Liputan6.com, Jakarta - Ibadah haji atau umrah memiliki rangkaian panjang yang penuh makna. Salah satunya adalah Doa Tawaf Wada, yaitu doa yang dibaca pada saat melakukan tawaf terakhir sebelum meninggalkan Kota Makkah. Doa ini menjadi simbol perpisahan dengan Ka’bah, yang meneguhkan rasa haru sekaligus doa agar diberi kesempatan kembali lagi ke Tanah Suci.
Setiap jemaah haji yang akan pulang dianjurkan membaca Doa Tawaf Wada. Isinya mencakup permohonan ampunan, keselamatan, keberkahan hidup, dan doa agar dipertemukan kembali dengan Baitullah. Inilah yang membuat tawaf perpisahan terasa penuh kekhusyukan dan menyentuh hati.
Doa ini umumnya dilantunkan setelah membaca niat. Ada pula bacaan yang diulang setiap putaran, seperti doa memohon ampunan, doa agar haji menjadi mabrur, serta doa agar perjalanan pulang diberi kelancaran.
Para ulama fiqih menegaskan, tawaf wada merupakan bagian dari kewajiban haji. Meski begitu, ada pengecualian bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, yang diperbolehkan untuk tidak melakukannya.
Niat dan Tata Cara Tawaf Wada
Dalam kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq dijelaskan bahwa tata cara tawaf wada dimulai dengan niat. Bacaan niatnya:
نَوَيْتُ الطَّوَافَ وَدَاعًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu at-tawafa wada‘an lillahi ta‘ala
Artinya: “Aku niat tawaf wada karena Allah Ta‘ala.”
Setelah itu, jemaah memulai tawaf dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri, dimulai dari Hajar Aswad. Setiap putaran diisi doa dan dzikir, sebagaimana tata cara tawaf pada umumnya.
Contoh bacaan doa awal sebagaimana disebutkan dalam tradisi ulama:
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Bismillahi wallahu akbar, subhanallahi walhamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar
Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”
Bacaan Doa dalam Tawaf Wada
Dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi disebutkan doa-doa yang bisa diamalkan. Misalnya:
Putaran pertama:
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا، وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا، وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا
Allahummaj‘alhu hajjan mabruuran, wa dzanban maghfuuran, wa sa‘yan masykuuran
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah hajiku ini haji yang mabrur, dosa yang diampuni, dan usaha yang diberkahi.”
Putaran keempat hingga ketujuh:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ عَمَّا تَعْلَمُ
Allahummaghfir warham wa‘fu ‘amma ta‘lamu
Artinya: “Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, dan maafkanlah apa yang Engkau ketahui (dari dosa-dosaku).”
Doa-doa ini menjadi bekal spiritual agar setiap langkah tawaf membawa keberkahan dunia dan akhirat.
Doa Pamitan Setelah Tawaf
Dalam kitab Taisirul-Allam karya Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam disebutkan bacaan doa pamitan setelah tujuh putaran tawaf wada, salah satunya berbunyi:
اللَّهُمَّ إِنَّ الْبَيْتَ بَيْتُكَ، وَالْعَبْدَ عَبْدُكَ، وَابْنَ عَبْدِكَ، وَابْنَ أَمَتِكَ، حَمَلْتَنِي عَلَى مَا سَخَّرْتَ لِي مِنْ خَلْقِكَ، وَسَيَّرْتَنِي فِي بِلَادِكَ، حَتَّى بَلَّغْتَنِي بِنِعْمَتِكَ إِلَى بَيْتِكَ، وَأَعَنْتَنِي عَلَى أَدَاءِ نُسُكِي، فَإِنْ كُنْتَ رَضِيتَ عَنِّي فَازْدَدْ عَنِّي رِضًى، وَإِلَّا فَمِنْ الْآنَ فَارْضَ عَنِّي قَبْلَ أَنْ تَنْأَى عَن بَيْتِكَ دَارِي، هَذَا أَوَانُ انْصِرَافِي إِنْ أَذِنْتَ لِي، غَيْرَ مُسْتَبْدِلٍ بِكَ، وَلَا بِبَيْتِكَ، وَلَا رَاغِبٍ عَنْكَ، وَلَا عَنْ بَيْتِكَ، اللَّهُمَّ فَاصْحَبْنِي الْعَافِيَةَ فِي بَدَنِي، وَالْعَصْمَةَ فِي دِينِي، وَأَحْسِنْ مُنْقَلَبِي، وَارْزُقْنِي طَاعَتَكَ مَا أَبْقَيْتَنِي، وَاجْمَعْ لِي خَيْرَيِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
Latin Allāhumma innal baita baituka, wal-‘abda ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika, ḥamaltanī ‘alā mā sakhkharta lī min khalqika, wa sayyartanī fī bilādika, ḥattā ballaghtanī bini‘matika ilā baitika, wa a‘antanī ‘alā adā’i nusukī, fa in kunta raḍīta ‘annī fazdid ‘annī riḍā, wa illā faminal-āna farḍa ‘annī qabla an tan’a ‘an baitika dārī, hādhā awānu inshirāfī in adhinta lī, ghaira mustabdilin bika, wa lā bibaitika, wa lā rāghibin ‘anka, wa lā ‘an baitika. Allāhumma faṣḥabnī al-‘āfiyata fī badanī, wal-‘iṣmata fī dīnī, wa aḥsin munqalabī, warzuqnī ṭā‘ataka mā abqaitanī, wajma‘ lī khairayi ad-dunyā wal-ākhirah, innaka ‘alā kulli shay’in qadīr.
Artinya:“Ya Allah, sesungguhnya rumah ini adalah rumah-Mu, hamba ini adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu. Engkau telah membawaku dengan apa yang Engkau tundukkan dari makhluk-Mu, dan Engkau perjalankan aku di negeri-Mu, hingga Engkau anugerahkan aku sampai ke rumah-Mu dengan karunia-Mu, dan Engkau tolong aku dalam menunaikan manasikku.
Maka jika Engkau telah ridha kepadaku, tambahkanlah keridhaan itu. Namun jika Engkau belum ridha, maka ridhailah aku mulai saat ini sebelum rumah-Mu jauh dariku. Inilah saat kepulanganku jika Engkau izinkan, tanpa mengganti Engkau atau rumah-Mu, tanpa berpaling dari-Mu atau dari rumah-Mu.
Ya Allah, sertakanlah aku dengan keselamatan dalam tubuhku, penjagaan dalam agamaku, perbaikilah perjalananku, anugerahkan aku rezeki untuk tetap taat kepada-Mu selama Engkau masih memberiku kehidupan, dan himpunkanlah untukku kebaikan dunia dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Hukum Tawaf Wada
Dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah karya Ahmad Sarwat dijelaskan bahwa hukum tawaf wada adalah wajib bagi jemaah haji.
Barang siapa meninggalkannya tanpa uzur syar‘i, maka wajib membayar dam (denda).
Namun, bagi jemaah umrah, tawaf wada berstatus sunnah. Artinya dianjurkan, tetapi tidak berdosa jika ditinggalkan.
Khusus untuk wanita yang sedang haid atau nifas, mereka dikecualikan dari kewajiban ini berdasarkan hadis shahih.
Doa Tawaf Wada Lengkap
Dalam Minhajul Muslim karya Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, doa panjang tawaf wada yang sering dibaca antara lain:
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Latin:Bismillāhi Allāhu akbar, subhānallāhi wal-ḥamdu lillāhi wa lā ilāha illallāhu wallāhu akbar, wa lā ḥaula wa lā quwwata illā billāhil-‘aliyyil-‘aẓīm.
Artinya:“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”
Doa panjang ini memuat harapan agar Allah melindungi perjalanan pulang, menjaga keluarga, serta memberi rezeki untuk bisa kembali lagi ke Makkah.
Kajian Ilmiah tentang Tawaf Wada
Dalam jurnal Al-Manahij: Kajian Hukum Islam disebutkan bahwa tawaf wada menjadi pembahasan penting, khususnya terkait hukum bagi wanita haid yang dikecualikan dari kewajiban ini.
Penelitian di Repository UIN Suska juga menyoroti adanya perbedaan pandangan antarmazhab mengenai niat dan teknis pelaksanaan tawaf wada. Namun, semua ulama sepakat bahwa doa perpisahan adalah inti dari ibadah ini.
Bagi jemaah, tawaf wada adalah momen emosional. Setelah berhari-hari menjalani ibadah haji, kini mereka harus meninggalkan Makkah. Rasa haru bercampur syukur saat melantunkan doa perpisahan di depan Ka’bah.
Doa ini juga menyimpan pesan agar seorang muslim selalu berharap bisa kembali ke rumah Allah, meskipun tidak ada jaminan umur. Karena itu, doa tawaf wada bukan sekadar bacaan, melainkan harapan tulus dari lubuk hati.
Banyak kitab klasik maupun buku kontemporer yang membahas doa tawaf wada, mulai dari Fiqh as-Sunnah, Al-Adzkar, Taisirul-Allam, Ensiklopedia Fikih Indonesia, hingga Minhajul Muslim. Semuanya menggarisbawahi bahwa doa ini adalah bekal spiritual terakhir sebelum pulang.
Dengan memahami doa-doa ini, jemaah dapat merasakan makna mendalam dari tawaf wada, tidak sekadar sebagai ritual wajib, tetapi juga sebagai ikrar pengabdian kepada Allah SWT.
Akhirnya, setiap muslim yang menunaikan haji berharap tawaf perpisahan ini menjadi awal perjalanan hidup yang lebih baik. Sebab, Doa Tawaf Wada adalah simbol perpisahan yang penuh harapan akan pertemuan kembali dengan Ka’bah di masa depan.
People Also Talk
1. Apa itu Doa Tawaf Wada? Doa perpisahan yang dibaca saat tawaf terakhir sebelum meninggalkan Makkah.
2. Apakah Doa Tawaf Wada wajib dibaca? Ya, untuk haji doa ini bagian dari tawaf wada yang wajib, sedangkan untuk umrah hukumnya sunnah.
3. Bagaimana niat tawaf wada? Niatnya: “Nawaitu at-tawafa wada‘an lillahi ta‘ala.”
4. Siapa yang tidak wajib melakukan tawaf wada? Wanita yang sedang haid atau nifas.
5. Apakah ada doa panjang khusus tawaf wada? Ya, ada doa panjang dalam bahasa Arab, latin, dan artinya yang berisi permohonan perlindungan, ampunan, dan doa agar bisa kembali ke Baitullah.

1 month ago
29
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403399/original/043952100_1762326172-membaca_doa_setelah_belajar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403225/original/009668300_1762321820-Hajar_Aswad.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403116/original/098441200_1762317300-Kakbah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402980/original/045616400_1762313330-Grup_musik_Timur_Tengah__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402969/original/091132600_1762312803-cincin_emas.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)