Liputan6.com, Jakarta - Doa bahasa Jawa untuk keselamatan merupakan bagian integral dari tradisi spiritual masyarakat Jawa yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal yang mendalam dalam memohon perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kehidupan modern, doa bahasa Jawa untuk keselamatan tetap relevan sebagai bentuk ekspresi spiritualitas yang autentik.
Melansir dari jurnal Lektur Keagamaan yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, naskah Donga Slamet koleksi Museum Dewantara Kirti Griya menunjukkan tradisi doa keselamatan dalam bahasa Jawa telah mengalami transformasi dan adaptasi dengan nilai-nilai Islam, di mana mantra-mantra tradisional diganti dengan doa-doa berbahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (29/7/2025).
Bacaan Doa Rebo Wekasan dan Doa Keselamatan Lainnya
Doa Rebo Wekasan merupakan salah satu doa bahasa Jawa untuk keselamatan yang paling populer di masyarakat. Doa ini dibaca khusus pada hari Rabu terakhir di bulan Safar yang dipercaya sebagai hari turunnya berbagai bencana. Berikut adalah bacaan lengkap doa Rebo Wekasan:
Arab: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Latin: Bismillahirrahmanirrahim wa shallallahu 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi wa sallam. Allahumma ya shadidal quwa wa ya shadidal mihal ya 'azizu zallat li'izzatika jami'u khalqik ikfini min jami'i khalqik ya muhsin ya mujammil ya mutafadhdhil ya mun'im ya mukrim ya man la ilaha illa anta irhamni birahmatika ya arhamar rahimin.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuat, Ya Allah Yang Maha Mulia, semua makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu. Cukupkanlah aku dari semua makhluk-Mu. Wahai Dzat Yang Maha Berbuat Baik, Yang Maha Indah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pemberi Nikmat, Yang Maha Memuliakan, Yang tiada Tuhan selain Engkau, rahmatilah aku dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih."
Selain doa Rebo Wekasan, terdapat beberapa doa keselamatan dunia akhirat lainnya yang sering digunakan dalam tradisi Jawa. Doa keselamatan versi panjang berbunyi:
Arab: اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلَامَةً فِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةَ قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ
Latin: Allahumma inna nas-aluka salamatan fid dini wa 'afiyatan fil jasadi wa ziyadatan fil 'ilmi wa barakatan fir rizqi wa taubatan qablal mauti wa rahmatan 'indal mauti wa maghfiratan ba'dal mauti.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam agama, kesehatan dalam badan, bertambahnya ilmu, keberkahan dalam rezeki, taubat sebelum mati, rahmat di saat mati, dan ampunan setelah mati."
Makna Doa Bahasa Jawa untuk Keselamatan
Doa bahasa Jawa untuk keselamatan memiliki konsep dasar yang berakar pada filosofi hidup masyarakat Jawa tentang konsep "slamet" atau keselamatan. Dalam pandangan hidup Jawa, slamet merupakan kondisi ideal dimana segala sesuatu berjalan sesuai dengan alur yang ditetapkan tanpa ada kemalangan yang menimpa. Konsep ini mencakup keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta.
Doa-doa keselamatan dalam bahasa Jawa biasanya diucapkan dalam berbagai momen penting kehidupan, mulai dari kelahiran, pernikahan, memulai usaha, hingga menghadapi berbagai tantangan hidup. Struktur doa ini umumnya menggunakan bahasa Jawa krama atau ngoko yang disesuaikan dengan konteks dan tujuan doa tersebut.
Kekhasan doa bahasa Jawa terletak pada penggunaan kata-kata yang penuh makna filosofis dan spiritual.
Melansir dari penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Islamic Studies, tradisi doa keselamatan dalam masyarakat Jawa merupakan hasil dari proses akulturasi budaya yang panjang antara nilai-nilai Islam dengan tradisi lokal Jawa. Proses ini menghasilkan bentuk spiritualitas yang unik dan khas, dimana doa-doa tidak hanya berfungsi sebagai permohonan, tetapi juga sebagai sarana introspeksi dan penguatan karakter.
Doa bahasa Jawa untuk keselamatan telah mengalami islamisasi dimana elemen-elemen yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dihilangkan atau diganti. Para wali dan ulama terdahulu berperan penting dalam proses transformasi ini, sehingga terciptalah bentuk doa yang memadukan kearifan lokal dengan nilai-nilai Islam yang universal.
Perkembangan Doa Keselamatan dalam Tradisi Jawa
Perkembangan doa bahasa Jawa untuk keselamatan tidak dapat dipisahkan dari sejarah masuknya Islam ke tanah Jawa. Proses islamisasi yang dilakukan oleh para wali dan ulama terdahulu melibatkan strategi akulturasi budaya yang sangat bijaksana. Mereka tidak serta-merta menghilangkan tradisi lokal, melainkan melakukan adaptasi dan transformasi sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pada masa awal penyebaran Islam di Jawa, masyarakat masih kental dengan tradisi Hindu-Buddha yang telah mengakar selama berabad-abad. Tradisi slametan atau kenduri yang melibatkan sesaji dan mantra-mantra kepada dewa-dewi merupakan bagian integral dari kehidupan spiritual masyarakat. Para wali kemudian melakukan islamisasi terhadap tradisi ini dengan mengganti mantra-mantra tersebut dengan doa-doa berbahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa.
Melansir dari naskah Donga Slamet yang tersimpan di Museum Dewantara Kirti Griya, proses transformasi ini melibatkan tiga aspek utama:
- penggantian mantra dengan doa berbahasa Arab berdasarkan ijmak ulama,
- penggantian sesaji dengan makanan untuk sedekah berdasarkan qiyas, dan
- penggantian sebutan dewa-dewi dengan kalimat syahadat berdasarkan ijmak ulama.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa doa-doa keselamatan dalam bahasa Jawa mulai ditulis dalam berbagai naskah dan kitab. Hal ini menunjukkan adanya upaya formalisasi dan standarisasi dalam tradisi doa keselamatan. Naskah-naskah tersebut tidak hanya memuat teks doa, tetapi juga penjelasan makna dan tata cara pelaksanaannya, sehingga dapat dipahami dan diamalkan oleh masyarakat luas.
Makna Filosofis dan Spiritual dalam Doa Bahasa Jawa
Doa bahasa Jawa untuk keselamatan memiliki dimensi makna yang sangat mendalam, tidak hanya dari segi linguistik tetapi juga filosofis dan spiritual. Setiap kata dan kalimat dalam doa tersebut mengandung nilai-nilai luhur yang mencerminkan pandangan hidup masyarakat Jawa tentang hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta.
Konsep "slamet" dalam filosofi Jawa tidak hanya bermakna selamat dalam arti fisik, tetapi juga keseimbangan dan keharmonisan dalam semua aspek kehidupan. Ini mencakup keselamatan rohani, jasmani, sosial, dan spiritual. Doa-doa keselamatan berfungsi sebagai sarana untuk mencapai kondisi ideal ini melalui permohonan perlindungan dan bimbingan dari Yang Maha Kuasa.
Struktur doa bahasa Jawa biasanya mengikuti pola tertentu yang mencerminkan tata krama dan unggah-ungguh bahasa Jawa. Penggunaan bahasa krama inggil menunjukkan sikap hormat dan rendah hati di hadapan Tuhan. Sementara itu, pilihan kata-kata yang digunakan sering kali memiliki makna simbolis yang merujuk pada nilai-nilai kebijaksanaan Jawa.
Dikutip dari penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal SMaRT Studi Masyarakat, Agama, dan Tradisi, doa-doa keselamatan dalam tradisi Jawa juga mengandung ajaran tentang empat tingkatan spiritual:
- sarengat (syariat),
- tarekat,
- hakekat, dan
- makrifat.
Keempat tingkatan ini mencerminkan perjalanan spiritual manusia dalam mencapai kedekatan dengan Tuhan, dimana doa menjadi salah satu sarana penting dalam perjalanan tersebut.
Peran Doa Keselamatan dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Jawa
Doa bahasa Jawa untuk keselamatan memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana spiritual individual, tetapi juga sebagai media untuk memperkuat ikatan sosial dan solidaritas komunitas. Melalui ritual slametan dan pembacaan doa bersama, masyarakat dapat mempererat hubungan antarwarga dan menjaga keharmonisan sosial.
Dalam berbagai momen penting kehidupan masyarakat, seperti hajatan pernikahan, syukuran kelahiran, atau memulai usaha baru, doa keselamatan menjadi bagian integral dari prosesi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa spiritualitas dalam masyarakat Jawa tidak bersifat individualistik, melainkan komunal dan kolektif. Setiap individu merasa memiliki tanggung jawab untuk mendoakan keselamatan dan kebaikan bagi sesama.
Di era modern, peran doa keselamatan juga mengalami evolusi seiring dengan perubahan struktur sosial masyarakat. Meskipun bentuk dan cara pelaksanaannya mungkin mengalami modifikasi, esensi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap dipertahankan. Banyak komunitas Jawa di daerah urban yang masih mempertahankan tradisi ini sebagai cara untuk tetap terhubung dengan akar budaya mereka.
Mengutip dari penelitian yang dimuat dalam Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies, ritual slametan dan doa keselamatan juga berfungsi sebagai mekanisme penyelesaian konflik sosial dan pemeliharaan stabilitas komunitas. Melalui pertemuan dan doa bersama, berbagai permasalahan sosial dapat didiskusikan dan diselesaikan dengan pendekatan yang bijaksana dan penuh kearifan.
Daftar Sumber
Kiptiyah, Siti Mariatul. "Naskah Donga Slamet dan Reformisme Orang Jawa." Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 29-57.
Khusen, Moh. "Contending Identity In The Islamic Ritual: The Slametan among Surinamese Javanese Muslims in The Netherlands." Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies, Vol. 43, No. 2, 2005.
Masfiah, Umi. "Ajaran Sarengat, Tarekat, Hakekat, Dan Makrifat Dalam Naskah Serat Jasmaningrat." SMaRT Studi Masyarakat, Agama, Dan Tradisi, Vol. 02, No. 01, 2016.
Hakam, Ahmad. "Communal Feast Slametan: Belief System, Ritual, and the Ideal of Javanese Society." Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, Vol. 1, No. 1, 2017.
Tim Penyusun Pusat Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
Rosyidi, Abdul Wahab. "Doa Dalam Tradisi Islam Jawa." El-Harakah, Vol. 14, No. 1, 2012.
Woodward, Mark R. "The 'Slametan': Textual Knowledge and Ritual Performance in Central Javanese Islam." History of Religion, Vol. 28, No. 1, 1988.
FAQ
1. Apakah doa bahasa Jawa untuk keselamatan sesuai dengan ajaran Islam?
Doa bahasa Jawa untuk keselamatan yang telah mengalami proses islamisasi pada dasarnya sesuai dengan ajaran Islam. Para wali dan ulama terdahulu telah melakukan adaptasi dengan mengganti mantra-mantra tradisional dengan doa-doa berbahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa. Namun, penting untuk memastikan bahwa isi dan makna doa tersebut tidak bertentangan dengan aqidah Islam dan tetap mengutamakan tauhid kepada Allah SWT.
2. Kapan waktu yang tepat untuk membaca doa keselamatan dalam bahasa Jawa?
Doa keselamatan dapat dibaca kapan saja, namun terdapat waktu-waktu khusus yang dianggap mustajab seperti setelah shalat, pada hari Jumat, bulan Ramadhan, atau dalam momen-momen khusus seperti Rebo Wekasan. Selain itu, doa ini juga sering dibaca dalam berbagai hajatan dan acara slametan seperti pernikahan, kelahiran, syukuran, atau memulai usaha baru.
3. Apakah non-Muslim boleh mengikuti ritual doa keselamatan Jawa?
Dari perspektif budaya, ritual slametan dan doa keselamatan Jawa merupakan tradisi yang inklusif dan dapat diikuti oleh siapa saja. Namun, bagi non-Muslim yang ingin berpartisipasi, sebaiknya memahami bahwa doa-doa yang dibaca mengandung unsur-unsur keislaman. Partisipasi dapat dilakukan dengan sikap menghormati tradisi tanpa harus mengikuti bacaan doa yang bersifat religius.
4. Bagaimana cara mempelajari doa bahasa Jawa untuk keselamatan?
Untuk mempelajari doa bahasa Jawa, dapat dilakukan melalui beberapa cara: berguru kepada sesepuh atau tokoh masyarakat yang memahami tradisi ini, mengikuti pengajian atau kursus bahasa Jawa, membaca buku-buku dan naskah-naskah klasik, atau memanfaatkan media digital seperti aplikasi dan website yang menyediakan koleksi doa-doa tradisional Jawa lengkap dengan terjemahan dan penjelasannya.
5. Apakah ada perbedaan doa keselamatan antara berbagai daerah di Jawa?
Ya, terdapat variasi doa keselamatan antara berbagai daerah di Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Perbedaan ini terletak pada dialek bahasa, struktur kalimat, dan beberapa konten doa yang disesuaikan dengan tradisi lokal masing-masing daerah. Namun, esensi dan tujuan dari doa-doa tersebut pada dasarnya sama, yaitu memohon keselamatan dan perlindungan dari Yang Maha Kuasa.
6. Apakah doa keselamatan Jawa harus dibaca dalam bahasa Jawa atau boleh diterjemahkan?
Doa keselamatan dapat dibaca dalam bahasa Jawa untuk mempertahankan keaslian dan kekhasannya, namun tidak ada larangan untuk membaca terjemahannya dalam bahasa Indonesia atau bahasa lain. Yang terpenting adalah niat dan kekhusyukan dalam berdoa. Bagi yang tidak memahami bahasa Jawa, disarankan untuk mempelajari artinya terlebih dahulu agar dapat menghayati makna doa yang dibaca.
7. Bagaimana posisi doa keselamatan Jawa dalam konteks pluralisme agama di Indonesia?
Doa keselamatan Jawa merupakan contoh bagaimana pluralisme dan toleransi dapat terwujud dalam tradisi budaya Indonesia. Meskipun telah mengalami islamisasi, tradisi ini tetap menghargai keberagaman dan dapat menjadi sarana untuk mempererat persatuan antarumat beragama. Hal ini menunjukkan kearifan lokal Indonesia dalam mengelola keberagaman dan menciptakan harmoni sosial melalui tradisi budaya yang inklusif.

3 months ago
29
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572020/original/079789800_1694495488-haidan-IAwnp88Fz8Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3447311/original/080504600_1620103638-hajar-aswad.jpg)

























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)