Liputan6.com, Jakarta - Doa Al-Ashr adalah berasal dari surat dalam Al-Qur'an Al-Ashr. Ayat surat Al-Ashr memberikan panduan tentang bagaimana manusia dapat meraih keberuntungan sejati di dunia dan akhirat.
Memahami dan mengamalkan isi dari doa Al-Ashr ini menjadi kunci untuk menghindari kerugian. Surat ini menekankan pentingnya waktu sebagai modal utama kehidupan, serta empat pilar utama yang harus dimiliki setiap individu dalam menjalani hidup.
Menurut Imam Syafi'i, seandainya umat Islam memikirkan kandungan surat Al-Ashr ini, niscaya petunjuk-petunjuknya akan mencukupi mereka. Ini menunjukkan kemampuan doa Al-Ashr dalam membimbing manusia.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (25/7/2025).
Doa Al-Ashr: Arab, Latin, dan Terjemahan
Surat Al-Ashr adalah surat ke-103 dalam Al-Qur'an, terdiri dari tiga ayat, dan termasuk golongan surat Makkiyah. Surat ini sering disebut sebagai ringkasan komprehensif ajaran Islam karena kedalamannya.
Berikut adalah bacaan lengkap Surat Al-Ashr dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya:
Ayat 1:
وَٱلْعَصْرِ
Wal-'aṣr
Artinya: Demi masa.
Ayat 2:
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
Innal-insāna lafī khusr
Artinya: Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Ayat 3:
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr
Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Bacaan ini menjadi fondasi penting untuk memahami seluruh kandungan dan pesan yang ingin disampaikan oleh Allah SWT kepada umat manusia.
Makna Surat Al-Ashr
Surat Al-Ashr, yang secara harfiah berarti "masa" atau "waktu", merupakan salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang mengandung makna sangat mendalam tentang hakikat kehidupan manusia. Pada ayat pertamanya, Allah SWT bersumpah dengan waktu, menunjukkan betapa pentingnya dimensi waktu dalam pandangan Islam.
Sumpah ini mengisyaratkan bahwa waktu adalah wadah bagi segala peristiwa, baik atau buruk, dan manusia bertanggung jawab penuh atas perbuatannya di dalamnya.
Ahmad Mustafa Al-Maraghi dalam Tafsir Al-Maraghi menjelaskan bahwa Allah bersumpah dengan masa karena masa itu mengandung banyak kejadian dan contoh yang menunjukkan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya.
Beliau menegaskan bahwa jika seseorang tertimpa musibah, hal itu semata-mata karena perbuatannya sendiri, dan masa (zaman) tidak ikut bertanggung jawab.
Makna utama surat ini adalah penegasan bahwa seluruh manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang memenuhi empat kriteria fundamental. Kerugian yang dimaksud bisa bersifat mutlak, yaitu kerugian di dunia dan akhirat, atau kerugian dari satu sisi saja. Surat ini berfungsi sebagai pengingat bahwa tanpa iman dan amal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, manusia akan kehilangan modal utamanya, yaitu waktu.
Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya) Surat Al-Ashr
Asbabun nuzul atau sebab turunnya Surat Al-Ashr berkaitan erat dengan kebiasaan masyarakat Arab pada masa itu. Apabila hari telah sore, mereka sering duduk bercakap-cakap membicarakan soal-soal kehidupan dan cerita-cerita lain yang berkenaan dengan urusan sehari-hari.
Dalam kitab Tafsir Al-Azhar Juzu’ XXVIII, Hamka menjelaskan bahwa karena banyak percakapan yang melantur, seringkali terjadi pertengkaran dan perselisihan yang menimbulkan permusuhan. Sebagian dari mereka bahkan mengutuk waktu Ashar, menganggapnya sebagai waktu yang celaka atau naas, di mana banyak bahaya terjadi.
Oleh karena itu, Allah SWT menurunkan Surat Al-Ashr sebagai teguran dan penjelasan bahwa kerugian manusia bukan disebabkan oleh waktu, melainkan oleh perbuatan mereka sendiri yang menyia-nyiakan waktu.
Surat ini datang untuk meluruskan pemahaman mereka tentang pentingnya memanfaatkan setiap detik waktu untuk hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan tuntunan agama.
Kandungan Utama Surat Al-Ashr: Empat Pilar Keberuntungan
Surat Al-Ashr secara tegas menyatakan bahwa manusia berada dalam kerugian, kecuali empat golongan yang disebutkan dalam ayat ketiga. Keempat pilar ini merupakan syarat mutlak untuk meraih keberuntungan dan terhindar dari kerugian, baik di dunia maupun di akhirat. Pemahaman dan pengamalan pilar-pilar ini sangat fundamental bagi setiap Muslim.
1. Beriman:
Manusia harus percaya dan taat kepada Allah Ta'ala dalam segala perkara, serta mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Iman mencakup keyakinan hati, pengucapan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. Keimanan yang sempurna akan tercermin dalam perilaku sehari-hari, seperti menegakkan syariat dan berakhlak mulia.
Akhmadiyah Saputra & Balqis dalam "PENAFSIRAN SURAT AL-‘ASHR DALAM TAFSÎR AL-MARÂĠI" menjelaskan bahwa iman yang benar akan mendorong seseorang untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segalanya.
2. Beramal Saleh:
Amal saleh adalah perbuatan baik yang dianjurkan dalam Islam, mencakup amal jariyah dan amal ibadah, serta segala perbuatan yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Syarat amal saleh adalah beriman kepada Allah, menjalankan perintah sesuai Al-Qur'an dan Sunnah, serta ikhlas tanpa riya. Amal saleh memiliki kedudukan mulia dan merupakan sebab masuk surga setelah rahmat Allah, sebagaimana diuraikan oleh Akhmadiyah Saputra & Balqis.
3. Saling Menasihati dalam Kebenaran (Tawashau bil Haqq):
Ini berarti saling berwasiat untuk menjaga tauhid, menjauhi kesyirikan dan dosa besar, serta menjaga kewajiban dan ketaatan kepada Allah. Pentingnya dakwah atau menyeru kepada Allah juga ditekankan, di mana dakwah harus dibangun di atas ilmu dan bukan kebodohan. Akhmadiyah Saputra & Balqis menegaskan bahwa hal ini juga mencakup saling berwasiat untuk menjauhi segala maksiat dan perbuatan yang dilarang Allah.
4. Saling Menasihati dalam Kesabaran (Tawashau bis Sabr):
Hakikat sabar terletak di dalam hati, yaitu ketegaran hati dalam menghadapi goncangan, musibah, atau cobaan. Ada tiga bentuk sabar:
- sabar dalam ketaatan,
- sabar dalam menjauhi maksiat, dan
- sabar dalam menghadapi musibah.
Kesabaran memiliki kedudukan agung dalam agama dan merupakan bagian dari keimanan, membawa keberuntungan dunia akhirat, ampunan, dan jalan menuju surga, seperti yang dijelaskan oleh Akhmadiyah Saputra & Balqis.
Penafsiran Ulama Terkemuka tentang Surat Al-Ashr
Para ulama tafsir terkemuka telah memberikan penafsiran mendalam mengenai Surat Al-Ashr, meskipun surat ini tergolong pendek. Mereka sepakat bahwa inti kandungan surat ini adalah tentang pentingnya waktu dan bagaimana manusia harus memanfaatkannya agar tidak tergolong orang yang merugi.
1. Ahmad Mustafa Al-Maraghi:
Dalam tafsirnya, Tafsir Al-Maraghi, beliau menjelaskan bahwa Allah bersumpah dengan masa karena masa mengandung banyak kejadian dan contoh yang menunjukkan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya.
Manusia merugi karena perbuatannya sendiri, bukan karena masa atau tempat. Al-Maraghi menekankan bahwa orang yang beriman dan beramal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, akan terhindar dari kerugian, sebagaimana diulas oleh Akhmadiyah Saputra & Balqis dalam "PENAFSIRAN SURAT AL-‘ASHR DALAM TAFSÎR AL-MARÂĠI".
2. Ibnu Katsir:
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa Surat Al-Ashr sangat populer di kalangan sahabat Nabi, yang sering membacanya saat mengakhiri pertemuan. Beliau juga mengutip pandangan bahwa meskipun pendek, surat ini menghimpun hampir seluruh isi Al-Qur'an. Menurut Ibnu Katsir, manusia berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.
3. M. Quraish Shihab:
Dalam Tafsir Al-Mishbah, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Surat Al-Ashr memperingatkan tentang pentingnya waktu dan bagaimana seharusnya waktu itu diisi. Beliau sepakat dengan ulama lain bahwa "Al-Ashr" berarti waktu secara umum.
Quraish Shihab menekankan bahwa waktu adalah modal utama manusia; jika tidak diisi dengan kegiatan positif, ia akan berlalu begitu saja dan menyebabkan kerugian. Hal ini juga diungkapkan dalam penelitian Akhmadiyah Saputra & Balqis.
Keutamaan dan Pelajaran dari Surat Al-Ashr
Surat Al-Ashr, meskipun singkat, mengandung pesan yang sangat mendalam dan memiliki keutamaan besar bagi umat Muslim. Surat ini berfungsi sebagai teguran dan pengingat akan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik, serta menjadi peta jalan menuju keberuntungan sejati.
Surat ini dapat mengingatkan orang yang beriman untuk memperbanyak amal shalih dan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat. Ini menegaskan bahwa waktu amat berarti dalam hidup, dan pemanfaatannya menentukan keberuntungan atau kerugian seseorang.
- Pentingnya Waktu: Surat ini menegaskan bahwa waktu adalah modal utama kehidupan. Manusia harus memanfaatkan setiap detik untuk kebaikan agar tidak termasuk golongan yang merugi.
- Kewajiban Beriman dan Beramal Saleh: Iman tanpa amal tidak akan berguna. Surat ini mendorong setiap Muslim untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan melakukan perbuatan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
- Saling Menasihati: Umat Muslim diwajibkan untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Ini menunjukkan pentingnya dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar dalam menjaga masyarakat dari kerugian.
- Nilai Kesabaran: Kesabaran adalah kunci dalam menghadapi segala cobaan dan tantangan hidup. Dengan sabar, seseorang dapat tetap teguh dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
- Jalan Menuju Keberuntungan: Surat ini memberikan peta jalan yang jelas bagi manusia untuk meraih keberuntungan sejati, yaitu dengan mengamalkan keempat pilar yang disebutkan.
Nilai Pendidikan Karakter dalam Surat Al-Ashr
Surat Al-Ashr mengisyaratkan beberapa nilai pendidikan karakter yang sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini menjadi fondasi bagi pembentukan individu yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat, serta membentuk pribadi yang tangguh dan berakhlak mulia.
1. Disiplin Waktu:
Surat Al-Ashr menempatkan pengelolaan waktu sebagai hal yang sangat fundamental. Waktu adalah aset termahal yang dimiliki manusia, yang cepat berlalu dan tidak dapat kembali.
Disiplin waktu berarti mengalokasikan pekerjaan sesuai prioritas dan menghindari penundaan, sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif, seperti yang diuraikan oleh Akhmadiyah Saputra & Balqis dalam "PENAFSIRAN SURAT AL-‘ASHR DALAM TAFSÎR AL-MARÂĠI".
2. Beramal Saleh:
Amal saleh adalah perbuatan baik yang mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta merupakan cerminan dari iman. Pendidikan karakter mendorong pembentukan akhlak mulia melalui amal saleh, mempersiapkan individu untuk kehidupan dunia dan akhirat, serta menumbuhkan minat pada ilmu pengetahuan. Akhmadiyah Saputra & Balqis menjelaskan bahwa amal saleh merupakan buah dari iman yang sejati.
3. Saling Menasihati:
Nasihat yang disampaikan dengan ikhlas dapat memberikan pengaruh besar dalam mendorong seseorang untuk melaksanakan kebaikan. Nilai ini menekankan pentingnya komunikasi yang konstruktif dan kepedulian terhadap sesama dalam menjaga kebenaran dan mencegah kemungkaran.
Akhmadiyah Saputra & Balqis menyatakan bahwa nasihat yang tulus akan menjadi bagian dari takwa dan cara mengingat kebenaran.
4. Prinsip Sabar:
Sabar adalah sikap terpuji yang berguna untuk mengendalikan emosi dan menghadapi cobaan. Ini adalah benteng yang tangguh dalam menghadapi kesulitan, bukan berarti menyerah, melainkan tetap berusaha keras. Sabar merupakan bagian dari iman dan memiliki kedudukan agung dalam Islam, membawa banyak keberuntungan di dunia dan akhirat, seperti yang dijelaskan oleh Akhmadiyah Saputra & Balqis.
Daftar Sumber
- Akhmadiyah Saputra & Balqis. 2023. "PENAFSIRAN SURAT AL-‘ASHR DALAM TAFSÎR AL-MARÂĠI". Jurnal Pendidikan Tambusai. Volume 7, Nomor 3.
- Hamka. 1985. Tafsir Al-Azhar Juzu’ XXVIII. Pustaka Panjimas.
FAQ
1. Apa itu Surat Al-Ashr?
Surat Al-Ashr adalah surat ke-103 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari tiga ayat dan termasuk surat Makkiyah.
2. Apa makna utama dari doa Al-Ashr?
Maknanya adalah peringatan bahwa semua manusia dalam kerugian kecuali yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan kesabaran.
3. Mengapa Allah bersumpah dengan waktu dalam ayat pertama?
Karena waktu sangat penting sebagai modal utama kehidupan dan tempat berlangsungnya seluruh amal manusia.
4. Apa saja empat pilar utama yang disebut dalam ayat ketiga?
Iman, amal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.
5. Apa pelajaran penting dari Surat Al-Ashr?
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin, memperkuat iman, dan membangun solidaritas melalui nasihat yang benar dan sabar.
6. Bagaimana pandangan ulama tentang Surat Al-Ashr?
Para ulama seperti Imam Syafi'i, Ibnu Katsir, dan Quraish Shihab menyebutnya sebagai ringkasan ajaran Islam yang sangat padat dan mendalam.
7. Apa keutamaan membaca dan mengamalkan Surat Al-Ashr?
Mengingatkan untuk tidak menyia-nyiakan waktu, memperbanyak amal kebaikan, dan menjauhi kerugian di dunia dan akhirat.