Liputan6.com, Jakarta - Dalam lembaran sejarah Islam, nama Mus‘ab bin Umair Al-Abdari tidak hanya dikenang sebagai sahabat Nabi. Ia adalah pelopor diplomasi Islam, guru yang sabar, dan arsitek di balik tersemainya benih Islam di tanah Yastrib.
Kisah Mus'ab bin Umair duta Islam banyak diulas para ulama, sejarawan dan pelajar. Salah satunya adalah Asriyanto Eko Saputra, yang mengajak kita menyusuri jejak seorang pemuda yang mengubah wajah Yatsrib yang semula 'terbelakang' jika dibanding Makkah, menjadi kota sentrum perkembangan Islam dan pusat perabadan.
"Dari pusat kemewahan Mekah, ia melangkah menuju medan dakwah dengan hati yang tulus dan strategi yang cermat. Kepiawaiannya merangkul hati penduduk Madinah menjadi fondasi kokoh bagi hijrah Nabi dan berdirinya negara Islam pertama," tulis Asriyanto, dalam karya ilmiahnya yang berjudul Peranan Mushab bin Umair Terhadap Perkembangan Islam di Madinah, UIN Alauddin Makassar, 2020.
Cahaya Islam
Dalam Rijal Khaular Rasul, Khalid Muhammad Khalid menggambarikan Mus‘ab dibesarkan dalam lingkungan paling terpandang di Mekah. Ia adalah putra dari Bani Abduddar, klan yang memegang kunci Ka'bah dan bertugas melayani tamu Allah.
Kehidupannya bergelimang kemewahan, hingga suatu hari, ia tertarik dengan ajaran Islam Nabi Muhammad SAW dan memberanikan diri menyelinap ke rumah Arqam bin Abi Arqam.
Di sana, ia mendengar lantunan ayat suci yang langsung merasuk ke dalam relung hatinya. Sejak saat itu, hidupnya berubah total.
Ibunya, Khunas binti Malik, yang sangat mencintainya, justru menjadi penentang paling keras. Mus‘ab diasingkan, dikurung, bahkan dicabut hak warisnya. Namun, cahaya iman di hatinya tidak pernah padam.
“Aku tidak melihat di Makkkah, sahabat paling baik pakaiannya, paling indah kehidupannya, lebih dari Mush‘ab bin Umair,” kata Rasulullah, seperti dikutip Asriyanto.
Lantas, semua kemewahan itu ia tinggalkan demi keyakinan barunya.
Misi Rahasia ke Yastrib
Setelah Baiat Aqabah Pertama, Rasulullah membutuhkan seorang yang mampu menjelaskan Islam dengan lugas dan meyakinkan. Pilihannya jatuh pada Mus‘ab.
Erjati Abas dalam jurnal Belajar Manajemen Seni Memimpin dari Peristiwa Bai’at Al Aqabah Pertama dan Kedua, mencatat bahwa Nabi SAW mengangkat duta dakwah yang tepat untuk misi-misi penting di Yatsrib. Dan Mus‘ab adalah duta Islam yang pertama yang terpilih.
Mus‘ab telah memiliki pengalaman dalam dakwah, termasuk selama hijrah ke Habasyah (Ethiopia). Bahkan disebutkan bahwa Raja Habasyah masuk Islam melalui dakwah Mus‘ab, sebagaimana disebut dalam berbagai literatur.
Pengalaman internasional ini memberinya perspektif yang luas dalam berinteraksi dengan budaya berbeda.
Dengan bekal ilmu yang ia pelajari langsung dari Rasulullah, Mus‘ab berangkat ke Yastrib. Ia tinggal di rumah As‘ad bin Zurarah, dan mulai mengajarkan Islam dengan pendekatan personal, lembut, dan mudah dimengerti.
Ia tidak hanya mengajar di majelis, tetapi mendatangi rumah-rumah, kebun kurma, dan tempat berkumpul masyarakat.
Hasilnya sungguh luar biasa. Dalam waktu singkat, tokoh-tokoh penting seperti Usaid bin Hudhair dan Sa‘ad bin Mu‘adz berhasil diislamkan. Bahkan, Sa‘ad—yang awalnya datang dengan amarah—akhirnya menjadi pembela Islam paling gigih.
Seni Memimpin dan Strategi Dakwah
Keputusan Rasulullah mengutus Mus‘ab bukanlah kebetulan. Erjati Abas menyoroti bagaimana Nabi mempraktikkan “seni memimpin” dengan memilih orang yang tepat, di tempat yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
"Mus‘ab adalah contoh nyata dari prinsip “the right man on the right place," tulis Erjati.
Di sisi lain, Asriyanto menyoroti metode Mus‘ab yang menerapkan pendekatan dakwah yang cerdas, yaitu:
- Pendekatan kultural: Menghormati adat setempat sambil memperkenalkan nilai Islam.
- Pendekatan edukatif: Mengajarkan Al-Qur'an secara bertahap.
- Pendekatan politis: Melobi para pemuka suku untuk mendapatkan dukungan.
“Tidak ada satu pun laki-laki dan perempuan tidak memeluk Islam,” tulis Asriyanto, menggambarkan kesuksesan Mus‘ab dalam mengislamkan Madinah hanya dalam waktu satu tahun.
Safyurrahman al-Mubarakfuri dalam Raḫîqul Makhtûm menggambarkan diplomasi Mus'ab bin Umair dengan sebutan 'diplomatis dan cantik', menggambarkan kesantunan dan ketenangannya saat berhadapan dengan para penguasa Yatsrib yang masih musyrik. Berkat caranya inilah sejumlah penduduk Yatsrib menjadi muallaf.
Baiat Aqabah Kedua
Kesuksesan Mus‘ab bin Umair membuka jalan bagi Baiat Aqabah Kedua, sebuah ikrar yang tidak hanya spiritual, tetapi juga politik.
Sebanyak 75 orang Muslim Madinah berikrar setia kepada Rasulullah, siap membela dan melindunginya.
Mus‘ab kembali ke Makkah untuk melaporkan perkembangan ini. Laporannya yang penuh optimisme meyakinkan Rasulullah bahwa Yastrib telah siap menjadi “rumah” baru bagi Islam.
Kelembutan Mush’ab dalam menyampaikan ajaran Islam membuat dakwahnya sukses besar, sampai-sampai bisa dipastikan di setiap perkampungan di Yatsrib terdapat sejumlah orang yang sudah masuk Islam.
Terkecuali di perkampungan Bani Umayyah bin Zaid, Khatmah, dan Wa’il, sebab di lingkungan mereka ada Qais bin Al-Aslat, seorang penyair ulung yang sangat berpengaruh.
Laporan Mus'ab adalah landasan bagi dimulainya hijrah Nabi SAW dan kaum Muhajirin Makkah menuju Madinah. Mus'ab sekaligus mempersiapkan mental spiritual kaum Anshar yang siap menyambut saudaranya dari Makkah dan bertindak sebagai penolong atau 'Anshar'.
Gugur di Medan Uhud
Mus'ab tidak hanya pandai berdakwah, ia juga pemberani di medan perang. Dalam Perang Uhud, ia ditugasi membawa bendera Islam.
Saat pasukan Muslim terdesak, ia tetap bertahan, memegang bendera dengan gigih hingga kedua tangannya terpotong. Ia syahid dengan luka yang dalam, tetapi semangatnya tak pernah padam.
Rasulullah berhenti di depan jasadnya dan membacakan ayat:
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah.” (QS Al-Ahzab: 23) 7.
Mus'ab gugur dengan gemilang di jalan Allah SWT. Hidup dan wafatnya didedikasikan untuk Allah dan Rasul-Nya.
Khalid Muhammad Khalid menggambarkan gugurnya Mus'ab dengan begitu heroik:
Pada Perang Uhud, Mus'ab bin Umair bertugas sebagai pembawa bendera kaum muslimin.
Ketika pasukan muslim terdesak dan isu kematian Nabi SAW menyebar, banyak yang panik, tetapi Mus'ab tetap tegak memegang bendera, meneriakkan kalimat tauhid dan semangat untuk Rasulullah.
Dengan gagah berani, ia menghadapi serangan musuh sendirian hingga tangan kanannya terpotong. Ia lalu memegang bendera dengan tangan kirinya, yang kemudian juga terpotong.
Akhirnya, ia memeluk bendera dengan kedua lengan tunggunya sambil mengumandangkan syair: 'Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh, telah berlalu sebelumnya para rasul'.
Keteladanan Mus'ab bin Umair
Kisah Mus'ab bin Umair dari pemuda kaya raya bertransformasi menjadi duta Islam yang gemilang meninggalkan warisan untuk generasi mendatang.
1. Keteguhan iman: Ia rela meninggalkan segalanya demi keyakinannya
2. Strategi dakwah yang elegan: Pendekatan yang lembut dan edukatif justru lebih efektif
3. Kepemimpinan visioner: Rasulullah telah menunjukkan bagaimana memberdayakan potensi terbaik dari seorang manusia
4. Sejarah Islam: Tanpa peran Mus‘ab, mungkin sejarah Islam akan tertulis dengan cara yang berbeda.
Mus‘ab bin Umair mungkin telah gugur di Uhud, tetapi warisannya tetap hidup. Dari tangan dinginyalah, Madinah berubah dari kota yang dilanda perang suku menjadi pusat peradaban Islam. Ia adalah bukti bahwa satu orang dengan ketulusan dan strategi yang tepat dapat mengubah jalannya sejarah.
Dan di situlah, nama Mus‘ab bin Umair terus dikenang, sebagai sang duta Islam, sosok diplomat ulung, yang mempersiapkan jalan hijrah hingga akhir hidupnya sebagai syahid di jalan Allah SWT.
People Also Ask
1. Apa julukan Mush Ab bin Umair?
Julukan Mush'ab bin Umair adalah Mush'ab al-Khair atau Mush'ab yang baik karena kebaikan dan keteguhannya dalam Islam, serta Duta Islam Pertama karena perannya yang sangat penting sebagai utusan pertama Rasulullah di Madinah. Ia juga dikenal dengan julukan lain seperti Abu Abdillah dan Sang Duta Islam Pertama.
2. Siapa Mush Ab bin Nushair?
Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf al-Qurasyi (bahasa Arab: مصعب بن عمير بن هاشم بن عبد مناف القرشي), juga dikenal sebagai Mush'ab al-Khair ("Mush'ab yang baik") adalah seorang sahabat Nabi Muhammad. Ia berasal dari kabilah Bani Abdu Dar dari suku Quraisy.
3. Apa tugas Mushab bin Umair?
Diplomasi Santun Mus'ab bin 'Umair yang BerpengaruhSalah satu duta Islam yang Nabi utus adalah Mush'ab bin 'Umair. Disebutkan, Mush'ab melakukan cara diplomatis yang cantik dan menyampaikan ajaran Islam dengan santun. Berkat caranya inilah sejumlah penduduk Yatsrib menjadi muallaf.
4. Apa yang dilakukan Mushab bin Umair di Yatsrib?
Ketika Islam mulai berkembang di Madinah, Rasulullah SAW mengutus Mush'ab bin Umair sebagai duta Islam. Tugasnya yang utama adalah mengajarkan Al-Quran dan syariat Islam kepada penduduk Madinah. Dengan kesabaran dan keteladanan yang luar biasa, Mush'ab berhasil menanamkan benih-benih Islam di hati para sahabat Anshar.

2 hours ago
1
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377556/original/041870700_1760104680-Wanita_Baca_Quran.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3428969/original/081900100_1618419369-AP21104570753769.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3430878/original/058976400_1618561327-20210416-Itikaf-Masjid-Kubah-Emas-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4961760/original/053243700_1728276503-IBNU_SIRIN.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405208/original/039874800_1762428287-berdoa_sesudah_makan.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403993/original/058509000_1762347528-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5169862/original/050122900_1742550938-pexels-shukran-2103130.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403116/original/098441200_1762317300-Kakbah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404618/original/081442100_1762412174-Berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404601/original/016967900_1762411436-Ilustrasi_Sholat_Jenazah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404559/original/095860000_1762410282-malik-shibly-lKbz2ejxYbA-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404342/original/074679900_1762402997-sholawat_habib_syech.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404281/original/095677800_1762401262-Doa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365504/original/061188900_1759198802-Pria_muslim_sedang_sujud.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404198/original/025517200_1762398081-sholawat_mansub.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404151/original/035020700_1762395367-cincin.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404144/original/095939100_1762393348-Kaligrafi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365522/original/031085600_1759199598-Wanita_berdoa_menengadahkan_kedua_tangan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404135/original/018925300_1762392065-Ular.jpg)





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5161848/original/042811500_1741848433-hq720__11_.jpg)
