Doa Saat Mahalul Qiyam Maulid Nabi Lengkap Arab, Latin, dan Terjemah

2 months ago 25

Liputan6.com, Jakarta Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi tahunan umat Islam untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Acara ini sering diisi dengan melantunkan bacaan-bacaan yang berisi puji-pujian dan Sirah Nabawiyah untuk Rasulullah SAW.

Salah satu momen penting dalam perayaan ini adalah pembacaan doa saat Mahalul Qiyam. Momen ini menjadi puncak ekspresi cinta dan pengagungan umat terhadap Rasulullah SAW, di mana seluruh jamaah berdiri dan bersama-sama membaca sholawat sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah.

Mahalul Qiyam berarti "saat berdiri" dan merupakan momen di mana para jamaah berdiri untuk memberikan penghormatan kepada Nabi Muhammad sambil melantunkan puji-pujian dan shalawat. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (7/8/2025).

Doa Saat Mahalul Qiyam: Arab, Latin, dan Terjemah

Sebelum doa Mahalul Qiyam dilantunkan, biasanya lebih dulu dibaca bacaan maulid singkat Ad-Diba’i: "Fahtazzal Arsyu". Bacaan ini mengisahkan momen-momen agung menjelang dan saat kelahiran Nabi Muhammad.

Berikut adalah bacaan "Fahtazzal Arsyu" dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya:

Arab: فَاهْتَزَّ اْلعَرْشُ طَرَبًا وَاسْتِبْشَارًا . وَازْدَادَ اْلكُرْسِيُّ هَيْبَةً وَوَقَارًا . وَامْتَلَأَتْ السَّمَوَاتُ أَنْوَارًا . وَضَجَّتْ الْمَلاَئِكَةُ تَهْلِيْلاً وَتَمْجِيْدًا وَاسْتِغْفَارًا . ( سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ ) وَلَمْ تَزَلْ أُمُّهُ تَرَى أَنْوَاعًا مِنْ فَخْرِهِ وَفَضْلِهِ . إِلَى نِهَايَةِ تَمَامِ حَمْلِهِ . فَلَمَّا اشْتَدَّ بِهَا الطَّلْقُ بِإِذْنِ رَبِّ اْلخَلْقِ . وَضَعَتْ الْحَبِيْبَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدًا شَاكِرًا حَامِدًا كَأَنَّهُ اْلبَدْرُ فِى تَمَامِهِ

Latin: "Fahtazzal Arsyu Tharaban was tibsyara. Wazdadal kursiyyu haibatan wa waqara. Wamtala’atis samawatu anwara. Wa dhajjatil malaikatu tahlilan wa tamjidan wastighfara. (baca: Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallahuallahu akbar 3x). Wa lam tazal ummuhu tara anwa’an min fakhrihi wa fadhlih. Ila nihayati tamami hamlih. Falammasytadda bihat talqu bi idzni rabiil halq. Wa dhaatil habiba shallallahu alaihi wa sallam sajidan, syakiran hamidan ka annahul badru fi tamamih."

Terjemah:"Arsy berguncang karena gembira dan bersuka cita. Kursi bertambah keagungan dan kewibawaannya. Langit-langit dipenuhi cahaya. Para malaikat riuh bertahlil, bertahmid, dan beristighfar. (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar 3x). Ibunya senantiasa melihat berbagai macam kemuliaan dan keutamaan Nabi. Hingga akhir masa kandungannya. Ketika rasa sakit melahirkan semakin hebat dengan izin Tuhan semesta alam. Ia melahirkan kekasih Allah SAW dalam keadaan sujud, bersyukur, memuji, seolah-olah bulan purnama yang sempurna."

Sholawat Mahalul Qiyam

Setelah membaca sholawat nabi singkat tersebut, dilanjutkan dengan Sholawat Mahalul Qiyam yang merupakan inti dari momen berdiri ini. Sholawat ini berisi pujian dan permohonan syafaat kepada Nabi Muhammad SAW, menjadikannya salah satu doa saat Mahalul Qiyam yang paling sering dilantunkan.

Arab: يا نبي سلام عليك ، يارسول سلام عليكياحبيب سلام عليك ، صلوات الله عليكأَشْرَقَ اْلكَوْنُ إِبْتِهَاجًا, بِوُجُوْدِ اْلمُصْطَفَى أَحْمَدْوَلِأَهْلِ اْلكَوْنِ أُنْسٌ , وَ سُرُوْرٌ قَدْ تَجَدَّدْفَاطْرَبُوْا يَا أَهْلَ اْلمَثَانِى, فَهَزَارُ اْليُمْنِ غَرَّدْوَاسْتَضِيْئُوْا بِجَمَالٍ, فَاقَ فِى اْلحُسْنِ تَفَرَّدْوَلَنَا اْلبُشْرَى بِسَعْدٍ , مُسْتَمِرٍّ لَيْسَ يَنْفَدْحَيْثُ أُوْتِيْنَا عَطَاءً, جَمَعَ اْلفَخْرَ اْلمُؤَبَّدْفَلِرَبِّي كُلُّ حَمْدٍ , جَلَّ أَنْ يَحْصُرَهُ اْلعَدْإِذْ حَبَانَا بِوُجُوْد ,المُصْطَفَى اْلهَادِى مُحَمَّدْيَا رَسُوْلَ اللهِ أَهْلاً , بِكَ إِنَّا بِكَ نَسْعَدْوَبِجَاهِهِ يَا إِلَهِيْ , جُدْ وَ بَلِّغْ كُلَّ مَقْصَدْوَاهْدِنَا نَهْجَ سَبِيْلِهْ , كَيْ بِهِ نَسْعَدْ وَ نُرْشَدْرَبِّيْ بَلِّغْنَا بِجَاهِهِ , فِى جِوَارِهِ خَيْرِ مَقْعَدْوَصَلاَةُ اللهِ تَغْشَى ,أَشْرَفَ الرُّسْلِ مُحَمَّدْوَسَلاَمٌ مُسْتَمِرُّ كُلَّ حِيْنٍ يَتَجَدَّدْ

Latin: "Ya nabi salam ‘alaika. Ya Rosul salam ‘alaikaYa habib salam ‘alaika, sholawatullah ‘alaikaAsyraqal kaunubtihaja, biwujudil musthofahmadwa li ahlil kauni unsun, wa sururun qad tajaddadFathrabu yahlal matsani, Fahazarul yumi gharradWastadhi’u bi jamalin, Faqa fil husni tafarradWa lanal busyra bi sa’din, mustamirrin laisa yanfad

Haitsu utina atha’an , Jama’al fakhral muabbadFa lirabbi kullu hamdin , Jalla an yahsurahul ‘adIdz habana bi wujudil, Musthafal hadi MuhammadYa Rasulallahi ahlan ,bika inna bika nas’adWa bijahi ya ilahi , Jud wa balligh kulla maqshadWahdina nahja sabilih, Kai bihi nus’ad wa nursyadRabbi ballighna bi jahi, Fi jiwarih khaira maq’adWa shalatullahi taghsya Asyrafar rusli Muhammadwa salamun mustamirrun, kulla hinin yatajaddad"

Terjemah: "Ya Nabi salam padamu, ya rasul salam padamuya habib salam padamu, shalawat selalu untukmuAlam bersinar bersuka ria menyambut kelahiran Al-Musthofa AhmadRiang gembira menyelimuti penghuninya dan sungguh telah mendapatkan kebahagiaan baruBergembiralah wahai ahli Al-Qur’an dan burung bulbul berkicauan karena mendapat keberuntungan.Dan mintalah cahaya dengan sinar keindahan yang mengungguli dalam keindahan yang tiada bandinganKini wajib bagi kita bersuka cita dengan keberuntungan yang terus menerus tiada hentinya. Manakala kita diberikan anugerah yang terkumpul dalam kebanggaan yang abadi.

Bagi Allah tuhanku segala puji tiada bilangan yang mampu untuk mencakupnya.Atas anugerah yang diberikan kepada kita dengan lahirnya Al-Musthofa Al-Hadi MuhammadYa Rosulullah selamat datang sungguh kami sangat beruntung dengan kehadiranmu.Demi ketinggian derajat Rosulullah SAW di sisiMu ya Allah ya tuhanku berikanlah kami ni’mat dan sampaikanlah pada setiap tujuan kamiTunjukkanlah kami pada jalan yang ia tempuh agar dengannya kami mendapat keberuntungan dan petunjukYa Allah tuhanku demi kemuliaannya disisimu sampaikanlah kami pada tempat yang terbaik disisinyaSemoga sholawat (rohmat Allah) selalu meliputi Rosul termulia Muhammad SAWSerta salam yang terus menerus silih berganti setiap waktu."

Sejarah dan Tradisi Mahalul Qiyam

Mahalul Qiyam secara harfiah berarti "tempat berdiri" atau "saat berdiri". Dalam konteks perayaan Maulid Nabi, Mahalul Qiyam adalah momen di mana seluruh jamaah yang hadir dalam majelis berdiri dan bersama-sama membaca sholawat sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Nabi Muhammad SAW.

Momen ini dipercaya sebagai saat di mana Nabi Muhammad SAW hadir di tengah-tengah jamaah, sehingga jamaah berdiri seakan menyambut kehadiran beliau. Praktik ini menjadi salah satu penanda khas dalam peringatan Maulid Nabi, khususnya saat melantunkan doa saat Mahalul Qiyam.

Tradisi Mahalul Qiyam telah menjadi bagian tak terpisahkan dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di kalangan umat Islam. Praktik berdiri saat pembacaan maulid, khususnya pada bagian yang menceritakan kelahiran Nabi, telah menjadi kebiasaan yang masyhur dan dilakukan oleh banyak ulama panutan umat.

Hal ini menunjukkan bahwa tradisi ini bukan sekadar kebiasaan baru, melainkan telah mengakar kuat dalam praktik keagamaan yang diwarisi dari generasi ke generasi. Banyak majelis maulid di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, selalu menyertakan momen Mahalul Qiyam sebagai bagian esensial dari perayaan.

Hukum Berdiri Saat Mahalul Qiyam

Menurut para ulama, berdiri pada Mahalul Qiyam saat pembacaan maulid, seperti Maulid Al-Barzanji, adalah dianjurkan. Hal ini merupakan bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Rasulullah SAW.

Berdiri saat mendengar kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah perbuatan yang baik dan terpuji. Hukum berdiri saat Mahalul Qiyam adalah sunnah, bukan wajib. Namun, terdapat beberapa pandangan terkait konsekuensi jika tidak berdiri:

  • Tidak Berdosa Jika Ada Uzur: Jika seseorang tidak berdiri karena adanya uzur, seperti sakit, usia lanjut, atau kondisi fisik yang tidak memungkinkan, maka hal itu tidak berdosa.
  • Berdosa Jika Enggan: Jika seseorang tidak berdiri karena enggan melakukannya saja, bukan karena meremehkan dan tidak pula karena ada uzur, maka hal itu hanya berdosa karena telah meninggalkan sunnah yang telah dicontohkan.
  • Bisa Menjadi Kufur Jika Meremehkan: Jika seseorang tidak berdiri karena meremehkan keagungan Nabi Muhammad SAW, maka hal itu bisa menjadikannya kufur, karena dianggap meremehkan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Rasul.

Kementerian Agama RI juga menjelaskan bahwa tidak berdosa jika tidak berdiri saat Mahalul Qiyam apabila ada uzur, namun bisa berdosa jika enggan atau bahkan kufur jika meremehkan.

Pandangan Ulama tentang Mahalul Qiyam

Banyak ulama terkemuka telah melakukan dan menganjurkan praktik berdiri saat Mahalul Qiyam. Dalam kitab I’anah At Thalibin oleh Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, dijelaskan:

جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم يقومون تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم

Terjemah: "Sudah menjadi tradisi bahwa ketika mendengar kelahiran Nabi Muhammad Saw disebut-sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan pada beliau. Berdiri seperti itu merupakan perbuatan yang sangat baik (mustahsan) sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Saw. Banyak ulama panutan umat yang sudah melakukan hal itu (berdiri)."

Syekh Abu al-Su'ud juga menyatakan bahwa orang yang tidak berdiri ketika dibacakan maulid Nabi SAW bisa seolah-olah tidak menaruh perhatian dan meremehkan Nabi SAW. Hal ini dapat menyebabkan kekufuran karena tidak sejalan dengan menghormati Rasulullah. Namun, jika tidak berdiri tanpa unsur meremehkan, maka tidak sampai kufur. Pandangan ini menggarisbawahi pentingnya niat dalam setiap amalan.

Sementara itu, Imam as-Suyuthi dalam kitab Husn al-Maqshid menjelaskan bahwa peringatan Maulid termasuk dalam kategori bid'ah hasanah (inovasi yang baik) karena bertujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi dan memperkuat keimanan umat. Para ulama seperti Imam al-Jazuli, Ibnu Hajar al-Asqalani, dan al-Qasthallani juga mendukung praktik ini.

Adab dan Tata Cara Pelaksanaan Mahalul Qiyam

Pelaksanaan Mahalul Qiyam umumnya dilakukan dengan cara jamaah berdiri bersama-sama saat bagian tertentu dari pembacaan maulid, khususnya setelah riwayat kelahiran Nabi Muhammad SAW dibacakan. Momen ini seringkali ditandai dengan lantunan sholawat "Ya Nabi Salam 'Alaika" yang dibaca secara serentak.

Berdiri ini adalah bentuk adab dan penghormatan setinggi-tingginya kepada sosok mulia Nabi Muhammad SAW. Jamaah diharapkan untuk berdiri dengan tenang dan khusyuk, meresapi setiap lirik sholawat yang dilantunkan.

Tata cara ini memastikan bahwa momen Mahalul Qiyam menjadi sebuah pengalaman spiritual yang mendalam, memperkuat ikatan emosional dan spiritual antara umat dengan Nabi Muhammad SAW.

Daftar Sumber

  • I’anah At Thalibin. Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi. 2005. Darul Fikr. Juz III, halaman 414.
  • Kementerian Agama RI. "Saat Mahallul Qiyam Maulid Tidak Berdiri, Apakah Berdosa?". 15 Oktober 2023.
  • As-Suyuthi, Jalaluddin. Husn al-Maqshid fi Amal al-Maulid. Beirut: Dar Ibn Hazm, 2012.

FAQ

1. Apa itu doa Mahalul Qiyam dalam Maulid Nabi?

Doa Mahalul Qiyam adalah bacaan khusus yang dibaca saat umat berdiri menghormati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

2. Kapan doa Mahalul Qiyam biasanya dibaca?

Doa ini dibaca saat bagian tertentu dalam pembacaan Maulid Nabi, tepat ketika jamaah berdiri (qiyam).

3. Apakah teks doa Mahalul Qiyam tersedia dalam tiga versi?

Ya, biasanya doa disediakan dalam versi Arab, Latin, dan terjemahannya untuk memudahkan pemahaman.

4. Mengapa jamaah berdiri saat Mahalul Qiyam?

Berdiri saat Mahalul Qiyam adalah bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

5. Di mana saya bisa mendapatkan teks lengkap doa Mahalul Qiyam?

Anda bisa menemukannya di artikel atau situs yang membahas Maulid Nabi secara lengkap.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |