Gambaran Jembatan Sirotol Mustaqim dalam Al-Qur'an dan Hadist

2 months ago 29

Liputan6.com, Jakarta - Jembatan sirotol mustaqim merupakan gambaran jalan lurus yang menghubungkan manusia kepada Allah SWT, juga kehidupan akhirat yang penuh kebahagiaan.

Dalam tradisi Islam, sirotol mustaqim dipahami sebagai jembatan yang membentang di atas neraka jahannam sebagai satu-satunya jalan menuju surga. 

Melansir dari Konsep Al-Sirāt Al-Mustaqim dalam Al-Qur'an yang diterbitkan dalam jurnal Al Tadabbur, jembatan sirotol mustaqim merupakan jalan kebenaran yang dapat menghantarkan seseorang menuju Allah dan surga-Nya, yang hanya dapat dilalui dengan mengikuti ajaran Islam secara kaffah.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (07/08/2025).

Jembatan Sirotol Mustaqim

Secara etimologi, sirotol mustaqim terdiri dari dua kata dalam bahasa Arab: as-sirāt yang berarti jalan, dan al-mustaqīm yang berarti lurus. Dalam konteks keagamaan, jembatan sirotol mustaqim memiliki dua dimensi pemahaman yang saling berkaitan.

Jalan hidup yang lurus di dunia

Pertama, sirotol mustaqim dipahami sebagai jalan hidup yang lurus di dunia, yaitu agama Islam itu sendiri. Dalam konteks ini, sirotol mustaqim merupakan panduan hidup yang harus diikuti oleh setiap Muslim untuk meraih ridha Allah SWT.

Jembatan literal yang akan dilalui oleh seluruh umat manusia di hari akhir

Kedua, sirotol mustaqim juga merujuk pada jembatan literal yang akan dilalui oleh seluruh umat manusia di hari akhir. Jembatan ini digambarkan sebagai penghubung antara padang mahsyar dengan surga, yang membentang di atas neraka jahannam.

Mengutip dari buku Menuju Shiratal Mustaqim oleh Syaikh Dr. Bisyr bin Fahd AI-Bisyr, kata As Shirathul Mustaqim disebut di banyak ayat dalam Al-Qur'an, dan umat Muslim diwajibkan untuk mengikuti Shiratal Mustaqim serta meminta hidayah agar bisa menggapai Shiratal Mustaqim.

Para ulama sepakat bahwa sirotol mustaqim dalam dimensi duniawi adalah Islam sebagai agama yang sempurna, sementara dalam dimensi ukhrawi adalah jembatan yang harus dilalui setiap manusia untuk mencapai kehidupan abadi di surga.

Dalil Al-Qur'an tentang Sirotol Mustaqim

Al-Qur'an menyebutkan konsep sirotol mustaqim dalam berbagai ayat yang menggambarkan pentingnya jalan lurus ini bagi kehidupan manusia. Ayat yang paling familiar adalah dalam Surat Al-Fatihah yang dibaca dalam setiap rakaat salat.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Fatihah ayat 6:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

"Ihdinash-shirātal-mustaqīm"

artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus."

Ayat ini menjadi doa yang dipanjatkan setiap Muslim untuk memohon petunjuk menuju jalan yang benar.

Dalam Surat Hud ayat 56, Allah SWT menegaskan:

اِنِّيْ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللّٰهِ رَبِّيْ وَرَبِّكُمْ ۗمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ اِلَّا هُوَ اٰخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

"Innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm"

artinya:

"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus."

Menurut tafsir para ulama, ayat-ayat tentang sirotol mustaqim tidak hanya menggambarkan jalan hidup di dunia, tetapi juga menunjukkan realitas akhirat yang akan dihadapi setiap manusia. Konsep ini mencakup dimensi teologis, spiritual, dan eskatologis dalam Islam.

Dalam Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab, dijelaskan bahwa sirotol mustaqim adalah jalan yang luas yang dapat dilalui oleh semua orang tanpa berdesak-desakan, berbeda dengan sabil yang artinya jalan kecil atau lorong-lorong namun jumlahnya banyak.

Hadits tentang Jembatan Sirotol Mustaqim

Rasulullah SAW memberikan gambaran detail tentang jembatan sirotol mustaqim melalui berbagai hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat. Hadits-hadits ini menjadi sumber utama dalam memahami realitas jembatan di akhirat kelak.

Dari Abu Sa'id Al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda:

"Ballaganī anna al-jisr adaqqu min ash-sha'rati wa aḥaddu min as-sayf" yang artinya "Aku diberitahu bahwa jembatan itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang." (HR Muslim).

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW menjelaskan:

"Wa yuḍrab jisr jahannam... fa akūnu awwal man yujīz wa du'ā ar-rusul yawma'iżin Allāhumma sallim sallim" yang artinya "Dan dibentangkanlah jembatan di atas permukaan jahannam... Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: 'Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.'"

Rasulullah SAW juga menggambarkan berbagai kecepatan manusia saat melewati jembatan sirotol mustaqim. Ada yang melewatinya secepat kedipan mata, seperti kilat, seperti angin, seperti burung, dan seperti kuda yang berlari kencang, semuanya tergantung pada amal perbuatan masing-masing di dunia.

Mengutip dari Akidah Salaf vs Ilmu Kalam karya H. Masturi Ilham, kondisi orang yang melewati jembatan sirotol mustaqim bergantung pada amal perbuatan mereka sendiri. Ada yang selamat tanpa cacat, ada yang mengalami luka-luka, dan ada pula yang terjatuh ke dalam neraka jahannam.

Karakteristik dan Sifat Jembatan Sirotol Mustaqim

Para ulama memberikan berbagai deskripsi tentang karakteristik jembatan sirotol mustaqim berdasarkan hadits-hadits shahih yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW. Deskripsi ini memberikan gambaran tentang ujian berat yang akan dihadapi setiap manusia di akhirat.

  1. Ketipisan yang Luar Biasa: Jembatan ini digambarkan lebih tipis dari helai rambut yang dibelah tujuh, menunjukkan betapa sulit dan memerlukan keseimbangan sempurna untuk melewatinya.
  2. Ketajaman seperti Pedang: Permukaannya lebih tajam dari mata pedang, simbolisasi dari ujian yang sangat ketat dan tidak ada toleransi untuk kesalahan.
  3. Licin dan Mudah Tergelincir: Hadits menyebutkan bahwa jembatan ini sangat licin, memerlukan kekuatan spiritual dan amal saleh untuk dapat melewatinya dengan selamat.
  4. Terdapat Pengait dan Duri: Di sepanjang jembatan terdapat pengait-pengait dan duri-duri besi yang siap menyambar mereka yang tidak layak melewatinya.
  5. Membentang di Atas Jahannam: Jembatan ini terletak di atas neraka jahannam, sehingga mereka yang terjatuh akan langsung masuk ke dalam siksa neraka.

Menurut Syaikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi dalam Al-Khurasaniyyah Fi Syarhi 'Aqidah Ar-Raziyyaini, tidak ada jalan menuju surga kecuali melewati jembatan sirotol mustaqim ini, sebagaimana firman Allah dalam QS Maryam ayat 71: "Tidak ada seorang pun di antaramu yang tidak melewatinya."

Urutan dan Kondisi Saat Melewati Jembatan

Berdasarkan hadits-hadits shahih, terdapat urutan tertentu dalam proses penyeberangan jembatan sirotol mustaqim yang memberikan gambaran tentang keutamaan dan kedudukan berbagai golongan umat manusia di sisi Allah SWT.

Rasulullah SAW beserta umatnya

Pertama yang melewati jembatan adalah Rasulullah SAW beserta umatnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah dalam Ash-Shahihain. Ini menunjukkan keutamaan umat Islam sebagai umat terbaik yang pernah dilahirkan untuk manusia.

Kaum fakir miskin dari kalangan Muhajirin

Dari kalangan umat Muhammad SAW, yang pertama kali melewati adalah kaum fakir miskin dari kalangan Muhajirin, berdasarkan riwayat Tsauban dalam Shahih Muslim. Hal ini menunjukkan keutamaan orang-orang yang rela berkorban dan meninggalkan dunia demi agama Allah.

Kondisi penyeberangan sangat bervariasi tergantung amal perbuatan masing-masing individu di dunia. Orang-orang beriman yang memiliki amal saleh akan melewatinya dengan berbagai kecepatan:

  • ada yang secepat kilat,
  • seperti angin,
  • seperti burung, atau
  • seperti kendaraan yang baik.

Sementara mereka yang amalnya kurang akan mengalami kesulitan besar.

  1. Ada yang berjalan lambat sambil merangkak,
  2. ada yang tergantung di tengah jembatan,
  3. ada yang terluka-luka namun tetap selamat, dan
  4. ada yang terjatuh ke dalam neraka karena tidak mampu melewatinya.

Mengutip dari buku Agar Dimudahkan Rezeki karya Asep Maulana, salah satu amalan yang dapat memudahkan seorang Muslim melewati jembatan sirotol mustaqim adalah sedekah yang ikhlas karena Allah. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa berbuat kebaikan dengan bersedekah jadi dia diijinkan lewat ash shirat dengan memperoleh panduan."

Perbedaan Pandangan Ulama tentang Jembatan Sirotol Mustaqim

Para ulama memiliki pandangan yang beragam dalam memahami hakikat jembatan sirotol mustaqim, meskipun secara prinsip mereka sepakat tentang eksistensinya sebagai bagian dari peristiwa akhirat yang harus diimani oleh setiap Muslim.

  1. Pandangan Literal: Sebagian ulama memahami jembatan sirotol mustaqim secara literal sebagai jembatan fisik yang nyata akan dilalui di akhirat, dengan sifat-sifat yang disebutkan dalam hadits secara harfiah.
  2. Pandangan Metaforis: Beberapa ulama modern seperti Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah berpendapat bahwa penggambaran jembatan setipis rambut dibelah tujuh tidak memiliki dasar yang kuat dan bertentangan dengan makna kebahasaan shirat.
  3. Pandangan Simbolis: Ada ulama yang memahami jembatan sirotol mustaqim sebagai simbol dari ujian dan seleksi akhir yang akan menentukan nasib setiap manusia di akhirat berdasarkan amal perbuatannya.
  4. Pandangan Komprehensif: Mayoritas ulama salaf dan khalaf memahami konsep ini secara komprehensif, yakni mengimani keberadaan jembatan sebagaimana disebutkan dalam nash, sambil tidak terjebak pada detail-detail yang tidak memiliki dalil shahih.

Menurut Al-Qurthubi sebagaimana dikutip Quraish Shihab, sejumlah pakar hadits menilai bahwa penyifatan shirat yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang tidak memiliki dasar sama sekali dalam riwayat yang valid.

Namun demikian, semua ulama sepakat bahwa jembatan sirotol mustaqim adalah realitas akhirat yang harus diimani, dan yang terpenting adalah mempersiapkan diri dengan amal saleh untuk dapat melewatinya dengan selamat.

Sumber

  • Arief Rahman, Rahendra Maya, Solahudin. "Konsep Al-Ṣirāṭ Al-Mustaqīm dalam Al-Qur'an (Studi Tafsir Tematik Ayat-ayat yang Menjelaskan Term Al-Ṣirāṭ Al-Mustaqīm)." Al Tadabbur: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir, Vol. 03 No. 2, Oktober 2018.
  • Syaikh Dr. Bisyr bin Fahd AI-Bisyr. Menuju Shiratal Mustaqim.
  • M. Quraish Shihab. Tafsir al-Mishbah.
  • H. Masturi Ilham. Akidah Salaf vs Ilmu Kalam.
  • Asep Maulana. Agar Dimudahkan Rezeki.
  • M. Abdul Mujieb, Syaifah, dan H. Ahmad Ismail M. Ensiklopedia Tasawuf Imam Al Ghazali (2009).
  • Prof. Dr. Ali Muhammad Shallabi. Wasathiyah dalam Alquran: Nilai-Nilai Moderasi Islam dalam Akidah, Syariat, Akhlak (2007).
  • Rian Hidayat. Islam On The Spot Jilid III.
  • liputan6.com/quran/al-fatihah/6
  • liputan6.com/quran/hud/56

FAQ

1. Apa itu jembatan sirotol mustaqim?

Jembatan sirotol mustaqim adalah jembatan yang membentang di atas neraka jahannam yang harus dilalui oleh seluruh umat manusia di hari akhir untuk menuju surga. Jembatan ini digambarkan sangat tipis dan tajam, serta licin, sehingga hanya mereka yang memiliki amal saleh yang dapat melewatinya dengan selamat.

2. Siapa yang pertama kali melewati jembatan sirotol mustaqim?

Berdasarkan hadits shahih, Rasulullah SAW beserta umatnya adalah yang pertama kali melewati jembatan sirotol mustaqim. Dari kalangan umat Muhammad, yang pertama adalah kaum fakir miskin dari Muhajirin, kemudian disusul oleh orang-orang beriman lainnya sesuai dengan kualitas amal mereka.

3. Bagaimana cara agar bisa melewati jembatan sirotol mustaqim dengan selamat?

Untuk dapat melewati jembatan sirotol mustaqim dengan selamat, seseorang harus memiliki amal saleh yang kuat, iman yang benar, dan mengikuti ajaran Islam dengan baik. Amalan seperti sedekah, salat, puasa, dan perbuatan baik lainnya akan membantu mempercepat penyeberangan jembatan tersebut.

4. Apakah semua orang harus melewati jembatan sirotol mustaqim?

Ya, berdasarkan Al-Qur'an Surat Maryam ayat 71, tidak ada seorang pun yang tidak melewati jembatan sirotol mustaqim. Semua manusia tanpa kecuali harus melalui ujian ini untuk menentukan tempat mereka di akhirat, baik surga maupun neraka.

5. Apa perbedaan antara sirotol mustaqim sebagai jalan hidup dan sebagai jembatan?

Sirotol mustaqim memiliki dua makna: pertama sebagai jalan hidup yang lurus di dunia yaitu agama Islam, dan kedua sebagai jembatan literal di akhirat. Keduanya saling berkaitan karena mereka yang mengikuti sirotol mustaqim di dunia (Islam) akan dimudahkan saat melewati jembatan sirotol mustaqim di akhirat.

6. Mengapa jembatan sirotol mustaqim digambarkan begitu menakutkan?

Penggambaran jembatan yang tipis, tajam, dan licin melambangkan ketatnya seleksi dan ujian di akhirat. Ini menunjukkan bahwa jalan menuju surga tidaklah mudah dan memerlukan persiapan amal saleh yang serius selama hidup di dunia. Gambaran menakutkan ini juga bertujuan untuk memotivasi manusia agar lebih giat beribadah.

7. Apakah ada doa khusus untuk dapat melewati jembatan sirotol mustaqim?

Doa yang paling utama adalah membaca Surat Al-Fatihah dengan khusyuk, terutama ayat "Ihdinash-shiratal-mustaqim" (tunjukilah kami jalan yang lurus). Selain itu, memperbanyak istighfar, salawat kepada Nabi, dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW untuk keselamatan di akhirat juga sangat dianjurkan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |