual tinggi bagi umat Islam.
6. Apakah Hajar Aswad pernah dicuri? Ya, Hajar Aswad pernah dicuri oleh Abu Thahir al-Qurmuthi pada tahun 317 H.
7. Berapa lama Hajar Aswad dicuri sebelum dikembalikan? Hajar Aswad dicuri selama 22 tahun sebelum akhirnya berhasil ditebus dan dikembalikan.

                        6 hours ago
                                2
                    :strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572020/original/079789800_1694495488-haidan-IAwnp88Fz8Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4830372/original/038035000_1715592365-quran-being-held-hands-close-up.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401581/original/012152300_1762216664-ular_oiton.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401601/original/001087400_1762219862-Mengeluarkan_uang_dari_dompet.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3343034/original/050137400_1610018331-asian-muslim-woman-praying_8595-14770.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1316154/original/029416400_1471011949-IMG_20160812_080042.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939593/original/027085900_1725806729-Imam_an-Nawawi.jpg)





























