Doa dan Dzikir di Hari Santri Nasional: Bisa Dibaca saat Acara Peringatan

15 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Doa dan dzikir di Hari Santri Nasional memiliki makna mendalam sebagai wujud harapan agar para santri senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap perayaan Hari Santri di berbagai pesantren dan lembaga pendidikan Islam di seluruh Indonesia.

Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober menjadi momentum penting untuk mengenang perjuangan para santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peringatan ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan, termasuk pembacaan doa dan dzikir. Melansir dari laman Kemenag RI, peringatan Hari Santri Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 sebagai penghormatan terhadap peran santri dalam sejarah perjuangan bangsa, khususnya melalui Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.

Pembacaan doa pada peringatan ini mencerminkan nilai-nilai spiritualitas yang menjadi landasan kekuatan para santri. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (22/10/2025).

Promosi 1

Doa Hari Santri Nasional dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemah

Doa Hari Santri Nasional merupakan bacaan istimewa yang dibacakan dalam rangkaian acara peringatan. Berikut adalah doa lengkap dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya yang dapat diamalkan:

Bacaan Arab:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدًا نَاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ

وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ

وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bacaan Latin:

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah hamdas syaakirin, hamdan naa'imin hamdan yuwaafii niamahu wa yukaafiu maziidah

Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariimi wa 'adhiimi sulthaanik Allahumma shalli 'ala muhammad wa 'ala ali muhammad

Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina 'adzabannar

Subhanaka rabbil izzati 'amma yasifuna

Wa salamun 'alal mursalina

Walhamdulillahi Rabbill 'alamina

Terjemahan:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, pujian orang-orang yang bersyukur, pujian yang nikmat, pujian yang sesuai dengan nikmat-Nya dan membalas tambahan-Nya

Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya keagungan wajah-Mu Yang Mulia dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad

Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka

Maha Suci Engkau wahai Tuhan Yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan

Dan kesejahteraan semoga tercurah kepada para Rasul

Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

Dzikir Khusus Peringatan Hari Santri Nasional

Selain doa, dzikir di Hari Santri juga memiliki peran penting dalam memperkuat spiritualitas para santri. Dzikir dapat dibaca secara berjamaah atau individual sebagai bentuk pengingat kepada Allah SWT.

Tradisi dzikir dalam kalangan santri merupakan warisan dari para ulama salaf yang telah mengajarkan pentingnya menjaga lisan dengan kalimat-kalimat thayyibah. Dzikir yang dibaca dalam peringatan Hari Santri biasanya mencakup bacaan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir yang dilakukan secara berulang-ulang.

Beberapa dzikir yang dianjurkan untuk dibaca dalam peringatan Hari Santri antara lain:

  • Tasbih: Subhanallah (Maha Suci Allah) - dibaca 33 kali
  • Tahmid: Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) - dibaca 33 kali
  • Takbir: Allahu Akbar (Allah Maha Besar) - dibaca 34 kali
  • Istighfar: Astaghfirullah (Aku memohon ampun kepada Allah) - dibaca sesuka hati
  • Shalawat kepada Nabi: Allahumma shalli 'ala Muhammad - dibaca berkali-kali
  • Tahlil: La ilaha illallah (Tiada tuhan selain Allah) - dibaca dengan penuh penghayatan
  • Hawqalah: La haula wa la quwwata illa billah (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah)

Dzikir-dzikir ini dapat dibaca setelah pembacaan doa pembuka atau di sela-sela acara peringatan Hari Santri Nasional. Melansir dari Kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi, doa yang dibaca dengan penuh keikhlasan dan keyakinan memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa. Oleh karena itu, pembacaan doa dalam peringatan Hari Santri harus dilakukan dengan penuh penghayatan dan kekhusyukan.

Tata Cara Pelaksanaan Doa dan Dzikir di Acara Hari Santri

Pelaksanaan doa dan dzikir di Hari Santri memiliki tata cara yang sebaiknya diikuti agar acara berjalan dengan khidmat dan khusyuk. Berikut adalah panduan pelaksanaannya:

Persiapan Sebelum Acara

Panitia perlu menunjuk seorang pembaca doa yang memiliki kompetensi dalam membaca doa dengan baik dan benar. Biasanya yang ditunjuk adalah kyai, ustadz, atau tokoh agama yang dihormati di lingkungan tersebut. Peserta acara juga diminta untuk duduk dengan tertib dan menghadap ke arah kiblat jika memungkinkan.

Pembukaan dengan Basmalah

Doa dimulai dengan membaca basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) sebagai pembuka. Semua peserta diminta untuk menyimak dengan seksama dan mengamini setiap doa yang dibacakan. Suasana hening dan khusyuk sangat penting untuk menciptakan kekhidmatan dalam berdoa.

Pembacaan Doa Inti

Setelah basmalah, pembaca doa melanjutkan dengan membaca doa Hari Santri yang telah disiapkan. Doa ini mencakup pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, permohonan perlindungan bagi para santri, dan doa untuk kemajuan bangsa. Peserta mengikuti dengan mengamini setiap penggalan doa yang dibacakan.

Sesi Dzikir Bersama

Setelah doa selesai, dapat dilanjutkan dengan sesi dzikir bersama. Dzikir dapat dipimpin oleh pembaca doa atau tokoh agama lainnya. Bacaan dzikir meliputi tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir yang dibaca secara berjamaah dengan jumlah hitungan tertentu.

Mengutip dari buku Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia karya Zamakhsyari Dhofier, tradisi pembacaan doa merupakan bagian integral dari kehidupan santri yang tidak dapat dipisahkan dari rutinitas sehari-hari. Doa tidak hanya dibaca pada acara-acara besar seperti Hari Santri, tetapi juga dalam setiap aktivitas pembelajaran di pesantren.

Sejarah dan Makna Hari Santri Nasional

Hari Santri Nasional memiliki latar belakang sejarah yang sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri tidak lepas dari peristiwa heroik Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh para ulama pada tanggal tersebut di tahun 1945.

Mengutip dari buku Islam Praksis oleh Ayang Utriza Yakin (2022), Resolusi Jihad tersebut dicetuskan oleh para ulama dan santri di tengah suasana genting pasca-kemerdekaan, tepatnya ketika Belanda berusaha kembali menjajah Indonesia.

Resolusi Jihad merupakan fatwa yang menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya para santri, untuk berperang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi Belanda yang ingin kembali menjajah. Resolusi Jihad ini menjadi motivator utama bagi pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Para santri dari berbagai pesantren di Jawa dan luar Jawa berbondong-bondong keluar dari pesantren mereka untuk berjuang di medan perang. Mereka tidak hanya membawa senjata konvensional, tetapi juga membawa kekuatan spiritual berupa doa dan dzikir yang senantiasa dipanjatkan dalam setiap langkah perjuangan mereka.

Presiden ke-7 RI Joko Widodo kemudian menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional melalui Kepres Nomor 22 Tahun 2015 sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa para santri. Peringatan ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan generasi muda akan pentingnya nilai-nilai keislaman, nasionalisme, dan perjuangan yang telah diwariskan oleh para santri terdahulu.

FAQ

1. Kapan Hari Santri Nasional diperingati? Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.

2. Siapa yang sebaiknya memimpin doa dalam acara Hari Santri? Doa sebaiknya dipimpin oleh kyai, ustadz, atau tokoh agama yang memiliki kompetensi dalam membaca doa dengan baik dan benar.

3. Apakah doa Hari Santri harus dibaca dalam bahasa Arab? Doa dapat dibaca dalam bahasa Arab atau bahasa Indonesia, namun sebaiknya menggunakan bahasa Arab dengan disertai terjemahan agar lebih khusyuk.

4. Apa saja dzikir yang dianjurkan dibaca saat peringatan Hari Santri? Dzikir yang dianjurkan meliputi tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, shalawat, dan hawqalah yang dibaca secara berjamaah.

5. Mengapa tanggal 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri Nasional? Tanggal tersebut dipilih untuk memperingati Resolusi Jihad yang dikeluarkan para ulama pada 22 Oktober 1945 yang memotivasi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

6. Apakah pembacaan doa Hari Santri wajib dilakukan? Pembacaan doa tidak wajib, namun sangat dianjurkan sebagai bentuk syukur dan permohonan keberkahan dalam peringatan Hari Santri.

7. Apa nilai spiritual yang terkandung dalam doa Hari Santri? Nilai spiritual yang terkandung meliputi keikhlasan, kecintaan pada ilmu, nasionalisme, dan semangat jihad dalam memperjuangkan kebenaran. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |