Doa Berbuka Puasa Ayyamul Bidh Arab Latin Arti, Penyempurna Ibadah

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Doa berbuka puasa Ayyamul Bidh menjadi salah satu amalan yang dianjurkan mengingat potensi terkabulnya doa orang berpuasa hingga waktu berbuka. Dalam hadis Nabi SAW disebutkan ada tiga orang yang tak tertolak doanya, dan salah satunya adalah orang berpuasa hingga dia berbuka.

“Tiga golongan yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Baihaqi).

Imam al-Munawi dalam Faidh al-Qadir menjelaskan, doa orang yang berpuasa mustajab karena ia sedang dalam keadaan penuh ketaatan, menahan hawa nafsu, dan merendahkan diri di hadapan Allah. Saat itu, hati bersih dari kesombongan dan maksiat, sehingga lebih mudah diterima doanya.

Oleh sebab itu, penting bagi seorang muslim untuk mengetahui doa berbuka puasa Ayyamul Bidh dan waktu tepat membacanya. Mari simak ulasannya.

Merujuk Jurnal Media Ilmu berjudul Kaji Ulang: Puasa Wajib dan Puasa Sunnah oleh Vini Wela Septiana, dkk puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriah. Puasa ini mengandung nilai yang luar biasa, seolah-olah seseorang sedang berpuasa sepanjang tahun.

Adapun bacaan doa berbuka puasa Ayyamul Bidh secara umum sama dengan doa buka puasa pada umumnya. Umat Islam diberi keleluasaan berdoa sesuai dengan hajatnya. Namun begitu, doa terbaik adalah doa ma'tsur atau doa yang diajarkan Nabi SAW.

Berikut ini adalah bacaan doa berbuka puasa Ayyamul Bidh:

1. Doa Buka Puasa Riwayat Abdullah bin Umar RA

Merujuk Kitab Fathul Mu'in karya Ahmad Zainuddin Alfannani dan Hasyiyah Iqna karya Sulaiman Bujairimi berikut ini adalah bacaan doa buka puasa, termasuk puasa Ayyamul Bidh yang dibaca Rasulullah SAW.

Berikut ini adalah bacaan doa buka puasa seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Umar RA.

ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Latin: Dhahaba zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru in syaa Allah

Artinya: Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.

Doa buka puasa Rasulullah ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Artinya: Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam apabila telah berbuka puasa, beliau berdoa: “Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.” Hadits Hasan, [HR. Abu Daud no. 2357].

2. Doa Buka Puasa Riwayat Muadz bin Zuhrah RA

Ada pula doa buka puasa yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Zuhrah. Berikut bacaannya:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Latin: Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu

Artinya: Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.

Doa ini diriwayatkan dari Nabi ﷺ melalui beberapa jalur, di antaranya:

Hadis dari Mu‘adz bin Zuhrah, disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

“Adalah Nabi ﷺ apabila berbuka beliau membaca: ‘Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu.’” (HR. Abu Dawud, no. 2358).

Namun, hadis ini dinilai mursal (terputus sanadnya) karena Mu‘adz bin Zuhrah tidak mendengar langsung dari Nabi.

Imam Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud mencantumkan hadis ini tanpa menyatakan kesahihannya, dan sebagian ulama menilai sanadnya lemah (dhaif). Namun, Imam an-Nawawi dalam al-Adzkâr menyatakan hadis ini meskipun mursal, telah diamalkan oleh banyak ulama salaf dan khalaf (generasi awal dan setelahnya).

"Maka doa ini boleh diamalkan karena isinya baik dan tidak bertentangan dengan dalil sahih.” demikian tulis Imam Nawawi di Kitab Al-Adzkar.

3. Doa Buka Puasa Populer di Indonesia (Gabungan)

Doa berbuka puasa paling banyak diamalkan di Indonesia adalah gabungan dari dua doa di atas. Berikut ini lafal doanya:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Latin: Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta‘âlâ

Artinya: Ya Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaallah.

Dalam Kitab Fathul Muin dijelaskan, "Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka “Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika aftharthu” dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: “Dzahabadh dhamâ’u wabtalatl-‘urûqu wa tsabata-l-ajru insyâ-a-Llâh,” (Fath al-Mu’in, juz 2, hal. 279).

Bahwa ketentuan doa berbuka puasa yang baik adalah membaca doa sesuai dengan lafal doa dalam hadis riwayat sahabat Mu’adz bin Zuhrah di atas. Sedangkan lafal doa dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar ditambahkan ketika seseorang berbuka dengan menggunakan air. 

Namun demikian, nyaris tak ada orang berbuka puasa hanya berupa makanan tanpa minuman, kecuali sangat terdesak. Sehingga, bacaan yang sering kita dapati adalah penggabungan doa dari hadis tersebut.

4. Doa Buka Puasa Syekh Bujairimi

Dalam Hasyiyah Iqna, Syekh Sulaiman Bujairimi memaparkan doa berbuka puasa. Berikut ini bacaanya:

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Latin: Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika 'alaika tawakkalatu, dzahabadzh dzhama-u wabtalatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu.

Artinya: Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.

Waktu Tepat Membaca Doa Buka Puasa

Umumnya, masyarakat membaca doa berbuka puasa tersebut saat akan berbuka puasa, persis setelah masuk Maghrib, sebelum minum atau menyantap makanan. Padahal, melihat redaksi, maka doa tersebut lebih tepat saat dan setelah berbuka puasa.

Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin menjelaskan, pijakan dalil penempatan membaca doa berbuka dilakukan setelah selesai berbuka puasa adalah dengan memandang makna yang terkandung dalam doa berbuka tersebut, khususnya pada doa berbuka yang tercantum dalam hadis riwayat Abdullah bin Umar di atas yang hanya pantas (al-munasib) diucapkan sesudah selesai berbuka puasa.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa meskipun dengan membaca doa di atas sebelum berbuka puasa, telah mendapatkan kesunnahan (husul ashli as-sunnah), tapi tetap yang paling utama adalah membacanya tatkala selesai berbuka.

Pendapat ini juga senada dengan Syekh Said bin Muhammad Ba’ali, yang dituliskannya di Kitab Busyra al-Karim:

“Disunnahkan bagi orang ketika hendak berbuka—tapi yang lebih utama setelah berbuka—membaca doa “Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika aftharthu,”.

Begitu pula dalam Kitab Nihayatuzzain, Imam Nawawi Al Bantani menjelaskan, kesunnahan puasa yang ketiga, doa dari Nabi SAW yang diucapkan setelah berbuka puasa.

Berdasar pandangan dua ulama ini, maka membaca doa berbuka puasa sebaiknya dilakukan setelah selesai berbuka, hal ini dimaksudkan agar kita memperoleh kesunnahan yang sempurna (kamal as-sunnah) dalam membaca doa. Namun begitu, membaca doa berbuka puasa di awal buka puasa juga tidak masalah.

Hikmah Membaca Doa Berbuka Puasa Ayyamul Bidh

Salah satu bentuk penyempurnaan puasa Ayyamul Bidh dan puasa umumnya adalah dengan membaca doa berbuka puasa, sebagaimana diajarkan dalam berbagai riwayat. Membaca doa saat berbuka bukan sekadar rutinitas, tetapi memiliki banyak hikmah dan nilai spiritual yang dalam.

1. Menguatkan Tauhid dan Keikhlasan

Saat seseorang menahan lapar dan dahaga karena Allah, doa berbuka menjadi tanda penegasan tauhid, bahwa niat puasanya murni karena perintah Allah, bukan sekadar kebiasaan atau tujuan duniawi. Hikmahnya yakni mengokohkan hati dalam keikhlasan, sehingga pahala puasanya tidak berkurang oleh riya atau kesombongan.

2. Wujud Syukur atas Nikmat Rezeki dan Kesehatan

Saat seseorang berbuka puasa, ia menyadari bahwa setiap suapan dan tegukan adalah karunia Allah SWT. Dalam Ayyamul Bidh, yang identik dengan malam-malam terang dan indah, doa berbuka menjadi ungkapan syukur atas nikmat yang Allah limpahkan berupa kehidupan, makanan, dan kekuatan untuk beribadah.

3. Momen Diterimanya Doa (Waktu Mustajab)

Rasulullah saw bersabda: “Tiga golongan yang tidak tertolak doanya: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang terzalimi.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

4. Menyempurnakan Ibadah Puasa Sunnah

Ayyamul Bidh termasuk puasa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Maka, membaca doa berbuka di akhir ibadah ini menjadi tanda penyempurna amalan sunnah, sebagaimana penutup dalam ibadah-ibadah lain seperti zikir setelah shalat. Doa menjadi bentuk peneguhan hati dan kesadaran spiritual bahwa seluruh ibadah telah dilakukan karena Allah.

Puasa melemahkan jasmani, namun menguatkan rohani. Saat berbuka, membaca doa menjadi pengingat bahwa manusia sepenuhnya bergantung pada rahmat Allah untuk hidup, makan, dan bernapas. Ini menumbuhkan tawadhu‘ (kerendahan hati) serta kesadaran bahwa manusia tidak memiliki daya tanpa izin-Nya.

6. Menyucikan Hati dan Meningkatkan Ketakwaan

Ayyamul Bidh dikenal sebagai hari-hari putih , lambang kesucian. Membaca doa berbuka di hari-hari ini menguatkan makna spiritual bahwa puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga menyucikan jiwa dari dosa dan kelalaian. Doa menjadi cermin kebersihan hati yang telah ditempa oleh lapar, sabar, dan dzikir.

People Also Ask:

Apa bacaan buka puasa Ayyamul Bidh?

Arab-latin: Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah. Artinya: "Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah."

Arab-latin: Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu. Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah.

Doa apa yang harus dibaca saat berbuka puasa?

Beberapa ulama menganggap hadits ini gharib atau hanya memiliki satu jalur periwayatan. Berikut bacan doa buka puasa. Dzahabadh zhoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.

Apa keutamaan dari puasa Ayyamul Bidh?

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa Ayyamul Bidh dapat menghapus dosa-dosa kecil yang kita lakukan selama sebulan. Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang berpuasa sunnah, termasuk puasa Ayyamul Bidh, akan diangkat derajatnya seratus derajat oleh Allah SWT.

Apa boleh puasa Ayyamul Bidh 1 hari saja?

Ya, boleh puasa Ayyamul Bidh hanya satu hari, karena hukumnya adalah sunnah yang tidak diwajibkan. Para ulama sepakat memperbolehkan hanya berpuasa satu atau dua hari jika ada halangan (uzur) untuk menyempurnakan tiga hari. Meskipun demikian, lebih utama jika dilakukan penuh tiga hari.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |