Liputan6.com, Jakarta Doa tirakat merupakan sebuah upaya spiritual yang dilakukan oleh seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amalan ini seringkali diiringi dengan berbagai bentuk pengorbanan dan pengendalian diri. Melalui doa tirakat, seseorang berharap hajat atau keinginan tertentu dapat dikabulkan oleh-Nya.
Tirakat sendiri memiliki makna yang mendalam dalam tradisi keislaman, khususnya di Indonesia. Ini adalah jalan yang ditempuh untuk mencapai kebahagiaan hakiki dengan meninggalkan hal-hal duniawi.
Secara bahasa, tirakat berasal dari kata thariqah yang berarti suatu jalan. Sedangkan secara istilah, tirakat adalah sebuah usaha yang dilakukan seorang Muslim dengan amalan tertentu untuk menuju jalan Allah SWT. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (25/7/2025).
Memahami Doa Tirakat: Pengertian dan Hakikatnya
Tradisi tirakat telah banyak dilakukan oleh para ulama terdahulu, bahkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW, di mana para sahabat sering menghabiskan waktu siangnya dengan berpuasa dan malamnya untuk bermunajat kepada Allah SWT. Mengutip buku Nasihat-Nasihat Hikmah Para Sesepuh Nusantara, tirakat adalah sebuah jalan untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, di mana seorang Muslim yang menempuh jalan tirakat rela meninggalkan gemerlap dunia untuk mencapai tujuan akhirat yang kekal.
Pada hakikatnya, tirakat adalah sikap rela hidup susah agar dapat mengekang hawa nafsu, sehingga mereka yang menjalaninya kelak akan menjemput ridha Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 29 yang melarang umat Islam untuk menuruti hawa nafsu yang dapat menyengsarakan dan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Hizib Barqi: Doa Khusus dalam Amalan Tirakat
Hizib adalah rangkaian doa-doa khusus yang disusun oleh para ulama atau tabi'in yang dipanjatkan untuk memohon pertolongan Allah SWT atas segala persoalan dunia dan akhirat. Hizib seringkali diamalkan sebagai wirid atau amalan rutin untuk berbagai tujuan, termasuk perlindungan diri dan pencapaian hajat. Salah satu jenis hizib yang dikenal adalah Hizib Barqi.
Mengutip buku The Secret of Santet karya A. Masruri, dkk. (2010), Hizib Barqi dapat digunakan sebagai pelindung diri di mana bacaannya bisa melemahkan mental lawan, menutup pendengaran, serta penglihatannya. Hizib Barqi juga memiliki keutamaan untuk membuat orang yang mengamalkannya makin disegani oleh kawan maupun lawan.
Untuk mendapatkan keutamaan maksimal dari Hizib Barqi, pengamalannya seringkali diiringi dengan tirakat tertentu, seperti puasa khusus. Dijelaskan dalam buku Antologi NU karya Soeleiman Fadeli (2007), bacaan hizib, termasuk Hizib Barqi, biasanya memuat untaian sholawat dan kalimat thayyibah. Sebagai pendahulunya, hizib ini akan dilantunkan bersama dua kalimat syahadat.
Bacaan Hizib Barqi dan Tata Cara Pengamalannya
Sebelum memulai bacaan Hizib Barqi, disarankan untuk membaca dua kalimat syahadat terlebih dahulu. Setelah itu, barulah doa Hizib Barqi dapat dibaca. Pengamalan ini merupakan bagian penting dari doa tirakat untuk hajat tertentu.
Berikut adalah bacaan Hizib Barqi dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya:
Bacaan Arab:
نَرُدُّ بِكَ الْأَعْدَاءَ مِنْ كُلِّ وِجْهَةٍ،وَبِالْاِسْمِ نَرْمِيهِمْ مِنَ الْبُعْدِ بِالشَّتَاتِ.فَأَنْتَ رَجَائِي يَا إِلَهِي وَسَيِّدِي،فَفَرِّقْ لَمِيمَ الْجَيْشِ إِنْ رَامَ بِغَلَطٍ.
Bacaan Latin:
"Naruddu bikal a’daa-a minkulli wijhatin,Wabil ismi narmihim minal bu'di bis syatat.Fa anta raja'i ya ilahii wa sayyidi,Fafarriq lamimal jaisyi in raama bi ghalat."
Arti:
"Dengan nama-Mu kami menolak musuh-musuh dari segala arah. Dengan nama Allah kami melempari mereka dari jauh dengan keceraiberaian. Engkau adalah tempat aku berharap, Ya Tuhanku dan Tuanku, maka cerai beraikanlah persatuan tentara (musuh), bila mereka bermaksud jahat kepadaku, maka mendidihlah mereka."
Untuk mendapatkan keutamaan maksimal dari Hizib Barqi, pengamalannya bisa disertai dengan tirakat khusus. Salah satu tirakat yang disebutkan adalah puasa selama tujuh hari, dengan tidak mengonsumsi makanan yang mengandung ruh/nyawa.
Beragam Jenis Hizib Lainnya untuk Hajat Tertentu
Selain Hizib Barqi, terdapat berbagai jenis hizib lain yang dapat diamalkan oleh umat Muslim. Hizib-hizib ini umumnya disusun oleh para wali Allah dan berisi kumpulan ayat Al-Qur'an, dzikir, doa, serta shalawat. Mengamalkan hizib adalah salah satu bentuk doa tirakat yang populer di kalangan umat Islam.
Berikut adalah beberapa jenis hizib lainnya yang umum dikenal:
- Hizib Abu Bakar Sakron: Hizib ini berkhasiat untuk menangkal sihir dan kejahatan manusia. Selain itu, Hizib Abu Bakar Sakron juga dapat digunakan sebagai pagar gaib untuk rumah, kantor, atau lahan pertanian/kebun.
- Hizib Al Barri: Hizib ini merupakan amalan Tarekat Asy-Sadziliyah yang berfungsi sebagai pelindung serta penyelamat dari segala marabahaya.
- Hizib 'Aly: Hizib ini dapat diamalkan untuk memohon keselamatan, kesaktian, keberanian, melumpuhkan lawan, dan menangkal berbagai serangan sihir.
- Hizib Andarun: Hizib ini diamalkan untuk keselamatan. Jika pengamalnya sedang bermusuhan (dan berada di pihak yang benar), lawan tidak akan mampu bergerak, melihat, mendengar, dan berbicara.
- Hizib Autad: Hizib ini dapat memudahkan terkabulnya cita-cita, menambah karisma dan wibawa, serta memudahkan rezeki dan menjaga dari segala bahaya, baik yang nyata maupun halus.
Setiap hizib memiliki kekhususan dan fadhilahnya masing-masing, yang menjadikannya pilihan bagi mereka yang mencari pertolongan Allah dalam menghadapi berbagai persoalan hidup melalui doa tirakat.
Tirakat dalam Islam: Puasa sebagai Bentuk Pengendalian Diri
Puasa merupakan salah satu bentuk tirakat yang sangat dianjurkan dalam Islam, berfungsi sebagai senjata dan benteng yang ampuh untuk mengendalikan hawa nafsu dan mencegah kemaksiatan. Nabi Muhammad SAW sendiri telah menegaskan pentingnya puasa sebagai perisai bagi seorang Muslim.
Hadits dari Abdullah bin Mas'ud menyatakan: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mempunyai kemampuan untuk menikah maka menikahlah, karena sesungguhnya menikah lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih membentengi kemaluan; dan barangsiapa tidak mempunyai kemampuan untuk menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa menjadi benteng bagi dirinya." (Muttafaqun ‘Alaih).
Hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa puasa adalah solusi bagi mereka yang belum mampu menikah untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat, karena puasa dapat menundukkan pandangan dan membentengi kemaluan. Puasa sebagai tirakat tidak hanya berarti menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melatih diri untuk menjauhi perbuatan buruk dan perkataan keji.
Dengan berpuasa, seorang Muslim melatih kesabaran, keikhlasan, dan pengendalian diri, yang pada akhirnya akan membimbingnya menuju ketakwaan dan menjauhkan dari perbuatan dosa. Ini adalah bentuk doa tirakat yang sangat fundamental dalam ajaran Islam.
Daftar Sumber
- Masruri, A., dkk. 2010. The Secret of Santet. Buku.
- Fadeli, Soeleiman. 2007. Antologi NU. Buku.
- Imam Muhtar. Tidak Diketahui. Nasihat-Nasihat Hikmah Para Sesepuh Nusantara. Buku.
FAQ
1. Apa itu doa tirakat dalam Islam?
Doa tirakat adalah amalan spiritual yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memohon hajat tertentu kepada Allah SWT.
2. Kapan waktu terbaik untuk melakukan tirakat?
Waktu yang dianjurkan adalah malam hari, terutama sepertiga malam terakhir.
3. Apakah tirakat harus disertai dengan puasa?
Tidak selalu, namun tirakat sering dilakukan bersamaan dengan puasa sunnah untuk menambah kekhusyukan.
4. Bagaimana cara memulai doa tirakat?
Dimulai dengan niat ikhlas, wudu, lalu dilanjutkan dengan sholat sunnah dan doa memohon hajat.
5. Siapa saja yang boleh melakukan tirakat?
Siapa saja yang beriman dan ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT diperbolehkan melakukan tirakat.
6. Apakah ada bacaan khusus dalam doa tirakat?
Tidak ada bacaan baku, tetapi dianjurkan membaca doa-doa dari Al-Qur’an dan hadits.
7. Berapa lama tirakat harus dilakukan untuk mengabulkan hajat?
Tidak ada ketentuan waktu, yang penting dilakukan secara istiqomah dan penuh keyakinan.